3.31.2015

Menjaga Kepercayaan

"Sebagian orang sulit untuk menyatakan perasaannya (misal menceritakan masalahnya) kepada orang lain. Oleh karena itu, ketika kamu mendapatkan kesempatan untuk mendengarnya, jagalah kepercayaan tersebut. Dengan tidak mengumbar, misalnya."

Hidup atau Kita yang Tak Adil?


Di saat ada banyak orang tidak memiliki pilihan untuk makan, kita mengeluh "makan apa siang ini?"

Di saat ada banyak orang tidak memiliki atap untuk berteduh, kita mengeluh dari dalam rumah "hari ini panas sekali".

Di saat ada banyak orang harus bekerja keras untuk sesuap nasi, kita mengeluh "gajiku sedikit sekali".

Di saat ada banyak anak putus sekolah, kita mengeluh "kuliah itu melelahkan sekali".

Di saat ada banyak orang harus berjalan kaki, kita mengeluh di atas kendaraan "perjalanan ke sana jauh sekali".

Di saat ada banyak orang kehilangan orang yang disayang, kita mengeluh "orang tuaku cerewet sekali".

Di saat ada banyak orang serba kekurangan, kita mengeluh.. Jika sedikit saja tidak membuatmu bersyukur, bagaimana dengan yang banyak?

Sebenarnya, siapa yang tidak adil, hidup atau kita? Mungkinkah, mereka yang tak beruntung itu yang seharusnya ada di posisi kita?

#ntms


3.28.2015

Anak Farmasi Itu...(Harus) Multitalent


Beberapa kali saya menengok bagian traffic source blog ini, saya mendapati beberapa orang (mungkin) tersesat saat sedang mencari clue tentang seperti apa sih mahasiswa farmasi itu. Mungkin, sebagian besar yang mencarinya adalah para pencari petunjuk masa depan, a.k.a anak-anak SMA yang ingin melanjutkan kuliah.

Well, susah juga menggambarkan seperti apa tepatnya anak farmasi itu dan segala tetek bengek dunia perkuliahannya. Tapi, saya rasa dalam beberapa situasi secara garis besar kehidupan anak farmasi itu hampir serupa. Satu hal yang saya dapat simpulkan dari sekian banyak hal adalah anak farmasi itu (harus) multitalent.

Ada yang mengatakan anak farmasi itu harus pintar kimia. Boleh saya katakan, ada benarnya juga namun tidak sepenuhnya. Ada banyak hal yang juga penting untuk membuat kalian bertahan dalam menjalani kehidupan mahasisa farmasi. Sebagian besar memang kita dihubungkan oleh subjek kimia. Tentu saja, kan yang dipelajari obat. Namun, tidak hanya itu. Kita juga dituntut untuk menguasai pelajaran lain seperti matematika, fisika, biologi, dll. Bahkan kemampuan seperti meracik, cara berkomunikasi dan manajemen (terutama manajemen waktu) itu penting sekali untuk dimiliki. 

Tomoya's Proposal





Pernah nonton Clannad + after story? Ini anime yang bagus. Saya suka temanya, juga pesan-pesannya. Meskipun ada bagian-bagian yang sulit dipahami. Dari sekian romantic scene-nya, ini yang paling saya suka. Tetap bertahan bersama orang yang kita sayangi meskipun keadaan tersulit dan terburuknya itu sesuatu bukan? Hehe. Nonton gih, ada komedinya juga.

Misunderstanding Islamic Jargon


A : "Besok bisa datang nggak ke acara ini?" 
B : "Wah, nggak tahu nih. Mungkin datang, tapi Insya Allah ya.."
(Seketika itu juga si A menyimpulkan bahwa B tidak akan datang. Kemudian terbukti B memang tidak datang.)

Pertanyaannya adalah mengapa demikian?

Seringkali kita memilih menyelipkan kata Insya Allah untuk memberikan penolakan dengan halus. Mungkin, agar kesannya tidak terlalu blak-blakan. Namun, seperti sudah menjadi rahasia umum. Setiap kali seseorang mengatakan sebuah janji yang diselipi kata insya Allah maka besar kemungkinan mereka tidak akan memenuhinya.

Apakah kalian pernah mengalami hal seperti itu? 

3.26.2015

Haram?

Gambar nemu di @yeahmahasiswa

Apakah di antara kalian pernah memikirkan hal semacam ini? Saya tahu, mengubah lelucon menjadi sebuah 'pesan hidup' itu tidak asyik bukan? Namun, bagaimana jika tulisan tersebut benar? Bagaimana jika guraun yang mungkin hanya sekedar lalu itu pernah kita lakukan? Kadang, kita mengambil sesuatu yang bukan hak kita. Bahkan sialnya, sesuatu itu seperti lingkaran setan. Seperti kita mengambil pulpen, kemudian pulpen tersebut kita gunakan untuk mencatat. Lalu, kita belajar dari catatan tersebut, mendapatkan ilmu dan ilmu tersebut dipergunakan untuk bekerja. Jika diteruskan kita menghasilkan uang dari bekerja, dan uang itu kita gunakan untuk makan dst. Semuanya haram! Semuanya membuat kita menanggung dosa. Terdengar ekstrim memang, namun bagaimana jika itu benar? Kita seperti sedang ikut MLM saja, namun yang berkembang adalah dosa. Jangan-jangan nantinya kita akan sungguhan mendapatkan kapal pesiarr!! Haha tentu saja untuk membawa kita menuju neraka. Sederhana saja.. Tapi, sanggupkah jika kita memikulnya? #thoughtful

Membeli Pengalaman

Ada sebagian orang yang menurut saya jauh lebih kaya dibandingkan orang yang memiliki banyak uang sekalipun. Orang seperti apakah itu? Mereka adalah orang-orang dengan banyak pengalaman. Terkadang, saya sangat iri dengan orang-orang semacam ini. Mereka sangat 'kaya'. Sekalipun saya memiliki banyak uang, rasanya saya tidak akan bisa membeli pengalaman mereka. Mengapa? Karena pengalaman itu telah ditukar dengan banyak hal. Waktu, tenaga, perhatian, bahkan mungkin perasaan. Terlalu banyak hal berharga digadaikan untuk sebuah pengalaman. Itulah sebabnya, saya merasa orang yang memiliki banyak pengalaman itu kaya sekali.

Priceless! Berbahagialah kalian dengan sejuta pengalaman.. Saya benar-benar iri. :)

Don't Chase the Butterfly!


Gambar dari Clannad

You know what i mean? In the time, we will get what we deserve. For sure, 

Naik Level


Saya pernah menuliskan tentang kehidupan tidak akan pernah menjadi lebih mudah di sini. Setiap saat kita dihadapkan pada tantangan baru, kesempatan baru, kesulitan baru. Semuanya, tidak pernah lebih mudah, semuanya semakin sulit dan berat. Namun tentunya, kita pun semakin berkembang menjadi pribadi yang lebih kuat dan tangguh.

Seperti sedang bermain game, level permainannya semakin lama akan semakin sulit. Untuk melalui satu level baru, kita harus berusaha memikirkan trik atau cara baru yang berbeda saat memainkan level sebelumnya. Bahkan, kita harus bertahan lebih lama. Saat gagal kita akan mengulangnya kembali, kemudian mencari tahu dan mulai memahaminya. Jika cara ini tidak berhasil, maka mungkin cara itu akan berhasil. Kita mengulangnya, berusaha sampai melalui setiap level dan mencapai level tertinggi, tersulit.

3.22.2015

Beratnya Amanat

"Sesungguhnya, Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung; tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya (berat), lalu dipikullah amanat itu oleh manusia. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat bodoh."
-(QS: Al-Ahzab; 72)

Seandainya manusia juga mengetahui beratnya amanat, mungkin mereka akan enggan memikulnya. Namun sungguh manusia itu sangat bodoh.

#WeeklyOneAyah

3.13.2015

Pemikul Dosa

"Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Dan jika seseorang yang dibebani berat dosanya memanggil (orang lain) untuk memikul bebannya itu tidak akan dipikulkan sedikit pun, meskipun (yang dipanggilnya itu) kaum kerabatnya. Sesungguhnya, yang dapat engkau beri peringatan hanya orang-orang yang takut kepada (azab) Tuhannya (sekalipun) mereka tidak melihat-Nya dan mereka yang melaksanakan salat. Dan barang siapa menyucikan dirinya, sesungguhnya dia menyucikan diri untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan kepada Allah-lah tempat kembali."
(QS: Fatir;18)
#WeeklyOneAyah

3.12.2015

Lubang di Hati

"Seseorang yang sudah kau cintai selama enam tahun, akan melekat di hati seperti karat pada besi. Jika karat itu disingkirkan, besi itu akan berlubang." -Love Interrupted

"Kalimat itu mungkin benar, ada seseorang dalam hidupmu yang ketika ia pergi, maka ia juga membawa sepotong hatimu. Alysa, kau pergi. Dan kau bahkan membawa lebih dari separuh hatiku." -Sepotong Hati yang Baru

Ketika kita menempatkan seseorang di sudut istimewa dalam hati kita, mereka akan meninggalkan ruang kosong saat pergi. Dan tidak selalu mudah untuk mengisi atau bahkan menggantikan ruang kosong itu.

3.11.2015

Mengeluh

"Mengeluh pada banyak orang ialah cara termudah mengubah gelap setitik menjadi pekat semesta. Bijaklah pada dunia." -Ust. Salim A. Fillah

Tidak Pernah Memiliki

Ada sebuah hikmah dari setiap hal yang kita alami, setidaknya saya percaya itu. Dari sekian hal yang saya alami belakangan ini saya tersadar bahwa kita tidak pernah memiliki sesuatu. Kita, hanya diberi kepercayaan untuk dititipi sesuatu.

Maka, ketika kehilangan sesuatu tidak seharusnya kita bersedih hati. Karena sesungguhnya yang hilang bukanlah milik kita. Sesungguhnya titipan itu, hanya diambil kembali oleh si empunya. Bukankah itu wajar? Bukankah sebagai orang yang dititipi, kita harusnya selalu siap kapanpun si pemilik akan mengambil titipannya?

Tentu saja, iya.

Rahasia untuk tidak merasa kehilangan yaitu dengan menganggap kita tidak pernah memiliki sesuatu. Segala sesuatu yang ada di diri kita tidak benar-benar ada di dalam diri kita. Anggaplah ia menjadi sesuatu yang melekat, di luar bukan di dalam. Sehingga saat ia pergi, hilang atau bahkan diambil kita tidak kehilangan bagian dari dalam diri kita. Kita hanya melepaskan apa yang tadinya melekat. Dan itu tidak akan mengurangi apapun dari diri kita, meninggalkan lubang, celah atau semacamnya.

Untuk apapun itu yang terlihat seperti milikmu. Harta, ilmu, rupa, bahkan orang yang kau sayang sekalipun.

3.05.2015

Obrolan Adik-Kakak 2

S : "Ikan!" (Mengomentari dp bbm hasil kerokan kakak kedua)
K : "Abis mancing.."
S : "Mancing kemana emang?"
K : "Di laut."
S : "Dapat udang nggak? Lama nggak dikasih udang gede nih." :p
K : "Iya ntar ya kakak pancingin."
S : "Iya, tunggu adik pulang bang."
K : "Tumben manggil abang?"
S : "Becanda aja kak, kayak anak gahol."
K : "Kalau ngomongnya kayak gitu kayak bukan ayu yang kakak kenal. Be yourself aja."
S : (Jleb, padahal niatnya becanda). Hehe "Iya kak becanda aja kok." Brb ngalihin pembicaraan.

Panggilan kakak sudah teramat melekat. Bahkan ingin mengganti menjadi panggilan 'mas' yang kesannya lebih dewasa saja susah. Baiklah kakak, saya akan tetap menjadi diri sendiri seperti yang kau minta. ;)

Obrolan Adik-Kakak 1

A : "Kak aku kalah OSN-nya." (Ceritanya si adek ikutan OSN astronomi ngikutin saya dahulu kala.
S : "Ya nggak papa, belajar lagi buat tahun depan."
A : "Iya kalau ikut." (Beneran sedih kayaknya)
S : "Terus siapa yang menang?"
A : "Kakak kelasku juara 2."
S : "Yasudah nggak papa, belajar lagi. Nggak sekolah kah jam segini?" (Tumben banget si adek ngechat jam segini)
A : "Lagi libur.. Ada TO. Tapi banyak PR."
S : "Ya dikerjain dong.. Semangat!" (Saya tahu adek saya ini lebih rajin soal urusan PR dibanding saya dulu).
A : "Aku dapat tugas mengawetkan binatang kak."
S : "Terus mau ngawetin apa? Serangga kah?"
A : "Bukan, kodok."
S : (tercengang) -___- "Emang nggak ada binatang lain apa?"
A : "Itu masih mending tahu, temenku ngawetin kadal."
S : :O (Beneran kaget) "Ya ampun.. Haha"
A : "Si Dimas (keponakan kami, tapi seumuran sama si adek) malah ngawetin ubur-ubur."
S : (Speechless) Haha

Pelajaran SMA zaman sekarang. :D Salah satu percakapan absurd dengan si Adek yang selalu ingin mengikuti jejak kakaknya. :')

3.04.2015

Disitu Saya Merasa Sedih

Sedih ketika memiliki perasaan "sepertinya saya yang datang paling terlambat" kemudian mendapati kenyataan saya yang ternyata datang lebih dulu.

Sampai kapan? :(