7.22.2013

Namanya Keadilan


Waktu itu aku pernah mengutip sebuah kalimat ini:
"Tidak ada dua hal yang setara dalam segala hal di dunia ini, mungkin bisa setara di satu bidang tapi tidak bisa setara di bidang lainnya. Itulah yang namanya keadilan, yakni menempatkan sesuatu pada tempatnya."
 Nah, sewaktu membaca buku Bujang dan Putri Malaka, kalimat ini muncul. Aku merasa familiar, ternya aku sudah pernah menulisnya di sini. Maklum, waktu itu copas jadi nggak tau darimana sumber aslinya.  photo hehe.pngSekarang sudah tau dari buku tersebut, buku yang bercerita tentang hikmah alam yang dikemas dengan cerita sehari-hari.

Sekarang aku akan bercerita sedikit mengenai salahsatu hikmah yang bisa diambil dari buku ini, mengenai keadilan. Cerita dimulai di suatu pagi..
Saat itu semua santri sudah berkumpul di lapangan, seperti biasa mereka didampingi para guru hikmah salah satunya ya Bujang itu sendiri. Pagi itu, pelajaran hikmah dilakukan melalui sebuah permainan. "Kalian bertanya, kami jawab dengan perbuatan", kata Bujang kemudian mempersilahkan santrinya bertanya. Kemudian Shafira bertanya mengenai alasan Allah memerintahkan berperang jihad hanya untuk kaum laki-laki. "Bukankah Allah Maha Adil?" tanyanya.

Sesuai peraturannya, jawaban atas pertanyaan tersebut adalah perbuatan. Bujang memerintahkan para santrinya unutk lari mengelilingi dua kampung, namun jalur yang dilalui  santri laki-laki dan perempuan berbeda. Santri perempuan melewati jalan pintas. Mereka punmelaksanakan perintah sang guru. Akan tetapi, Shafira dan dua kawannya justru mengikuti jalur santri laki-laki karena merasa mampu dan setara dengan laki-laki. 

Setelah para santri sampai ternyata Shafira dan dua orang kawannya belum sampai. Mereka tertinggal dan sampai belakangan. Mereka tampak keletihan. Sang guru bertanya,
"Ya Shafira, mengapa kamu dan kedua kawanmu berlari di rute santri pria?"
"Bukankah antara kaum wanita dan kaum pria setara ya Guru Muda?"

"Kalau kaum wanita dan kaum pria setara, mengapa kau datang terlambat sampai akhir perlombaan dan kalian pun tampak keletihan sekali?"

"Namanya juga wanita, Guru Muda."
Sang guru muda pun menasehati mereka bahwa mereka melakukan itu karena merasa tidak adil dengan pembagian rute dengan keyakinan kaum pria dan wanita setara dalam segala hal. Padahal di dunia ini tidak ada yang benar-benar setara. Itulah yang namanya keadilan, menempatkan sesuatu pada tempatnya.
"Niat setiap mukmin sebelum melakukan sesuatu adalah ikhlas karena mengharap ridha Allah. Kaum pria lebih diutamakan untuk menempuh jalan panjang perang jihad hingga mendapatkan mati syahid yang balasannya adalah surga. Sedangkan kaum wanita lebih diutamakan untuk menempuh jalan pintas mengabdi pada suaminya dan membina rumah tangganya serta mendidik anak-anaknya yang balasannya juga surga. Jadi tujuannya yang akan dicapai kaumpria dan kaum wanita adalah sama, surga."
Subhanallah ya setelah membaca hikmah tadi, sudah jelas-jelas Allah itu Maha Adil, tidak perlu diragukan lagi. Tapi manusia kadang kurang bersyukur dan lupa akan ketentuan yang sudah penciptanya buat. Termasuk aku. Aku orang yang tadinya meyakini bahwa kenapa tidak jika kaum pria dan wanita itu setara? Banyak wanita yang kemampuannya tidak kalah jika diadu dengan kaum pria

Namun ternyata itu pikiran yang salah. Siapa yang lebih memahami kita selain pencipta kita sendiri? Oleh karena itu, pasti ada maksud dan alasan adanya perbedaan antara kaum pria dan wanita. Masing-masing tentu punya kelebihan dan kekurangan, makanya dipasangkan. Makanya, sudah tentu kaum pria menyayangi dan melindungi kaum wanita dan kaum wanita menghormati kaum pria.  photo hihi.png

Kutipan kata-kata Ust. Felix:
38. banyak wanita yang sebetulnya bisa menggapai dunia lebih dari lelaki | tapi mereka mengorbankan segalanya demi anaknya | MULIA
 Nggak heran, pertama Ibu, kedua Ibu ketiga Ibu keempat Ayah.. 


Sekian. Semoga hikmahnya bisa diambil..  photo hihi.png

No comments: