![]() |
| source |
I Want to:
- Read many books
- Travel around the world :D
- be A Good Pharmacist :)
- Well known ~^^
- Have a foundation
- be A writer (too) :D
). Baiklah, lanjut. Niat awalnya sih mulia, pengen langsung ngerjain tugas dari dosen tadi pagi. Eh, tiba-tiba dapet ide. Ya, mau nggak mau deh langsung dituang aja. Jarang-jarang nih on fire!!
Barusan kepikiran gimana kalo gue punya anak.
(ckck pemikiran ini) Lagi ngebayangin ngobrol bareng anak gue yang imut-imut, kira-kira seumur Afika gitu~ Bayangin deh, lagi unyu-unyu-nya kan?

Jangan ketawa ya apalagi senyum-senyum sendiri. Namanya juga khayalan
. Tapi, gue ngaku. Gue pun nulis inin dalam keadaan cekikikan geli .
Jangan ilfeel yah kakak-kakak.. 
Karma itu sebenernya nggak ada lagi.
Sama seperti tulisan gue sebelumnya yang menyinggung masalah Hoki. Karma atau yang biasa kita terjemahkan sebagai hal buruk yang diterima orang lain setelah kejahatan
yang mereka lakukan, pada dasarnya nggak ada. Itulah yang my beloved mother katakan. Gue setuju, mungkin lebih tepatnya karma bisa dibilang sebuah hubungan sebab akibat. Jadi gini, sering denger kan ya pepatah "Apa yang kau tanam, maka itu yang akan kau tuai". Artinya misal kita nanem pohon kelapa nggak mungkin panennya pisang (yaiyalah, nenek gue juga tau)
. Simple-nya, ketika kita bersikap baik dan ramah ke semua orang (misal), orang lain pun bakalan bersikap yang sama ke kita. Sebaliknya, kalo lo bawaannya jutek pasti nggak ada yang berani negur pada takut diamuk.
Sebab-Akibat! 
Kalau emang bisa ya bantu, suatu hari dia pasti bakalan ngebales kebaikan lo. Entah kapan, entah dia atau Yang Maha Melihat yang bakalan ngebales.