7.20.2015

Benang Kusut


Waktu yang Tepat

Saya percaya, dalam setiap hal yang tertunda ada hal yang lebih baik tengah dipersiapkan untuk kita. Ada peran-peran yang dihadirkan belakangan, ada kejadian-kejadian yang terjadi tanpa dugaan. Semua itu adalah skenario-Nya yang rumit. Kita yang mementaskan drama di atas panggung tidak perlu tahu itu. Kita hanya perlu menjalankan peran kita sebaik mungkin. Kita tidak perlu mempertanyakan tangan-tangan yang bekerja di balik layarnya. Yang kita tahu, the show must go on. Dan Sutradara manapun, selalu ingin pentasnya berakhir dengan baik bukan? Begitu pun akhir cerita kita. Percayalah, jika tidak bahagia itu bukanlah akhirnya.

Tetap Bergerak

Gambar dari sini
Enstein pernah berkata, "Life is like riding a bicycle. To keep your balance, you must keep moving."

Adakalanya  kita merasa lelah, tergopoh-gopoh, terseok-seok dalam menjalani kehidupan. Ingin rasanya sesekali meminta waktu untuk dihentikan. Ingin rasanya mengatur ulang napas, mengumpulkan energi untuk kembali bergerak.

Namun ini hidup. Saat engkau berhenti, yang kau dapati bukan hidup yang lebih baik. Saat engkau berhenti bukannya mampu menyesuaikan langkah dan ritmenya, justru kau akan mendapati segalanya makin berantakan.

Karena inilah kehidupan. Kau harus tetap bergerak agar seimbang. Kau harus tetap bergerak agar tak oleng. Kau tidak harus berhenti, pun kau tidak harus buru-buru. Kau hanya harus memelankan kayuhanmu, menengok ke kanan dan kiri, menikmati perjalananmu. Karena inilah kehidupan. Kau harus tetap bergerak. Karena jika kau berhenti, itu tandanya kau sudah mati.

7.16.2015

Obrolan Adik-Kakak 3

A: Bapak abis potong rambut?
B: Nggak kok.
A: Kata mama keliatan ganteng.
M: Kapan mama bilang gitu? *blushing*
B: Ya iya dong, kalau nggak ganteng mama mana mau.
A: *ketawa jail*
S: :))) *ketawa banget*

Ket: A= adik saya; B= bapak; M= mama; S= saya.

Bahagia itu sederhana. :)

7.04.2015

Memohon Ampunan

Siang ini, alhamdulillah saya dan teman-teman kembali mengadakan liqo dengan kak Vika. Bahasan siang ini adalah tentang Mulianya bulan Ramadhan. Kak Vika pun menyinggung amalan-amalan yang sebaiknya dilakukan di bulan Ramadhan. Salah satunya adalah waktu yang baik untuk berdoa, seperti pada saat berbuka. Saat tahu tentang baiknya waktu ini untuk meminta kepada Allah (bahkan beberapa orang pun sampai merekomendasikan membuat list permohonan), saya pun mencoba untuk memanjatkan banyak doa sewaktu berbuka. Namun, satu dua kesempatan saya dapati permintaan saya amatlah banyak. Saya ingin bisa lulus tahun ini, saya minta orang tua saya panjang umur dan selalu dilancarkan rezekinya, saya minta jodoh yang baik, dan banyak hal lainnya. Kadang, saya sampai ingin menangis karena sempitnya waktu sementara masih banyak hal yang ingin saya minta.

Namun di antara banyak hal yang dijelaskan kak Vika, ada satu hal yang sangat menarik bagi saya yaitu tentang meminta ampunan. Dikatakan, tidak akan bertakwa seseorang sebelum diampuni dosanya. Bulan Ramadhan adalah saat untuk memperoleh ampunan dan Ridho Allah. Memohon ampunan, adalah hal yang kadang terlupakan. Kita sibuk berpuasa, sibuk mengaji, sibuk sholat sunnah, sibuk bersedekah, bahkan saya sibuk meminta doa dikabulkan. Kita sibuk melakukan itu semua lalu melupakan hal yang tak tampak, sebuah pengampunan.

Saya pun berpikir, apakah mungkin doa-doa kita, amalan-amalan kita akan diterima oleh Allah saat kita belum mendapatkan ampunan-Nya? Apakah mungkin Dia memberikan Ridho-Nya? Bayangkan saja seperti ini, saat itu Ibumu sedang marah besar karena kamu melakukan sebuah kesalahan fatal. Apakah pada saat itu kamu berani untuk meminta uang jajan lebih? Apakah saat itu kamu berani berkata "Bu, aku pergi main dulu ya!" dengan sumringah. Tentu tidak. Kita tidak akan berani melakukan hal-hal semacam itu saat tahu kita memiliki kesalahan dan belum diberi maaf. Lantas, masih beranikah kita meminta banyak hal saat dosa kita masih menggunung? Masih beranikah kita dengan yakinnya merasa semua amalan kita diterima saat belum meminta ampun pada Allah?

Gambar dari sini
"Bila engkau berdoa dan waktu begitu sempit sementara dadamu dipenuhi sessak hajat yang begitu banyak, maka jadikan seluruh isi doamu agar Allah memaafkanmu. Karena bila Dia memaafkanmu, maka semua keperluanmu akan dipenuhi olehNya tanpa engkau memintanya."
-Ibnu Qayyim