1.30.2015

Di Balik Memantaskan Diri

Ide menulis ini sebenarnya sudah lama. Tapi saya merasa sedikit ragu untuk membaginya di blog ini. Hehe. Karena saya pun masih amatir soal yang satu ini.

Berbicara tentang memantaskan diri, apa yang terlintas di benak kalian? Dulu, saya hanya mengira memantaskan diri hanyalah soal memperbaiki ibadah dan sikap yang sifatnya vertikal. Namun, kini saya sadar jika memantaskan diri bukanlah sekedar menjadi orang baik untuk mendapatkan orang baik. Lebih dari itu, ini tentang menyiapkan bekal untuk dikatakan pantas menerima tanggung jawab baru.

Memantaskan diri tidak hanya secara vertikal, tetapi juga secara horizontal, termasuk ke dalam diri kita sendiri. Belum ngeh ya? Ok, mari saya jelaskan.

Mengenali diri sendiri 
Mengapa mengenali diri sendiri itu penting? Apakah kalian sudah tahu tipe kepribadian kalian? intovert/ekstrovert? koleris/melankolis/sanguinis/plegmatis? Jelas ini penting, karena dengan mengenali diri sendiri tentu akan memudahkan kita memahami orang lain. Saya kok suka menyimpan dendam dan kesedihan berkepanjangan ya? Mungkin kamu melankolis. Saya kok lebih suka menjadi pendengar saja ya? Mungkin kamu plegmatis. Dengan memahami karakter diri, tentu akan mengurangi pergolakan batin dalam dirimu. Tentunya, akan memudahkanmu memahami orang lain juga. Dengan begitu, kalian tahu bagaimana menentukan sikap yang tepat saat berhadapan dengan berbagai karakter. Jika pasangan kalian nantinya seorang koleris misalnya, maka jangan terlalu banyak mengatur, mereka tentu tidak terlalu menyukainya. Lain hal, misal pasangan kalian seorang ekstrovert, maka jangan kekang mereka ketika mereka ingin menghabiskan waktu dengan teman-temannya. Mereka pasti tetap pulang kok! :D

Selesai dengan diri sendiri
Hal kedua, yang saya kira juga cukup penting adalah selesai dengan diri sendiri. Selesaikan hal-hal yang menyangkut kepentingan pribadimu sekarang, saat masih muda dan belum terikat. Sebab, nanti dapat memicu permasalahan saat kepentinganmu harus dihadapkan dengan kepentingan bersama. Raih mimpi-mimpimu yang kira-kira akan sulit dicapai saat sudah memiliki tanggungjawab baru. Sisakan mimpi-mimpi yang ingin diraih bersama. Selesaikan selagi masih memungkinkan. Ingin mengikuti organisasi tertentu? Ikut sekarang. Ingin mengoleksi buku/novel? Beli sekarang. Ingin traveling, main futsal, ngeband atau apapun itu? Lakukanlah sekarang. Bersyukurlah, jika itu semua masih bisa dilakukan saat sudah berpasangan. Namun, jika kemungkinannya kecil, do it now!

Memperbaiki hubungan dengan orang tua
Ini hal yang tidak kalah penting. Jika selama ini kita masih sering bertengkar dengan orang tua, maka perbaikilah. Membangun keluarga sendiri bukanlah salah satu cara kabur dari rumah. Contoh memperbaiki hubungan dengan orang tua ini bermacam-macam. Jika biasanya kurang perhatian dengan orang tua, maka ini saatnya memberikan perhatian lebih. Pria yang sayang dan perhatian pada ibunya, dapat dipastikan juga menyayangi pasangannya. Ingat nantinya perhatian kita akan teralihkan dengan banyak persoalan tentang pasangan, dsb. Jika biasanya kurang peka dengan pekerjaan rumah, maka saatnya lebih sensitif. Bantu ibu mencuci piring, menyapu lantai, membereskan rumah, dsb. Ini tidak hanya berlaku untuk kaum hawa, kaum adam sebaiknya juga peka. :D

Selain itu, hal-hal di atas juga bertujuan untuk melatih menjalin hubungan dengan orang tua pasangan. Jika dengan orang tua sendiri saja masih sulit bagaimana dengan orang tua orang lain. Konon katanya, kita harus lebih sayang pada orang tua pasangan dibandingkan orang tua sendiri. Mengapa? Saya juga tidak tahu. Selain itu, mendekatkan diri dengan orang tua akan mendekatkan kita pada keluarga besar bukan? Marriage isn't just about you, dude. It's about people around you too.

Senang belajar
Terakhir, senang belajar. Belajar bagaimana mengurus rumah, mengurus keuangan, mengurus orang lain, dsb. Semua hal yang saya sebutkan di atas pun sebenarnya masuk dalam kategori belajar. Jika kita berpikir belajar memiliki batasan, habislah. Ini adalah yang paling penting menurut saya. Kehidupan bersama itu akan jauh lebih indah ketika kita mau terus belajar. Belajar memahami pasangan, belajar memberi kejutan, belajar membuat masakan enak, belajar mencari penghasilan lebih, belajar metode pendidikan anak, daaan belajar-belajar lainnya. 

Beberapa hal yang telah saya sebutkan di atas adalah hal-hal yang menurut saya penting dalam bingkai memantaskan diri. Jadi tidak hanya bersifat vertikal tetapi juga horizontal. Tidak semua yang saya sebutkan sudah tuntas saya laksanakan, namun sebagian sedang diupayakan. Terus semangat untuk para pejuang-pejuang yang saat ini sedang memantaskan diri, sampai dipertemukan dengan yang terbaik. :)

No comments: