9.07.2013

Menunggu Dia

Makan sehari bisa sekali. Mau tidur nggak enak. Bangun tidur keingetan juga nggak enak. Jantung rasanya berdebar-debar kalau ingat dia, serasa lompat ke sana ke mari kegirangan. Eh tapi jangan salah, si empunya jantung bukannya senang. Tapi gugupnya minta ampun..

Aku sedang benar-benar gugup menunggu, menunggu kedatangannya. Segala persiapan dilakukan, aku harus tampak benar-benar siap pada hari itu. Aku tidak boleh terlihat kurang persiapan, aku juga harus tampil prima dan bisa mengupayakan hal terbaik yang bisa aku berikan.

Ku hitung mundur hari demi hari menjelang hari H tersebut. Jalan ke sana jalan ke sini. Aku sudah terlihat seperti gosokan ibu-ibu menjelang hari kerja. Sibuk! Sesekali mengusap kepala, menggaruk-garuk rambut yang tidak gatal sama sekali dan sesekali menghembuskan napas panjang. Fiuuuuuuuuuuuuuuuuuuuhhhhhh...

Bosan, suntuk. Pergi ke kamar mandi keramas, mungkin kepala bisa mendingin dan mengencerkan kembali ide-ide yang membeku untuk melakukan sesuatu yang berkesan di hari H itu. Sejenak kegalauannya hilang, lalu bercermin sebentar. Lalu berpikir lagi, "Sudah siap ketemu dia?" Ah belum, kata hatiku.

Membuka handphone tidak ada pesan. Melihat kertas-kertas coretan malah bertambah gugup. Ah, akhirnya aku putuskan saja apa yang harus aku lakukan ketika bertemu dengannya. Nanti aku akan begini, kira-kira akan menimbulkan respon begitu. Nah, mungkin bisa dilanjutkan dengan melakukan ini. Nah, berarti aku perlu melakukan ini, itu juga.

Wah, ternyata banyak ya yang harus dilakukan. Aku kirim pesan kepada seseorang. Ah, lama sekali belum dibalas. Kira-kira pesanku terkirim tidak ya? Mmm. sunyi dan menunggu, kombinasi yang pas. Suara putaran kipas angin kecil itu saja sampai terdengar. Aku kembali mengecek handphone, ternyata ada balasan. "Ah, ditolak! Ah bagaimana ini?" Ah, aku harus bertanya pada yang lain saja.

Ah kamu, kenapa akhirnya kamu datang juga. Aku belum siap, tapi kapan aku akan benar-benar siap? Aku akan menyambutmu dengan baik, tenanglah. Jadi, berjalanlah sesuai rencanaku. 

Cuplikan kata-kata di atas sedang menunjukan bahwa aku, emm.. bukan bukan! Aku bukannya sedang jatuh cinta. Aku hanya menunggu hari H!

Tunggu cerita selengkapnya..

Hari itu adalah.. baca ini --> Jawaban dari Menunggu Dia

No comments: