Siapa bilang aku tidak iri dengan mereka, meskipun hanya sekedar menerima ucapan "selamat pagi" di awal hariku. Tapi aku ingin menerimanya dengan cara berbeda. Aku ingin mendengar ucapan itu tepat saat dia ada di sampingku dengan wajah kami yang masih kucel dan berminyak serta mulut yang masih terasa asam. Saat akulah orang pertama yang ia lihat ketika terbangun dari tidurnya.
Siapa bilang aku tidak iri dengan mereka, diberi setangkai mawar putih yang konon menggambarkan ketulusan kasih sayang si pemberinya. Aku juga ingin menghirup wanginya, menyimpannya dalam sebuah pot kecil yang kuisi dengan air agar ia senantiasa segar dan dapat ku pandangi hingga luyuh layu.
Aku juga ingin menggenggam hangatnya tanganmu. Merasakan kasar telapakmu.
Aku juga ingin memelukmu dari belakang, memeluk punggungmu untuk memastikan kau tak akan pergi kemana-mana. Juga karena aku malu untuk menatap jendela hatimu, dua bola mata indah itu.
Siapa bilang aku tidak iri dengan mereka, diberi setangkai mawar putih yang konon menggambarkan ketulusan kasih sayang si pemberinya. Aku juga ingin menghirup wanginya, menyimpannya dalam sebuah pot kecil yang kuisi dengan air agar ia senantiasa segar dan dapat ku pandangi hingga luyuh layu.
Aku juga ingin menggenggam hangatnya tanganmu. Merasakan kasar telapakmu.
Aku juga ingin memelukmu dari belakang, memeluk punggungmu untuk memastikan kau tak akan pergi kemana-mana. Juga karena aku malu untuk menatap jendela hatimu, dua bola mata indah itu.
Aku juga ingin bersandar padamu. Sekedar untuk melepas rindu atau saat aku tak lagi kuat menahan beban sendirian. Saat itu ak pasti memerlukan telingamu, meskipun mungkin kau tak akan paham. Mungkin aku hanya bisa menangis terisak-isak karena kau tak tau harus berbuat apa. Tapi setidaknya usapan tanganmu menghapus air mataku sudah cukup, lebih dari cukup menjadi obatnya.
Aku juga ingin berlari bersamamu, menggapai mimpi bersama-sama. Meskipun kita akan jatuh, bangun, jatuh, bangun, jatuh kemudian bangun lagi untuk kesekian kalinya. Namun aku yakin, setidaknya kita berdua saling percaya impian kita akan nyata.
Aku juga ingin menyeduhkanmu secangkir kopi hangat di sore hari yang dingin. Menyeruput manis dan pahitnya kopi itu, seperti waktu yang telah kita lalui bersama. Manis dan pahitnya kehidupan, yang terkadang membuat kita tersungkur bahkan berjalan terseok-seok. Dan kau tetap ada di sampingku, menjagaku.
Aku ingin melakukan semua itu denganmu. Aku ingin menjalani angan-anganku itu denganmu. Namun dengan cara yang berbeda, di waktu yg seharusnya.
Kamu, siapapun itu kamu nantinya. :)
No comments:
Post a Comment