4.04.2013

Nggak Cocok di Bantal


Blog, mungkin menjadi salah satu tempat ter'enak' untuk bercerita, karena sebenarnya inti dari mengurangi beban adalah dengan melepaskannya. Entah, apakah akan diterima, ditolak atau disimpan.

Kali ini pengen cerita sedikit, tentang personality gue atau mungkin sebenarnya habits ya? Gini, dari dulu gue bukanlah tipe orang yang bisa tahan lama nyentuh bantal. Jadi, sedikiiit aja kena bantal ya udah deh bablas. Padahal gue bukan tukang tidur, toh gue bisa dibilang jarang atau hampir nggak pernah tidur siang kecuali dalam kondisi fisik yang benar-benar kelelahan. Hal tersebut jugalah yang membuat gue bukan termasuk dalam golongan nocturnal. Iya, jangan harap gue bisa begadang. Biar kata ada apa juga, gue pasti tidur, dengan nyenyaknya.

Sejak dulu, dari kecil sudah terbiasa tidur cepat sekitar jam 9 malam dan bangun pagi. Sebenarnya, gue lebih suka dan lebih nyaman dengan tipe jam tidur seperti itu. Kalau lelah, capek, ya tidur, besok bangun pagi-pagi badan udah seger dan bisa dilanjutkan lagi aktivitasnya. Tapi, nggak semua orang bertipe seperti ini. Satu lagi, gue adalah tipe tidur 'mati', artinya susah dibangunin kalau udah tidur. Begitulah. Jadi, merupakan suatu kesalahan besar meminta gue jaga rumah ketika semua orang pergi ke kondangan pada malam hari. Kenapa? Karena gue akan mengunci semua pintu kemudian (ter)tidur dan orang-orang akan kelabakan nggak bisa masuk rumah karena semua pintu terkunci dari dalam. dan pada saat itu, apapun yang terjadi gue tetap tidur, bener-bener susah dibangunin. Ini pengalaman, untung keluarga gue cerdas bisa masuk rumah. :D

Nah, ternyata sifat atau kebiasaan ini terkadang jadi sumber masalah. Terkadang, jam segini setengah 9 atau jam 9 malam gue udah tidur atau ketiduran. Sementara temen-temen gue, anak-anak farmasi tentunya bisa diitung jari yang siklus tidurnya kayak bayi begini. -_- Jadilah, ketika ada temen yang perlu, gue nggak bales pesan atau bahkan telepon mereka yang berkali-kali, gue tetep, PULES. 

Dulu, waktu SMA juga kebiasaan inilah yang sering bikin masalah dan diprotes temen-temen gue. Sering berantem ya cuman karena ginian. Padahal, gue tidur, beneran tidur, nggak mengada-ada. Meskipun, ketika gue ada di posisi mereka gue pasti akan berpikiran sama dan meletup-letup layakanya mereka. Tapi, izinkan kali ini gue bicara. :')

Gue, nggak suka tidur siang. Karena ketika gue tidur siang, mood gue bakalan jelek dan bawaannya pasti lemes. Satu lagi, ketika gue tidur siang, kepala gue akan sakit luar biasa ketika bangun dan malamnya gue bakalan susah tidur. Akhirnya jam tidur berubah dan jam bangun tetap pagi di jam yang sama. Rasanya pasti bakalan ngantuk seharian karena berasa kurang tidur, kepala sakit dan cenderung akan tidur siang lagi dan siklus itu terulang. Sungguh kacau. Itulah kenapa, gue nggak suka tidur siang. -_-


Sebenarnya, tidak sebatas soal jam tidur. Malam hari, gue lebih suka mengistirahatkan diri. Jauh dari hingar bingar dunia. Siang hari sudah cukup untuk ribut dengan hiruk pikuk yang melelahkan. Pernah dengar atau tau nggak, seorang ekstrovert mengumpulkan energinya kembali ketika mereka di keramaian sedangkan introvert mengumpulkan energinya kembali ketika sendirian. Ekstrovert = suka keramaian, introvert = suka kesunyian. Tapi, bukan berarti mereka cenderung hanya suka keramaian atau kesunyian semata, mereka bisa berada di lingkungan kebalikan dari apa yang mereka suka. Tetapi, pada saat itulah, mereka kehilangan banyak energinya dan cenderung akan merasa lelah.

Mungkin gue adalah satu dari kaum introvert itu. Silahkan tanya ibu gue, dari kecil gue lebih suka main sendiri di rumah atau berdua/bertiga dengan sepupu. Setelah agak besar, malah cenderung lebih banyak sendiri. Gue bukan autis, juga bukan punya dunia sendiri. Tapi, di saat seperti itulah, gue merasa lebih nyaman. Gue menyebutkan, kebutuhan untuk sendiri. Sosialisasi, berbincang-bincang, mengobrol itu sebuah kebutuhan. Tapi, siapapun itu, pasti juga punya kan waktu dimana ingin sendiri. 

Kalau boleh jujur, gue kurang suka dengan keramaian, keributan, rasanya itu sangat mengganggu dan melelahkan. Dua, tiga orag sudah cukup meramaikan, bagiku. Ibu sering marah atau menyindir sikapku yang seperti ini. Tapi pada kenyataannya, gue tetap begini, sudah begini dan dari sananya memang begini. :)

Untuk kebiasaan tidur gue itu, gue minta maaf, keterlaluan memang membuat orang menunggu di saat mereka membutuhkanmu. Tapi, bisa nggak kita saling memahami? Silahkan jika ada perlu, di siang hari jika bisa. :) Saya akan bantu. 

Untuk seorang teman, agar bisa saling memahami.

No comments: