Sejatinya, menulis adalah tentang mengingatkan diri sendiri.
Saya kerap kali merasa apa yang saya tuliskan di media sosial atau pun blog terlalu bijak. Sebagian besar begitu, karena saya berpikir begitulah orang lain menilai saya. Namun, saya selalu menampik perasaan tersebut. Saya biarkan hati dan pikiran saya bersinergi menuliskan apapun itu yang lewat di pikiran saya.
Sampai pada suatu titik dimana saya merasa saya salah, merasa lemah dan perlu diingatkan. Saya buka kembali tulisan-tulisan itu. Tulisan yang dibuat oleh versi bijak saya, versi tangguh saya, dan versi kuat saya. Dalam keadaan seperti itu yang saya perlukan adalah tulisan-tulisan tersebut.
Karena lewat itu semua saya kembali diingatkan bahwa saya bisa menjadi seseorang yang demikian. Bahwa pesan-pesan indah nan menguatkan itu pun berasal dari dalam diri saya sendiri.
Begitulah..
Menulis sebenarnya bukan untuk orang lain. Melainkan bentuk lain diri kita yang mampu menyampaikan pesan dari hati kecil.
Saya kerap kali merasa apa yang saya tuliskan di media sosial atau pun blog terlalu bijak. Sebagian besar begitu, karena saya berpikir begitulah orang lain menilai saya. Namun, saya selalu menampik perasaan tersebut. Saya biarkan hati dan pikiran saya bersinergi menuliskan apapun itu yang lewat di pikiran saya.
Sampai pada suatu titik dimana saya merasa saya salah, merasa lemah dan perlu diingatkan. Saya buka kembali tulisan-tulisan itu. Tulisan yang dibuat oleh versi bijak saya, versi tangguh saya, dan versi kuat saya. Dalam keadaan seperti itu yang saya perlukan adalah tulisan-tulisan tersebut.
Karena lewat itu semua saya kembali diingatkan bahwa saya bisa menjadi seseorang yang demikian. Bahwa pesan-pesan indah nan menguatkan itu pun berasal dari dalam diri saya sendiri.
Begitulah..
Menulis sebenarnya bukan untuk orang lain. Melainkan bentuk lain diri kita yang mampu menyampaikan pesan dari hati kecil.