Ia jelas boleh dikatakan tidak lagi muda, mungkin kira-kira usianya di atas 50 tahun atau setidaknya mendekati itu. Begitu pula dengan istrinya. Kehidupan mereka terlihat amat sederhana, tetapi justru menarik hatiku.
Ketika pertama kali bertemu dengan kedua pasangan suami istri ini. Aku disambut dengan senyum ramah. Dengan sigap mereka menawarkan untuk masuk ke dalam rumah mereka, namun ku tolak karena tidak ingin merepotkan. Rumah mereka biasa-biasa saja. Tapi aku merasa seperti tamu yang amat istimewa di kediaman sederhana mereka tersebut.
Ku utarakan maksud dan tujuanku menemui mereka. Ah, mereka tentu amat senang mendengarnya. Kami menyatakan beberapa permintaan, dan dalam sekejab saja pria itu iya-kan. Benar-benar negosiasi yang singkat dan mudah. Seandainya birokrasi di Negeri ini macam begini prosesnya.
Pria tersebut dan istrinya adalah seorang penjual balon gas. Tidak seperti kebanyakan penjual jasa, aku merasa mereka punya daya pikat yang berbeda. Mereka tidak hanya menjual jasa dan barang mereka. Mereka lebih dari itu, mereka juga melayani dengan hati.
Tidak banyak penjual barang atau jasa saat ini yang benar-benar memperhatikan aspek pelayanan dengan hati. Ya, mungkin bisa dibilang mereka memiliki sudut pandang "Lagipula, yang butuh kan pembeli". Padahal, slogan melayani dengan hati sering sekali aku lihat di banyak tempat yang menawarkan pelayanan jasa. Namun, pada kenyataannya mereka amat jauh dari slogan yang mereka dengung-dengungkan itu.
Mungkin mereka harus belajar, dari pasangan Bapak dan Ibu penjual balon tersebut. Bahwa, sedikit senyuman dan pelayanan yang tulus itu mungkin terlihat sederhana. Namun, sungguh membekas di hati orang-orang seperti saya. Mungkin saya pun juga harus belajar, sebanyak apapun yang sudah saya punya, tetap harus hargai hal-hal kecil yang datang kepada saya. Seperti mereka yang menghargai setiap pelanggan yang datang ke rumah mereka.
Mungkin kita semua harus belajar, tidak perlu menunggu keadaan yang serba lebih untuk memberikan penghargaan pada orang lain. Karena penghargaan dari hati yang tulus itu jauh lebih berharga dibandingkan penghargaan materi.
No comments:
Post a Comment