3.31.2015
Hidup atau Kita yang Tak Adil?
3.28.2015
Anak Farmasi Itu...(Harus) Multitalent
Tomoya's Proposal
Misunderstanding Islamic Jargon
3.26.2015
Haram?
Gambar nemu di |
Membeli Pengalaman
Priceless! Berbahagialah kalian dengan sejuta pengalaman.. Saya benar-benar iri. :)
Naik Level
3.25.2015
3.22.2015
Beratnya Amanat
"Sesungguhnya, Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung; tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya (berat), lalu dipikullah amanat itu oleh manusia. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat bodoh."
-(QS: Al-Ahzab; 72)
3.13.2015
Pemikul Dosa
"Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Dan jika seseorang yang dibebani berat dosanya memanggil (orang lain) untuk memikul bebannya itu tidak akan dipikulkan sedikit pun, meskipun (yang dipanggilnya itu) kaum kerabatnya. Sesungguhnya, yang dapat engkau beri peringatan hanya orang-orang yang takut kepada (azab) Tuhannya (sekalipun) mereka tidak melihat-Nya dan mereka yang melaksanakan salat. Dan barang siapa menyucikan dirinya, sesungguhnya dia menyucikan diri untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan kepada Allah-lah tempat kembali."
(QS: Fatir;18)#WeeklyOneAyah
3.12.2015
Lubang di Hati
"Seseorang yang sudah kau cintai selama enam tahun, akan melekat di hati seperti karat pada besi. Jika karat itu disingkirkan, besi itu akan berlubang." -Love Interrupted
"Kalimat itu mungkin benar, ada seseorang dalam hidupmu yang ketika ia pergi, maka ia juga membawa sepotong hatimu. Alysa, kau pergi. Dan kau bahkan membawa lebih dari separuh hatiku." -Sepotong Hati yang Baru
Ketika kita menempatkan seseorang di sudut istimewa dalam hati kita, mereka akan meninggalkan ruang kosong saat pergi. Dan tidak selalu mudah untuk mengisi atau bahkan menggantikan ruang kosong itu.
3.11.2015
Mengeluh
"Mengeluh pada banyak orang ialah cara termudah mengubah gelap setitik menjadi pekat semesta. Bijaklah pada dunia." -Ust. Salim A. Fillah
Tidak Pernah Memiliki
Ada sebuah hikmah dari setiap hal yang kita alami, setidaknya saya percaya itu. Dari sekian hal yang saya alami belakangan ini saya tersadar bahwa kita tidak pernah memiliki sesuatu. Kita, hanya diberi kepercayaan untuk dititipi sesuatu.
Maka, ketika kehilangan sesuatu tidak seharusnya kita bersedih hati. Karena sesungguhnya yang hilang bukanlah milik kita. Sesungguhnya titipan itu, hanya diambil kembali oleh si empunya. Bukankah itu wajar? Bukankah sebagai orang yang dititipi, kita harusnya selalu siap kapanpun si pemilik akan mengambil titipannya?
Tentu saja, iya.
Rahasia untuk tidak merasa kehilangan yaitu dengan menganggap kita tidak pernah memiliki sesuatu. Segala sesuatu yang ada di diri kita tidak benar-benar ada di dalam diri kita. Anggaplah ia menjadi sesuatu yang melekat, di luar bukan di dalam. Sehingga saat ia pergi, hilang atau bahkan diambil kita tidak kehilangan bagian dari dalam diri kita. Kita hanya melepaskan apa yang tadinya melekat. Dan itu tidak akan mengurangi apapun dari diri kita, meninggalkan lubang, celah atau semacamnya.
Untuk apapun itu yang terlihat seperti milikmu. Harta, ilmu, rupa, bahkan orang yang kau sayang sekalipun.
3.05.2015
Obrolan Adik-Kakak 2
K : "Abis mancing.."
S : "Mancing kemana emang?"
K : "Di laut."
S : "Dapat udang nggak? Lama nggak dikasih udang gede nih." :p
K : "Iya ntar ya kakak pancingin."
S : "Iya, tunggu adik pulang bang."
K : "Tumben manggil abang?"
S : "Becanda aja kak, kayak anak gahol."
K : "Kalau ngomongnya kayak gitu kayak bukan ayu yang kakak kenal. Be yourself aja."
S : (Jleb, padahal niatnya becanda). Hehe "Iya kak becanda aja kok." Brb ngalihin pembicaraan.
Panggilan kakak sudah teramat melekat. Bahkan ingin mengganti menjadi panggilan 'mas' yang kesannya lebih dewasa saja susah. Baiklah kakak, saya akan tetap menjadi diri sendiri seperti yang kau minta. ;)
Obrolan Adik-Kakak 1
S : "Ya nggak papa, belajar lagi buat tahun depan."
A : "Iya kalau ikut." (Beneran sedih kayaknya)
S : "Terus siapa yang menang?"
A : "Kakak kelasku juara 2."
S : "Yasudah nggak papa, belajar lagi. Nggak sekolah kah jam segini?" (Tumben banget si adek ngechat jam segini)
A : "Lagi libur.. Ada TO. Tapi banyak PR."
S : "Ya dikerjain dong.. Semangat!" (Saya tahu adek saya ini lebih rajin soal urusan PR dibanding saya dulu).
A : "Aku dapat tugas mengawetkan binatang kak."
S : "Terus mau ngawetin apa? Serangga kah?"
A : "Bukan, kodok."
S : (tercengang) -___- "Emang nggak ada binatang lain apa?"
A : "Itu masih mending tahu, temenku ngawetin kadal."
S : :O (Beneran kaget) "Ya ampun.. Haha"
A : "Si Dimas (keponakan kami, tapi seumuran sama si adek) malah ngawetin ubur-ubur."
S : (Speechless) Haha
Pelajaran SMA zaman sekarang. :D Salah satu percakapan absurd dengan si Adek yang selalu ingin mengikuti jejak kakaknya. :')
3.04.2015
Disitu Saya Merasa Sedih
Sedih ketika memiliki perasaan "sepertinya saya yang datang paling terlambat" kemudian mendapati kenyataan saya yang ternyata datang lebih dulu.
Sampai kapan? :(