7.18.2013

Let Me See the "Book" by It's Cover

Menurutmu, bagaimana isinya? :)

Siang tadi salah satu temanku bertaya, "Apakah kamu selalu membeli buku dengan cover yang bagus?" begitu katanya. Aku menjawab tidak juga, tetapi kemudian aku kembali memikirkan sebuah pandangan yang sering mampir di pikiranku.

Don't judge a book by it's cover. Semua orang tau dengan pernyataan ini. Namun terkadang aku tidak sepenuhnya setuju dengan pernyataan tersebut. Ku pikir, terkadang terlalu naif jika kita hanya menilai sesuatu langsung secara mendalam. Karena pada kenyataannya, kita selalu melihat dari kulitnya. Kemudian, sedikit demi sedikit kita mengupasnya untuk mengetahui lebih dalam isinya. Mungkin perlu diingatkan bahwa konteks 'buku' disini dapat bermakna berbagai hal.



Jangan bohong! Penampilan selalu menjadi hal pertama yang kita lihat, kemudian menjadi pertimbangan kita untuk mengetahui lebih jauh atau tidak. Seberapa berarti penampilan mempengaruhi tentu tidak bisa disamaratakan satu orang dengan yang lainnya. Tapi percayalah, kita selalu melihat kulit terlebih dahulu sebelum isinya. Bukankah begitu?

Satu hal yang membuat aku menyadarinya adalah ketika aku ingin membeli sebuah buku. Tanpa sengaja aku melihat sebuah buku. Aku pernah membaca review mengenai buku itu yang mengatakan isinya sangat menarik. Ketika melihat buku tersebut secara tidak sengaja, tentu aku sangat antusias ingin membelinya. Apalagi hanya tersisa satu-satunya, kesempatan seperti itu tentu akan jarang aku temui.

Aku membaca sinopsis pada bagian belakang serta covernya, sekedar memastikan bahwa ini buku yang sama dengan yang pernah aku temukan dulu. Tetapi, ada satu hal dari buku ini yang sedikit mengecewakan. Sederhana saja, plastik pembungkusnya sudah robek-robek. Lalu, aku mulai mengecek bagian-bagian tepi buku ini. Untungnya masih bagus, meskipun kesan "baru"nya sudah hampir luntur.

Berdasarkan kejadian itu aku menyadari, ini bukan pertama kalinya aku menemukan buku dengan kondisi seperti ini. Hal yang pertama aku rasakan ketika meghadapi buku-buku tersebut tentu sedikit ragu dan berpikir ulang untuk membelinya. Padahal, sebelumnya saya sudah mengetahui bahwa isinya bagus, tidak diragukan lagi. Tapi, penilaian terhadap kondisi fisik ternyata punya peran.

Lantas, akankah setiap orang benar-benar bisa menerapkan sebuah pemikiran bahwa "Jangan menilai buku dari sampulnya"? Aku rasa tidak. Tidak semua orang menganggap penampilan fisik adalah hal paling penting. Namun, tentunya kita sama-sama sadar bahwa kulit akan menggambarkan isinya. Jadi, sampailah pada sebuah kesimpulan bahwa memangnya sampul, kulit, cover itu tidak penting? Itu semua penting. Karena tampilan selalu menjadi bagian pertama yang terlihat, namun isi selalu menjadi bagian utama yang memikat. Jadi, kalau bisa menjadikan sesuatu tampil baik dan indah di luar maupun di dalam kenapa tidak? :)

Jangan buru-buru menilai buku dari sampulnya karena belum tentu isinya lebih buruk atau justru lebih baik. Tetapi, bukankah sampul buku dibuat untuk menggambarkan 'isinya'?

No comments: