6.01.2013

Ayah Menyayangi Tanpa Akhir


Baru selesai satu lagi sebuah novel manis karangan Kirana Kejora, penulis yang tergolong baru aku tahu. Judulnya "Ayah menyayangi Tanpa Akhir" yang diangkat dari kisah nyata. Pada saatnya kita memang harus sendiri, begitulah inti dari cerita dalam novel ini yang pada akhirnya memang menjadikan si tokoh utama Juna, sendirian. Sendirian karena ditinggal istrinya, cinta sejatinya karena melahirkan anaknya Mada. Kepergian sang istri membuat ia pada akhirnya harus menjadi single fighter, seorang ayah sekaligus ibu.


Kekosongan posisi ibu di keluarga kecil mereka membuat posisi Juna terkadang sulit di hadapan Mada, anak cerdas yang suka menuntut, dan menyerang sang ayah dengan menghujani berbagai pertanyaan yang akhirnya menguak luka sang ayah. Luka itu berbentuk kenangan. Juna digambarkan sangat mencintai sang istri Keisha, wanita cantik keturunan Jepang yang dinikahinya pada usia sama-sama menginjak 19 tahun. Tentunya usia itu adalah usia yang sangat belia untuk sebuah pernikahan. Tidak heran, pernikahan tersebut tidak mendapat restu dari keluarga dua belah pihak di samping alasan lain yaitu perbedaan yang sangat kontras. Juna dari keluarga bangsawan, pejuang tempo dulu dan Keisha juga bangsawan dari keturunan bangsawan Jepang yang mati dalam peperangan dengan Indonesia. Jelas sudah.

Namun, kepergian sang istri adalah sebuah kenyataan. Juna pun harus melanjutkan hidup dan membesarkan anaknya. Di sinilah kisah ini menjadi menarik, bagaimana seorang ayah merangkap menjadi seorang ibu. Bagaimana Juna menghadapi hari-hari bersama Mada, kisah lucu, manis, namun terkadang pedih dan membuat pilu. Bagaimana cara sesosok ayah berusaha menanamkan nilai-nilai dan ajaran luhur pada anaknya. Menariknya, ia mengajarkannya melalui sebuah perjalanan, travelling. Di sini juga sang penulis mencoba membuat pembaca bangga dan mencintai tanah air ini melalui perjalanan tersebut. Namun, saat Mada sudah semakin dekat dengan penerimaan dari keluarga ayahnya justru ia harus pergi, dan Juna harus kehilangan sekali lagi. Bagian ini sedikit tak terduga sebenarnya, makanya agak terasa jetlag. Tiba-tiba Mada sakit dan tiada. Tapi, kepedihannya bisa dirasakan, kepedihan seorang ayah.

Di sini diklaim cerita ini diangkat dari kisah nyata. Jika memang ada kisah ini, sosok Juna pastilah orang yang kuat dan luar biasa. Tokoh yang digambarkan dengan serba sempurna ini mengagumkan, dari segi fisik, finansial, karakter maupun kehidupannya. Hidupnya digambarkan serba mewah (masih bisa diterima karena keturunan darah bangsawan), tapi terkadang penggambarannya sulit diimajikan (menurutku). :D Satu lagi yang menarik, pekerjaannya adalah apoteker, kali pertama menemukan novel dengan tokoh utama seorang apoteker. :)

Secara keseluruhan ceritanya menarik, ada pesan moral yang bisa diambil bahwa kita harus senang berbagi dengan orang lain yang kurang dibandingkan diri kita, kita juga diajak menilik sejarah dan budaya, and i love it! ;) Budaya, seni dan travelling. (人´∀`*) ♥

Yuk ayuk dibaca~ (y)

PS: Nggak tau kenapa waktu nyari-nyari novel baru maunya beli novel ini. Waktu itu sampai ada temen yang bilang kalau genre bacaanku selalu sejenis ini. :D Bukannya suka yang mellow-mellow sih cuma tertarik aja tentang kisah yang berisi perjuangan, kemanusiaan, seni, budaya, mimpi dan perjalanan. :)


No comments: