10.11.2013

Belum Saatnya Menyerah

Kita tidak pernah melihat akar pohon, meski kita melintasi pohon itu tiap hari. Kita hanya melihat pohonnya saja, yang berbatang, bercabang, dan berdaun. Tapi ketika pohon itu tinggi besar, rindang, berbuah lebat, bermanfaat banyak, maka kita bisa meyakini betapa kokohnya akar yang dia miliki.

Sama. Dalam kehidupan ini, hanya dengan akar prinsip dan pemahaman yang kokohlah yang membuat orang-orang sungguhan tinggi besar, rindang, berbuah lebat dan bermanfaat bagi banyak orang. Yang akarnya kecil, ditimpa angin sepoi2 saja sudah banyak mengeluhnya.

*Tere Liye


Aku mau jadi pohon yang tinggi besar, rindang dan berbuah lebat. Artinya? Harus memupuk akar supaya kuat dan kokoh. Caranya? Belajar, belajar, dan belajar.

Belakangan ini, mungkin inilah fase yang disebut-sebut kakak tingkat dialami oleh angkatan--maaf--tua. Anak farmasi itu kerjaannya tiap hari kalau nggak ngelab, belajar pretest, ngerjain laporan, ngerain tugas dan hal-hal sebangsanya. Hampir bisa dijamin anak farmasi dimana pun--Indonesia--pasti merasakan hal yang sama. Menginjak semester 5, adalah saat dimulainya fase kejenuhan. Begitu pengakuan para kakak tingkat.

Kalau aku sendiri, sebenarnya sudah mulai merasakan fase kejenuhan ini mulai dari semester 4. Apa gejalanya? Belajar untuk pretest mulai ogah-ogahan, ngerjain laporan nggak peduli mau seadanya, kuliah udah berani nyoba-nyoba bolos, dll. Memang, semester empatku mulai diwarnai dengan hal-hal itu. Tapi, sepertinya nggak hanya aku yang merasakannya. Banyak teman-teman  mengakui hal yang sama. 

Di semester 5 ini, bukannya sembuh tapi kalau boleh dibilang makin menjadi-jadi. Sedih sih kalau ingat kondisi diri yang kurang tertata di semester ini. Apalagi semester ganjil itu singkat, sekitar minggu ketiga bulan Oktober sudah akan dilaksanakan Ujian Tengah Semester. Sementara itu, belajar untuk pretest makin ogah-ogahan, biasanya malam atau subuh sudah komat-kamit belajar, sekarang pagi-pagi sampai menjelang pretest baru komat-kamit. Ngerjain laporan biasanya sudah ribut H-2 atau bahkan lebih lama dari itu, sekarang? ya hari H baru ribut sekelompokkan ngerjain bareng. Kuliah? Baru di awal udah banyak aja yang pada ngambil jatah untuk ngurus kegiatan organisasi.

:(

Meskipun nggak mau terlalu study-oriented dengan tetap ikut kegiatan non-akademik, tapi bukan berarti kegiatan utama untuk cari ilmu terbengkalai kan? Kadang merasa mengkhianati amanah orang tua kalau ngelakuin hal-hal tersebut. Kadang ngerasa bersalah banget karena sudah menyalahi kepercayaan mereka. 

Padahal pengen jadi pohon yang rindang, tinggi kuat, dan berbuah lebat. Tapi kok akarnya kurang kuat ya? Atau justru sebenarnya ini adalah masa akar bertumbuh? Yang jelas, harus segera pindah dari zona ini. Harus segera lari lagi kayak dulu, nggak boleh capek cari ilmu dan terus belajar. Orang malas belajar itu sombong, merasa dirinya sudah bisa segalanya.


Sepertinya harus meluruskan kembali niat awal. Bisa, pasti bisa! (" .)9

No comments: