11.25.2015

Advice Series to My Sister in Islam


Alhamdulillah akhirnya Advice series ini kelar juga. Senang sekali rasanya bisa belajar menggambar sekaligus menyebarkan pesan kebaikan, terlebih project ini cukup mendapatkan feedback yang positif. Saya pun semakin semangat membuat project lainnya. Nantikan ya! :D

Btw, feel free to share this artwork for your sister, k? ;)

11.15.2015

You Still Have Chances




Salah banget nonton ini pas lagi homesick. Udah nggak tahan mulai dari pertanyaan ketiga. T.T I remember my last hug with her and it was just... She even about to cry. Watch it and I shouldn't ask, you sure will cry (too).

11.12.2015

Melanjutkan Impian

Halo, sudah lama sekali sejak terakhir kali saya bercerita di blog. Rasanya, ada satu bulan yang benar-benar tidak terisi dengan satu postingan pun. Ada banyak hal yang terjadi dan saya lalui. Mulai dari hectic-nya menyusun bab 4 skripsi, mengejar-ngejar jadwal sidang, bekerja di proyek penelitian, wisuda, pindahan kos, pulang kampung, sampai mengikuti tes apoteker. Kalau dipikir-pikir lagi, ada banyak hal yang sepertinya sangat sulit dilalui (pada masa itu) akhirnya terlewati. Alhamdulillah.

Hal-hal yang saya sebutkan di atas benar-benar menguras banyak tenaga, waktu, pikiran dan perasaan. Saya saat itu hampir tidak mendapat waktu untuk sidang hasil dan akhir karena dosen pembimbing saya cuti hamil dan melahirkan, ditambah lagi dosen penguji saya harus pergi dan ada pula yang sakit. Jika dipikirkan, betapa sulitnya masa-masa itu. Namun, Allah memberi saya jalan. Setelah menaklukkan banyak kesulitan, akhirnya saya dinyatakan lulus. Saya masih tetap berada di perantauan untuk menunggu waktu wisuda. Saat itu, saya mengisi waktu luang dengan menjadi asisten dan bekerja untuk proyek penelitian. 

Di tengah kesibukan keduanya, saya pun menunggu waktu pendaftaran apoteker di Universitas lain. Tak disangka, di awal bulan Oktober ITB membuka pendaftaran. Lagi-lagi kejutan ini membuat kehidupan saya kembali ramai. Saya hanya memiliki waktu sekitar dua minggu untuk persiapan. Di tengah kesibukan mengerjakan penelitian yang menghabiskan waktu pagi-sore (bahkan terkadang malam), saya harus mempersiapkan administrasi, mengumpulkan bahan untuk belajar, dan tentu saja belajar. Tentu sudah menjadi rahasia umum, tes masuk apoteker ITB itu sulit. Ada banyak sekali postingan blog berisi cerita itu, bahkan menyarankan untuk belajar setidaknya dua minggu sebelum ujian. Sementara selama satu minggu saya hanya berkutat pada persiapan administratif dan mengumpulkan bahan belajar. Alhasil, saya selalu memaksa diri untuk bangun dini hari dan belajar. Sebagian teman-teman saya enggan mengikuti tes karena merasa waktu persiapan yang dimiliki sangat singkat. Bukannya tidak merasakan hal serupa, namun saya bertekad untuk tetap maju. Izin orang tua mudah sekali saya dapatkan pada waktu itu, sehingga saya tidak ragu untuk terus berjuang.