9.04.2013

Rekonstruksi Mimpi


Rekonstruksi mimpi, itulah hal yang aku lakukan tadi malam. Menuliskan mimpi agar menjadi kenyataan itu sepertinya memang bukan teori semata. Karena aku sudah membuktikan banyak hal yang aku tuliskan memang benar-benar tercapai pada akhirnya--cepat atau lambat. Mengapa bisa begitu ya? Mungkin karena dengan menuliskan mimpi-mimpi kita itu berarti mendekatkan kita dengan mimpi itu. Dalam bentuk tulisan juga lah kita bisa mengingatnya dan menghidupkkannya. Karena aku sadar betul ketika mimpi itu tidak dituliskan maka perlahan-lahan ingatan akan mimpi itu akan lenyap, padam. Bagaimana bisa diwujudkan jika diingat saja tidak? :)

Kenapa aku katakan rekonstruksi? Sebelumnya izinkan aku sedikit bercerita ya.. Oh ya, kadang aku  menyamakan mimpi dengan sebuah target--supaya yang baca nggak bingung.  Jadi sejak SMA aku sudah mulai menuliskan impian-impianku sedikit demi sedikit. Waktu itu belasan, dan mungkin sampai sekarang hanya tersisa 1-2 saja yang belum tercapai. Ketika aku melihat catatan itu lagi, rasanya begitu ajaib, "sudah terwujud semua ya? :)"

Kemudian, aku terus melanjutkan untuk menuliskan mimpi-mimpi itu kembali ketika kuliah--sekarang. Ada sekitar 100 lebih mimpi yang ingin aku wujudkan waktu itu. Ekstrim? :D Sudah ada beberapa yang terwujud dan berubah menjadi sekedar coretan kok, bukan sekedar mimpi lagi. Bahkan ada yang tercapai dengan hasil lebih dari yang aku tuliskan. See? :)

Nah, karena beberapa hari ini aku merasa sedikit kurang bersemangat menjalani kehidupanku ini (hehe), akhirnya aku buka kembali buku kecil tempat aku menuliskan mimpi-mimpi itu. Setelah aku baca-baca dengan diselingi senyum-senyum geli, aku tersadar. Buku ini terlalu penuh dengan mimpi, lebih tepatnya mimpi yang tidak terarah.

Ada banyak sekali hal yang ku tulis dalam bentuk abstrak--tidak jelas dan rinci. Seperti misalnya aku tuliskan ingin menguasai bahasa asing, tapi aku tidak menuliskan bahasa apa yang ingin aku kuasai. Sedangkan menurut sebuah akun twitter yang pernah ku baca, "Tuliskan mimpimu dengan jelas, spesifik!". Maka dari itu aku mulai memilih-milih kembali mana mimpi yang harus diwujudkan dan disesuaikan dengan visi dan misi kehidupan.

Sejauh ini dari sekitar 140 mimpi atau target-target itu sudah aku susutkan menjadi 30 mimpi yang harus diwujudkan. Insya Allah ini telah disesuaikan dan dipikirkan dengan baik dan tidak ketinggalan lebih spesifik. hehe Mimpi yang paling pertama adalah ingin benar-benar memperbaiki diri dan menjadikan Islam itu pegangan sampai mati. Kenapa aku tulis begitu? Karena ini adalah mimpi yang berkepanjangan sekaligus menjadi point penting dari semuanya. Ibaratnya, aku ingin inilah mimpi atau target yang akan menjadi pondasiku sampai nanti. Kalau pondasinya kuat, maka semakin ke atas pasti akan tetap kokoh. :)

Bagitulah ceritanya sampai pada kesimpulan aku harus me-rekonstruksi mimpi-mimpi itui, meyusun ulang dan memilah-milih. Mungkin setiap orang punya banyak sekali mimpi yang ingin dia wujudkan, tapi terkadang lupa untuk ditulis atau tidak spesifik dan terarah. Coba cek lagi buku mimpi kalian, lihat dan susun ulang jika perlu.

Jangan berhenti bermimpi teman, tuliskan dan sesuaikan dengan tujuan hidupmu. Karena aku yakin bermimpi itu adalah salah satu bentuk perencanaan. Kita mungkin tidak bisa merubah dari rahim siapa kita lahir, dari keluarga mana kita berasal. Tapi kita diberi kesempatan seluas-luasnya untuk menentukan mau jadi seperti apa kita nanti.

Tulisan ini, blog ini, sejak awal aku buat untuk mengingatkanku akan mimpi-mimpiku. Mungkin hari ini kalian atau bahkan aku sendiri boleh meragukan betapa tingginya mimpi yang aku buat. Tapi ketahuilah, jika kita masih mampu untuk membayangkannya maka itu berarti kita masih bisa menjangkaunya, dan MEWUJUDKANNYA.

Salam hangat untuk para pemimpi di luar sana!

No comments: