10.16.2013

Cerita Mudik - (Nggak) Jadi Bang Toyib

Assalamualaikum wr. wb..
Apa kabar semuanya? 3 hari nggak menyentuh menu create post rasanya ada yang kurang. Hihi. Kemana aja selama 3 hari ini? Wah, kali ini aku bisa jawab dengan hati riang gembira--tidak seperti 2 tahun berturut-turut yang lalu. Sebelumnya, aku mau mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Adha untuk semua umat Islam. Islam itu keren ya, dari urusan kamar mandi sampai dengan urusan negara diatur. Islam juga luar biasa, selalu mengajarkan penganutnya untuk saling berbagi dengan sesama. :)

Lanjut!

Kembali pada cerita, kenapa tahun ini aku lebih riang gembira. :D Alhamdulillah, tahun ini dikasih kesempatan untuk pulang ke rumah walaupun bisa dibilang hanya dalam waktu singkat. Sebenarnya, aku bisa pulang sejak hari Jumat sore sampai dengan rabu malam ini. Tapi, karena ternyata perkuliahan teknologi sediaan solid di hari Sabtu siang harus dilaksanakan makanya baru bisa pulang hari Sabtu sore. Nah, seandainya mau nekat pulang malam ini, juga bisa kok. Tapi besok ada 3 perkuliahan non-stop + praktikum farmakologi. Alhasil, nggak berani juga ngambil resiko mengingat ada banyak tugas yang harus diselesaikan.

Walaupun begitu, aku sudah cukup bersyukur karena bisa pulang tahun ini. Kalau seandainya nggak pulang (lagi) untuk ketiga kalinya, maka aku sudah seperti bang toyib yang nggak pulang-pulang selama 3x lebaran. -__- Ternyata, secara nggak langsung teman-temanku pun seperti bahagia sekali melihat temannya yang satu ini bisa mudik di tahun ini. Adaaa aja yang ngucapin selamat mudik, hati-hati di jalan dan ngedoain supaya selamat sampai tujuan. :D Ini, asal nggak pada minta oleh-oleh aja nggak apa-apa sih. :D

 

 Apa cerita unik di balik mudik kali ini? Selalu ada, dan nggak ketinggalan selalu ada yang absurd! :|

Mari kita mulai. Nggak ada keanehan yang luar biasa ketika aku pulang. Seperti biasa aku menikmati perjalanan pulangku, terlebih aku duduk di kursi sendirian. Boleh dibilang mudik kali ini tergolong sepi dari biasanya. Bus terasa amat lengang dan nggak cuma aku loh yang bisa menikmati 2 kursi untuk sendirian. Sebagian besar menikmatinya. Maka bisa disimpulkan isi bus yang ku tumpangi hanya separuh dari kapasitasnya.

Terlebih, ini adalah bus ber-AC, biasanya jarang yang memesan tiket jenis ini mengingat harganya yang lumayan melambung sejak kenaikan harga BBM. Aku sebenarnya tidak berniat untuk membeli tiket jenis ini, tapi si penjual salah paham dan akhirnya aku diberi tiket bus jenis ini. Aku terlalu malas untuk meralatnya, "yasudah deh!". Aku mengambil jam keberangkatan terakhir untuk mengantisipasi perkuliahan yang ditakutkna selesai menjelang sore hari, ternyata tidak juga.

Singkat cerita, aku menaiki bus yang ku tunggu sekitar jam 7 malam lewat. Berhubung penghuni bus ini sangat sedikit maka suhu di dalamnya saat menginjak tengah malam  sangaaat dingin. Hampir seisi bus ini menggigil dan tidak bisa menahan diri untuk tidak bersembunyi di balik selimut atau kain sarung yang mereka bawa. Kadang aku juga merasa heran, untuk apa kami memesan tiket ber-AC jka pada kenyataannya tidak mampu menahan gejolak suhunya. :D

Tidak terkecuali aku. Malah boleh dibilang aku telah mempraktekkan berbagai posisi, mulai dari kaki lurus, kaki setengah naik ke kursi sampai kaki banr-benar naik ke kursi. Tentunya diikuti dengan posisi tubuh yang menyesuaikan, baik silahkan kalian bayangkan sendiri. -_- Di sini lah mulai terjadi kejadian absurd! 

Tengah malam ketika sedang lelap-lelapnya para penumpang tertidur, begitu pun aku. Tiba-tiba guncangan bus terasa dan membangunkanku. Alangkah terkejutnya ketika aku bangun dan mendapati sesosok makhluk hitam besar duduk di sebelahku. Untungnya aku nggak menjerit-jerit. Sejenak aku menarik napas dan berpikir.. "Jangan panik, jangan panik! Ini makhluk apa ya? Nyata nggak?" Mataku berkedip-kedip memastikan (karena masih dalam keadaan setengah sadar). Ternyata dia manusia. -_- Tapi entahlah datangnya dari mana. Sepertinya besok-besok aku harus mengamankan posisi kursi kosong di sebelahku untuk mencegah kedatangan hal-hal seperti ini (ini tips untuk yang bepergian sendirian ya, terutama jika kamu wanita).

Beberapa jam kemudian entah pergi kemana orang tersebut. Aku tidak pedulim yang terpenting adalah mengamankan kursi di sebelah (belajar dari pengalaman). Nah, karena aku single makanya aku tidak banyak beraktivitas. Silahkan cari tau sendiri hubungannya. :D Ketika pulnag sendirian seperti itu, rasanya sedikit bosan juga karena tidak ada lawan bicara, makanya aku lebih banyak menhabiskan waktu untuk tidur. Dan, kalian harus tau penyakit membantal-ku. Ketika sudah terlalu lama menempel di tempat yang nyaman, kemudian tertidur selama berjam-jam tidak berarti rasa kantukku hilang, Sebaliknya, hal tersebut malah membuat aku semakin ngantuk dan semakin ingin 'ngebo'. Di sini, terjadi hal absurd lagi! :D

Dini hari, entah jam berapa aku terlalu mengantuk untuk menanyakan lokasi di mana bus sedang berhenti untuk istirahat. Maka ku putuskan menanyakan pada seorang mba-mba di hadapanku. Tapi sayangnya dia juga kurang tau lokasi kami. Karena aku berkeyakinan ini masih jauh dari rumahku, maka aku melanjutkan pergi ke alam mimpi. Setelah itu, aku mulai terjaga dan sadar diri kalau ini sudah waktunya untuk 'melek' dan bersiap-siap. Aku melongok ke luar jendela, tapi ternyata aku masih berada di lokasi yang jauh dari rumah. Aku terlelap kembali, bangun, terlelap, begitu seterusnya. 

Sampai..

Aku terlelap untuk yang ke sekian kalinya. :| Ketika itu pukul 7.30 pagi, aku mulai membuka mata dan melihat-lihat sekeliling. Tempat ini terasa asing tapi aku mengenalinya. *Kucek-kucek mata*. Aku melihat ke sekeliling sekali lagi. Setelah itu seketika tawaku pecah. HAHAHAHA. Rumahku kelewatan!! :D Lumayan jauh dan sudah mendekati pelabuhan kapal. Mungkin sekitar 3/4 perjalanan menuju ke sana sudah di tempuh bus ini. Nggak kebayang kalau aku sudah berada di tengah-tengah laut kemudian terbangun danbaru tersadar bahwa aku terlewat. :D Berhubung jika berhenti saat itu juga masih terlalu jauh dari kumpulan angkutan balik aku memutuskan untuk melanjutkan perjalanan mendekati pelabuhan. 

"Ya, sekali-sekali sambil nengokin SMA." kataku dalam hati yang masih diselingi tawa konyol. 

Itu ketika aku berangkat. Saat di rumah ya tidak ada hal-hal yang se-absurd itu terjadi. 3 hari diisi dengan kegiatan berkumpul dengan keluarga dan keponakan-keponakanku. Ada yang sudah bertambah kemampuannya, sekarang sudah bisa memiringkan badan dan yang lainnya sudah bisa 'ngoceh' :). Melihat pertumbuhan anak kecil sedikit demi sedikit itu menyenangkan ya.. *enggg.. that feeling* Termasuk tugas tambahan seorang bibi, jagain keponakan--baby sitter dadakan.

Ngejagain sampai tidur begini ternyata nggak gampang =.=''

Selain itu ya liburan 3 hari tentunya tidak disia-siakan sebagai saat yang paling tepat untuk perbaikan gizi. Iya, bagaimanapun makanan rumah adalah makanan terenak karena bisa nambah dan gratis :D Apalagi dimakan ketika lapar. Bisa dibilang 3 hariku penuh dengan kegiatan memamah biak. Entahlah, ketika di kos rasanya nggak hobi-hobi banget makan nyemil dsb. Tapi ketika itu di rumah, semuanya berubah. :D Alhamdulillah, itulah nikmatnya bisa pulang dan bertemu ibuuuu.

Opornya enaaaaakkkk!
Tugas, makalah, laporan?? Ain't nobody got time do that! :D dari semua list tugas yang aku bawa pulang, hanya satu yang berhasil dicicil. Sisanya, nihl. Ah, godaan rumah memang luar biasa. Tidur 2 malam tanpa ada rasa beban sama sekali. Untungnya, aku cuma membawa bekal 1 buah buku yang sudah bisa ditebak, ujung-ujungnya nggak kebaca juga. :D

Lanjut, ini cerita ketika aku pulang. Rencana pulangku sedikit rusuh, karena tiba-tiba dapat kabar si penjual tiket meninggal dunia Minggu pagi akibat keracunan. Secara tidak langsung, aku kebakaran jenggot dan nggak tau harus mencari tiket kemana. Setelah tanya ke sana danke mari, akhirnya ditemukanlah satu buah kursi yang bisa menampungku. Dan, di saat itulah terjadi ke-absurdan (lagi).

Ternyata aku mendapatkan kursi di sebelah seorang laki-laki yang, nggg.. entahlah aku perkirakan umurnya di bawah 30 tahun tapi mendekati itu. Kemungkina besar di atas 25 tahun. Awalnya, aku menjatuhkan tas yang beratnya lebih cocok dikatakan tas itu berisi batu ketimbang baju dan buku. Aku sampai meminta maaf dua kali. Muka laki-laki itu pun terlihat tidak senang. :D

Setelah itu, seperti biasa aku menjaga jarak dan lebih banyak berdiam diri. Dia memulai pembicaraan dengan bertanya, "Mau ke Banjar ya?". Ini orang jelas-jelas sedang basa-basi pikirku. Jelas-jelas aku menaiki bus yang sama dengannya, itu pertanyaan retoris. Ku jawab singkat dengan "iya". Sebelumnya perlu ku deskripsikan orang ini bertampang tidak seram-seram amat, botak dan lumayan kekar. -_- Kemudian ia lanjut bertanya setelah berpuluh-puluh menit kemudian. "Banjarbaru, Banjarmasin?". "Banjarbaru" kataku. Dan demikianlah percakapan kami selalu terjadi dengan singkat dan berselang puluhan menit kemudian. Aku hampir tidak bertanya apa-apa ke dia kecuali "Mau kemana?" sekedar menghormati, dan menghindari kesan aku sedang diwawancara. Kesan pertamku, dia sepertinya tau sedikit tentang dunia perkuliahan. Dia sempat berkomentar, "Kuliah di farmasi itu lumayan berat ya.." dengan senyum tipis dan "Oh, berarti nanti lanjut lagi profesi apoteker ya?"

Setelah sekian lama kemudian, kami tidak berbincang-bincang lagi--lebih tepatnya, dia tidak bertanya lagi. Udara semakin dingin dan dia mengeluarkan sesuatu, sebuah jaket. Kemudian dia menyelimuti dirinya, dan juga aku. Iya, kalian nggak salah baca. Iya, aku juga kaget dan menyadarinya karena hanya setengah tidur."Ini orang memang baik, atau gimana sih.." aku justru parno. Setelah itu, dia bertanya-tanya lagi tapi aku tidak terlalu mendengar dan hanya ku jawab dengan senyum tipis berarti "iya deh, apaan iya aja" karena emang nggak ngerti.

Nah, belakangan dia minta no henpon pemirsah. Salah satu hal yang paling ku hindari saat bertemu orang baru. "Oh nooooo..." Berhubung sudah mendekati daerah tujuannya, dia mengatakan sesuatu. "bskfahfiahik serius loh.." Aku nggak denger apa yang dia katakan di awal. Sekali lagi ku keluarkan senyum tipis, seolah-olah mengerti. Meskipun dalam hati sudah benar-benar parno dengan sikap orang tersebut. Setelah itu dia memintaku memperlihatkan telapak tangan, aku nggak paham. Aku keluarkan tanganku. Tiba-tiba dia mau menyalami dan berkata, "Hati-hati ya.. aku duluan!" Jederrr.. ini apaan sih! Secepat kilat aku menarik tanganku dan menyembunyikannya. -_- Nggak lagi mau deh kalau ada yang minta ngulurin tangan macam begini.

Ladies, ini buat bahan pelajaran kalian ya.. Perlu dicatet. Aku sudah pakai baju terusan rok, di dalamnya berlapis jeans, kaos kaki terpasang rapi, jilbab ku ulur, ditambah jaket tebal. Aku sudah seperti lemper. -_- Bahkan aku tidak mengenakan selapis bedak sama sekali. Itu semua sengaja, supaya tidak menarik perhatian siapa pun. tetapi ternyata, kejadian seperti ini masih bisa terjadi. Heran. Ini dengan atribut macam begini, bayangin kalau ada wanita-wanita yang dengan mudahnya memakai celana pendek, baju ketat dan dandanan menor. Hiiii...

Pakaian itu salah satu usaha untuk jaga diri loh. Mungkin kejadian tadi malam itu harus jadi bahan evaluasi dan pelajaran untukku. Jangan bicara sama orang asing, jangan menarik perhatian, dan kalau bisa duduklah di samping perempuan juga. Sereeem... :|

Itu tadi pengalaman absurd-ku ketika mudik. Pengalaman kalian bagaimana?




No comments: