Alhamdulillah, hari ini nggak melewatkan satu kesempatan bagus untuk membuka cakrawala berpikir. Hari ini, tepatnya 8 Juni 2013 di kampusku diadakan sebuah Seminar atas prakarsa salah satu dosen yang konon terfavorit di kampus, maklumlah dosen muda, Pak Ikhwan. *uhuk
Awalnya, beliau mendapat kabar salah satu dosen beliau akan ke Banjarmasin dalam waktu dekat, daripada kehadiran tersebut sia-sia (hanya datang untuk menghadiri pernikahan teman), lebih baik sekalian saja diadakan seminar teknologi farmasi yang memang berkaitan dengan bidang dosen tersebut. Nah, pertama kali dengar ada kabar tersebut aku semangat 45 untuk mengikutinya, secara bidang yang dibahas soal teknologi gitu. Pasti keren, dan menambah wawasan. Ketika pendaftaran dibuka tanpa ragu dan tanpa mikirin pahlawan apa yang ada di dompet langsung daftar. :D
Ternyata eh ternyata, peserta yag mengikuti seminar ini tidak cukup banyak (menurut pendapatku) dan menurut pendapatku (lagi), sayang banget loh nggak daftar acara ini. Iya, soalnya permasalahan yang dibicarakan memang harusnya cukup membuka alam sadar (semacam mentalist) kalau dunia farmasi juga udah jauh berkembang dalam permasalahan bentuk sediaan. Pematerinya juga mantep deh! Jujur ku akui cukup terpesona dengan pengalaman beliau yang seabrek banyaknya. Padahal kita kan sama, manusia, punya 24 jam dalam sehari, 7 hari dalam seminggu dan tentunya ada di bidang yang sama.
Oke langsung aja aku ceritakan mengenai seminar ini. Seminar Teknologi Farmasi ini bertemakan "New Drug Delivery System" dengan dua pembicara. Pembicara pertama adalah Bapak Lutfi Chabib M.Sc, Apt. yang membahas mengenai Pengembangan Nanoteknologi dalam Sediaan Farmasi. Pembicara kedua adalah dosen kampusku sendiri Ibu Destria Indah Sari M.Far., Apt yang membahas mengenai Transdermal Drug Delivery System. Kedua pembicara ini sama-sama tergolong muda loh, jadi sebenarnya agak aneh manggil bapak atau ibu gitu. :)
Pemateri pertama, pak Lutfi menjelaskan dan sharing mengenai pengalaman dan ilmu beliau mengenai pembuatan sediaan-sediaan farmasi yang dikembangkan dengan teknologi nano. Pada kenyataannya, banyak bahan-bahan obat yang memiliki kekurangan dalam hal kelarutan, stabilitas ataupun bioavaibilitasnya. Sehingga permasalahan tersebut menyulitkan formulasi obat-obatan tertentu. Nah, muncullah teknologi nanologi yang menjadikan berbagai permasalahan tersebut dapat diatasi. Hal yang cukup menarik dari penyampaian beliau adalah mengenai riset nanoteknologi untuk mengobati kanker dengan efek samping seminim mungkin. Selain itu juga pengaplikasian dari teknologi ini yang jelas-jelas dapat dilihat prospek yang cerah di masa depan nantinya. Di samping materi, sebenarnya yang sungguh menarik dan menambah ilmu beliau tentunya adalah segudang pengalaman beliau yang luar biasa banyaknya. Mulai dari riset, organisasi, maupun softskill beliau yaitu public speaking dengan menjadi MC ataupun kintributor di berbagai televisi di tanah air. Great!
Satu hal yang juga cukup mengherankan adalah package beliau ini semacam lengkap (kalau boleh dibilang sih). Aku selalu suka dengan orang-orang yang membagi "value". Pesan hidup, pesan moral dan nilai-nilai yang baik. Beliau sampaikan di sela-sela penyampaian materinya. Bahkan beliau berkata di manapun berada beliau akan berusaha untuk menjadi Agen Muslim yang Baik, Bukan Agen Neptunus loh ya.. hihi Hal tersebut menguatkan keyakinanku bahwa dimana-mana setia orang hebat itu dekat dengan Tuhannya. :) Satu lagi, beliau menutup pembicaraan siang ini dengan kata-kata indah yang memotivasi:
To be an expert: luangkan waktu kita 2 jam selama 10 tahun pada bidang yang ingin kita kuasai, setelah itu kita akan dikatakan seorang expert.
Materi kedua disampaikan oleh Ibu Destria mengenai Transdermal Drug Delivery System. Selama ini kita mengenal obat-obatan biasanya diminum, dioles ataupun disuntikkan. Nah, ternyata untuk mencapai efek sistemik (obat masuk ke dalam sistem peredaran darah), dapat dilakukan dengan menggunakan sediaan berbentuk patch (semacam sal*npas) dilarang sebut merk ya. :D Sejenis, koyo yang ditempelkan pada bagian leher dan mengandung suatu bahan obat. Jadi kita juga mesti tau, bahwa semakin ke sini bentuk-bentuk sediaan farmasi itu nggak sekedar larutan, emulsi, suspensi, tablet atau kapsul saja tapi ada banyak bentuk modifikasi yang tentunya memiliki kelebihan dan tingkat kepraktisan yang jauh lebih baik. Nggak monoton. :)
Saat mengikuti seminar ini, aku jadi teringat pertama kali ditanya. Kamu mau ngapain kok masuk farmasi? (ketika itu masih maba). Aku jawab dengan bilang saya mau masuk bidang industri. Dulu, aku jauh lebih tertarik ke hal-hal seperti itu dibanding kerja di Rumah Sakit atau mau bikin Apotek seperti teman-teman yang lain. Meskipun aku agak kinder dengan jawabanku, karena nggak ada yang jawab kayak gitu. Tapi sekarang sepertinya mimpi lama iu harus dibangunkan. Harus optimis dan serius kalaulah memang bidang itu yang memang mau aku tekuni. Mudah-mudahan selalu ada jalan dan kemauan tentunya. Siapapun yang membaca ini, doakan ya suatu saat nanti semoga aku bisa berbuat lebih banya dari orang-orang hebat yang siang ini ada di hadapanku. Bisa berbuat lebih baik, lebih banyak, dan tentunya memberikan manfaat. Aamiin
Terima kasih sudah mau membaca sedikit ceritaku hari ini, semoga bermanfaat. Salam ;)
No comments:
Post a Comment