Aku suka sekali dengan kata-kata ini:
Nabi Muhammad Rasulullah bersabda bahwa “Wanita adalah tiang Negara!”. Hancur atau majunya suatu Negara tergantung bagaimana kondisi perempuan yang ada di dalamnya.Seorang penyair bahkan mengatakan bahwa seorang ibu ibarat sekolah, apabila kamu siapkan dengan baik. Berarti kamu menyiapkan satu bangsa yang harum namanya.Tidak heran jika muncul ungkapan, dibalik kelembutan seorang wanita ia bisa mengayunkan buaian di tangan kanan dan mengguncang dunia dengan tangan kirinya.Dikutip dari sini
Sebagai seorang perempuan, bangga tidak? Nasib bangsa ada di tangan kita! Coba lihat! Mungkin sesaat kita patut untuk berbangga diri. Para pemimpin-pemimpin hebat, siapa yang melahirkan mereka? Wanita.
Eit! Tunggu sebentar! Coba kita pikir ulang. Bagaimana nasib bangsa kita? Bagaimana kondisi wakil-wakil rakyatnya? Banyak tikus berdasinya? Lalu, siapa yang melahirkan para tikus berdasi itu? Wanita.
Begitulah. Kalau negara kita acak-adul, moralnya bobrok, harusnya kita bertanya pada diri sendiri hai kaum wanita! :) Kita mungkin boleh bangga, namun kita harus jauh lebih waspada.
Aku adalah salah satu orang yang meyakini sistem kaderisasi terbaik itu datangnya dari keluarga. Dan wanita (ibu) adalah peran yang utama. Maka dari itu, supaya bangsa itu maju maka cerdaskanlah kaum wanitanya.
Aku akui, aku adalah orang yang haus ilmu. Aku merasa ada terlalu banyak ilmu di dunia ini yang sekalipun aku habiskan seumur hidup untuk mempelajarinya tidak akan mampu untuk menguasai semuanya. Ibarat minum air garam, semakin diminum maka semakin menimbulkan rasa haus. Begitulah ilmu, semakin kita mempelajari sesuatu maka kita akan semakin merasa kecil dan tidak punya apa-apa. Makanya aku tidak heran dengan orang yang sampai kuliah dengan 22 gelar. Dia mungkin "haus ilmu" :). Dan sebagai wanita kita harus "haus ilmu".
Kembali lagi soal wanita. Tentu saja untuk melahirkan generasi-generasi yang cerdas diperlukan pendidik yang cerdas pula. Maka bagi kalian wanita, jadilah wanita yang cerdas. Belajarlah banyak hal, karena tanggung jawab kita mungkin bukanlah menjadi pemimpin. Namun, tanggung jawab kita adalah melahirkan pemimpin-pemimpin itu sendiri. Tentunya pemimpin yang berkarakter dan bermoral.
Marilah kita ayunkan buaian dengan tangan kanan kita, dan kita guncang dunia dengan tangan kiri kita!
Di balik pria yang hebat ada wanita yang hebat (pula). Dan wanita itu boleh jadi ANDA.
(Coba lihat, Aisyah itu tentu bukan wanita sembarangan yang dikirimkan untuk mejadi pendamping Rasulullah. Cerdas dan Pemberani. See?)
Note: FYI, dulu aku sering sekali dihinggapi pemikiran bahwa menjadi laki-laki itu jauh lebih baik. Bahkan aku sering berpikir seandainya aku dilahirkan sebagai laki-laki. Aku merasa wanita itu punya hak untuk menjadi setara dengan laki-laki. Dan ternyata belakangan ini aku sadar, ternyata ini adalah hasil dari pemahaman sekulerisme dan liberalisme yang tertanam di benakku. Luar biasa hebat pemahaman ini, merasuk tanpa pernah disadari. Coba kalian pikirkan sekali lagi, apakah kalian termasuk salah satunya? Kalau iya, segeralah sadar!
Special Info: Ini ada sedikit hasil obrolan dengan Ibu Aya, Dosen Farmasi-ku khususnya di bidang Farmakologi Imunologi dan sebangsanya itu. :D Kata beliau, berdasarkan penelitian, gen kecerdasan itu hanya diturunkan dari pihak wanita. Makanya, kalau mau memiliki anak yang cerdas nikahi lah wanita yang cerdas pula (sebagai salah satu bentuk usaha mungkin ya haha). "Kalau nikah itu, jangan cuma liat dari wajahnya aja." Kata beliau. Naaah.. hihi
Baca juga ini biar tambah cerah >> http://ahwazisaputra.blogspot.com/2013/04/wanita-adalah-tiang-negara.html
No comments:
Post a Comment