Kita tidak pernah melihat akar pohon, meski kita melintasi pohon itu tiap hari. Kita hanya melihat pohonnya saja, yang berbatang, bercabang, dan berdaun. Tapi ketika pohon itu tinggi besar, rindang, berbuah lebat, bermanfaat banyak, maka kita bisa meyakini betapa kokohnya akar yang dia miliki.
Sama. Dalam kehidupan ini, hanya dengan akar prinsip dan pemahaman yang kokohlah yang membuat orang-orang sungguhan tinggi besar, rindang, berbuah lebat dan bermanfaat bagi banyak orang. Yang akarnya kecil, ditimpa angin sepoi2 saja sudah banyak mengeluhnya.
*Tere Liye
Aku mau jadi pohon yang tinggi besar, rindang dan berbuah lebat. Artinya? Harus memupuk akar supaya kuat dan kokoh. Caranya? Belajar, belajar, dan belajar.
Belakangan ini, mungkin inilah fase yang disebut-sebut kakak tingkat dialami oleh angkatan--maaf--tua. Anak farmasi itu kerjaannya tiap hari kalau nggak ngelab, belajar pretest, ngerjain laporan, ngerain tugas dan hal-hal sebangsanya. Hampir bisa dijamin anak farmasi dimana pun--Indonesia--pasti merasakan hal yang sama. Menginjak semester 5, adalah saat dimulainya fase kejenuhan. Begitu pengakuan para kakak tingkat.
Kalau aku sendiri, sebenarnya sudah mulai merasakan fase kejenuhan ini mulai dari semester 4. Apa gejalanya? Belajar untuk pretest mulai ogah-ogahan, ngerjain laporan nggak peduli mau seadanya, kuliah udah berani nyoba-nyoba bolos, dll. Memang, semester empatku mulai diwarnai dengan hal-hal itu. Tapi, sepertinya nggak hanya aku yang merasakannya. Banyak teman-teman mengakui hal yang sama.