Beberapa bulan yang lalu saya menemukan page milik bang Tere Liye dari salah satu status yang di bagi kakak tingkat saya di facebook. Sejak saat itu saya mulai menikmati tulisan-tulisan beliau. Ah, mungkin saya sedikit agak ketinggalan ya. Tapi tak apalah, namanya belajar ya tidak ada kata terlambat. ^^
Kenapa saya katakan belajar? Iya, kita semua tau bang Tere Liye seringkali membagi pemikirannya dan selalu ada yang bisa kita ambil dari tulisan beliau. Bahkan tak jarang tulisan-tulisannya menyentil sebagian pembacanya--khususnya remaja. Sejak saat itulah saya mulai tertarik dengan penulis yang satu ini. Nah, buku "Sepotong Hati yang Baru" saya temukan ketika saya mencari buku Ayah-Irfan Hamka.
Awalnya, saya kira buku ini isinya seperti novel yang mengisahkan romansa seperti kebanyakan novel-novel yang beredar. Tapi ternyata, isinya merupakan kumpulan cerita pendek yang benang merahnya memang cinta. Satu hal yang harus kita ketahui, sebagian besar cerita-cerita di dalam buku ini tidak berakhir bahagia. Bahkan, setelah saya pikir ulang, memang tidak ada. Tokoh-tokoh di dalamnya pun tidak seperti karakter dalam kebanyakan kisah romansa yang pernah saya baca.
Buku ini menceritakan kisah cinta yang tumbuh di antara manusia, iya siapapun itu, baik babu, centeng, putri raja, pendekar, bahkan perempuan gendut sekalipun. Menurut saya, inilah sudut pandang cinta yang sebenarnya. Bahwa nyatanya, cinta itu bukan hanya milik mereka yang sempurna fisiknya, yang tergambar hampir kebanyakan di televisi maupun novel belakangan ini.
Meskipun saya pun kecewa dengan akhir cerita yang tidak bahagia, namun pada kenyataannya memang seperti itu. Tidak semua hal akan berjalan sesuai dengan keinginan kita. Pun diperjuangkan dengan sekuat tenaga, mengorbankan jiwa raga sekalipun, cinta tidak selalu bertemu, cinta tidak selalu bersatu. Contohnya di dalam cerita ini..
Ketika membaca buku ini kadang saya pun merasa bosan--pada beberapa bagian. Tapi ada juga beberapa cerita yang menurut saya menarik. Dari sekian cerita yang ada di dalam buku ini, cerita favorit saya adalah cerita antara Rama dan Shinta di bab "Percayakah Kau Padaku?". Pada bab ini diceritakan legenda pertemuan antara Rama dan Sinta. Namun tidak sampai di situ, digambarkan juga bagaimana kehidupan mereka juga permasalahan yang muncul di antara kedua pasangan ini yaitu soal kepercayaan. Maka di dalam cerita ini diselipkan pesan, bahwa cinta tidak cukup didasarkan komitmen, cinta juga perlu kepercayaan.
"Apakah Rama masih mencintai Shinta? Tentu saja. Cinta itu sama besarnya sejak mereka pertama kali bertemu dulu. Tetapi cinta tanpa disertai kepercayaan, maka ibarat meja kehilangan tiga dari empat kaki-kakinya, runtuh menyakitkan."
Sepertinya, saya setuju.
Oh iya, buku ini dibuka dengan cerita yang cukup menarik, berjudul "Hiks, Kupikir Itu Sungguhan".
Mengingat kata-kata ini,
A guy can make you think he loves you, but he really doesn't. A girl can make you think she doesn't love you, when she really does.
saya kira banyak wanita akan terjleb hatinya. :D Saya? senyum saja membacanya. :)
Note: Saya bukan reviewer buku ataupun blogger buku, Saya hanya menceritakan apa yang Saya baca dan pahami maknanya. :)
No comments:
Post a Comment