1.18.2013

Cinta Saja Cukup


Ada satu pernyataan yg sering kita dengar selama ini yang menyatakan "Cinta saja mana cukup". Tapi, baru-baru ini tak sengaja membaca sebuah tulisan dari seseorang yg sudah menikah. Berbeda dengan pernyataan tsb, justru dia menyatakan "Cinta saja sudah cukup". Bagaimana penafsiran gue soal ini? :D
Mungkin sedikit-sedikit bisa diterima.

Cinta saja cukup, cukup untuk mengubah egoisme "aku" menjadi "kita".

Karena sekarang bukan soal aku, tapi soal kita.

Karena sekarang bukan lagi aku perlu ini, kamu perlu itu. Tapi, apa yg kita perlukan?

Karena kelak ada waktunya aku dan kamu harus dan mau tidak mau mengalah.

Bukan demi kamu apalagi aku, tapi demi kita.

Itu presepsi gue. Memang, sebagai manusia biasa terlebih sebagai seorang wanita yg notabene nanti akan jadi manager yg merangkap bendahara dan juga sekretaris sebuah organisasi bernama rumah tangga, materi adalah masalah yg klise untuk dibahas. Sudah pasti dibutuhkan, lagi pula mana ada wanita yang mau menikahi laki-laki yang tidak bisa menjamin kehidupannya di masa yang akan datang. Sekalipun dia bersedia, orang tuanya bisa jadi tidak. Tapi, gue yakin tidak ada laki-laki yang ingin menyeret wanitanya dalam kesengsaraan jika memang ia penyayang.

So, nggak naif berbicara soal kesiapan materi untuk masa depan. Karena uang bukan segalanya tapi banyak hal memang butuh uang. Kenapa nggak gue bilang "segalanya butuh uang"? Karena ada kok, hal-hal yang tanpa uang bisa kita dapatkan.

Nah, kembali lagi ke pernyataan "Cinta saja cukup". Ah masa sih iya?
Iya bener deh. Karena, jika kita cinta pada pasangan kita maka akan kita tinggalkan egoisme kita untuk kebaikan bersama.

Misal. Wanita itu terkenal dengan kebiasaan lapar matanya dan paling susah ngebedain "dibutuhkan atau diinginkan". Kadang malah, apa yang diinginkan ya dijadikan sbg apa yg dibutuhkan. Susah memang nyari wanita yg bisa membedakan dua hal tsb. Nah, jika memang cinta sang wanita tentu akan memahami, "ku tinggalkan keegoisanku untuk membeli barang-barang yang aku inginkan. Karena bisa jadi uang ini hanya cukup untuk membeli sayur mayur untuk kekasih hati. Yang mungkin akan jauh lebih berguna bagi keluargaku".

Atau dari sisi sang pria. Ketika mungkin selembar uang berwarna hijau di saku bisa digunakan untuk membeli sekotak rokok yang mengebulkan asap kenikmatan. Tapi, karena cinta bisa jadi dipilihnya untuk mengebulkan dapur keluarga. Hilanglah egoisme nya.

Mungkin itu sederhana. Tapi, satu benang merah penghubungnya adalah cinta. Lalu, benar kan bahwa cinta saja cukup? Cinta saja cukup untuk meredam keinginan sendiri demi kebutuhan bersama.

Begitulah, mereka yang bisa mencintai dunia dengan kesederhanaannya. Sekecil apapun, sesederhana apapun pastilah bisa dilahikan kebahagiaan darinya. Termasuk dengan cinta dan kasih sayang serta ketulusan.

:)

No comments: