1.27.2013

1.18.2013

Andai Kreativitas Bisa Dicuri

Pernah nonton Spongebob Squarepants kan? Cerita konyol tentang kehidupan makhluk-makhluk laut. Sadar atau nggak, kartun yang satu ini dibalut banyak pembodohan-pembodohan. :D
Jika anda terlalu cerdas dan terlalu logic bahkan soal hal-hal yang berbau homor, tinggalkan kartun ini. Karena anda tidak akan tertawa hanya karena melihat hasil zoom cangkang Gerry atau time card semacam "bermenit-menit kemudian". Tapi tulisan kali ini bukan mau membahas soal kartun ini, tapi satu hal yang bagi gue bisa diambil. Pernah liat adegan ini? Ketika spongebob berkata:
"imaginasiiii...." 
Itu dia bagian terbaiknya. Imaginasiiii... Dengannya kita bisa pergi kemana saja, melakukan apa saja, dan menikmati apa saja. Bahkan, einstein pun demikian.
Gue salah satu orang yang mengakui bahwa ide itu mahal, dan orang-orang yang punya banyak ide-ide cemerlang serta "out of the box" itu mengagumkan. Kebanyakan orang-orang yang punya daya imajinasi tinggi pasti erat dengan kata kreatif. Yang jelas, biasanya mereka pasti beda. Itu daya tariknya. Tapi sayang, jadi kreatif itu nggak gampang (IMO). Entahlah, apakah kreativitas itu suatu bawaan lahir atau hasil pembelajaran, yang pasti jika kreativitas bisa dicuri gue salah satu orang yang ngebet pengen mendapatkannya. :D

Tinggal copas noh.. BEDA kali. IDE bisa dicuri tapi kreativitas? Nggak. So ada yang tau gimana caranya jadi kreatif? Semacam kartun spongebob itu, idenya sederhana sih sebenernya, tapi siapa sangka yang sederhana itu punya peluang? :)

Cinta Saja Cukup


Ada satu pernyataan yg sering kita dengar selama ini yang menyatakan "Cinta saja mana cukup". Tapi, baru-baru ini tak sengaja membaca sebuah tulisan dari seseorang yg sudah menikah. Berbeda dengan pernyataan tsb, justru dia menyatakan "Cinta saja sudah cukup". Bagaimana penafsiran gue soal ini? :D
Mungkin sedikit-sedikit bisa diterima.

Cinta saja cukup, cukup untuk mengubah egoisme "aku" menjadi "kita".

Karena sekarang bukan soal aku, tapi soal kita.

Karena sekarang bukan lagi aku perlu ini, kamu perlu itu. Tapi, apa yg kita perlukan?

Karena kelak ada waktunya aku dan kamu harus dan mau tidak mau mengalah.

Bukan demi kamu apalagi aku, tapi demi kita.

Itu presepsi gue. Memang, sebagai manusia biasa terlebih sebagai seorang wanita yg notabene nanti akan jadi manager yg merangkap bendahara dan juga sekretaris sebuah organisasi bernama rumah tangga, materi adalah masalah yg klise untuk dibahas. Sudah pasti dibutuhkan, lagi pula mana ada wanita yang mau menikahi laki-laki yang tidak bisa menjamin kehidupannya di masa yang akan datang. Sekalipun dia bersedia, orang tuanya bisa jadi tidak. Tapi, gue yakin tidak ada laki-laki yang ingin menyeret wanitanya dalam kesengsaraan jika memang ia penyayang.

So, nggak naif berbicara soal kesiapan materi untuk masa depan. Karena uang bukan segalanya tapi banyak hal memang butuh uang. Kenapa nggak gue bilang "segalanya butuh uang"? Karena ada kok, hal-hal yang tanpa uang bisa kita dapatkan.

Nah, kembali lagi ke pernyataan "Cinta saja cukup". Ah masa sih iya?
Iya bener deh. Karena, jika kita cinta pada pasangan kita maka akan kita tinggalkan egoisme kita untuk kebaikan bersama.

Misal. Wanita itu terkenal dengan kebiasaan lapar matanya dan paling susah ngebedain "dibutuhkan atau diinginkan". Kadang malah, apa yang diinginkan ya dijadikan sbg apa yg dibutuhkan. Susah memang nyari wanita yg bisa membedakan dua hal tsb. Nah, jika memang cinta sang wanita tentu akan memahami, "ku tinggalkan keegoisanku untuk membeli barang-barang yang aku inginkan. Karena bisa jadi uang ini hanya cukup untuk membeli sayur mayur untuk kekasih hati. Yang mungkin akan jauh lebih berguna bagi keluargaku".

Atau dari sisi sang pria. Ketika mungkin selembar uang berwarna hijau di saku bisa digunakan untuk membeli sekotak rokok yang mengebulkan asap kenikmatan. Tapi, karena cinta bisa jadi dipilihnya untuk mengebulkan dapur keluarga. Hilanglah egoisme nya.

Mungkin itu sederhana. Tapi, satu benang merah penghubungnya adalah cinta. Lalu, benar kan bahwa cinta saja cukup? Cinta saja cukup untuk meredam keinginan sendiri demi kebutuhan bersama.

Begitulah, mereka yang bisa mencintai dunia dengan kesederhanaannya. Sekecil apapun, sesederhana apapun pastilah bisa dilahikan kebahagiaan darinya. Termasuk dengan cinta dan kasih sayang serta ketulusan.

:)

1.06.2013

No Idea~

Andalah Solusinya


Selamat pagi.. :) *eh emang masih pagi?
Ini adalah postingan pertama di tahun 2013. Kedengarannya spektakuler nggak? :D
Tulisan ini disponsori oleh segala kekalutan yang ada di benak gue akhir-akhir ini. *menghela napas panjang*
Beberapa orang mungkin tahu alasannya, tapi beberapa mungkin nggak tahu. Lebih tepatnya nggak tahu bagaimana rasanya. :) Yah, ada satu kalimat yang pernah gue selipkan ketika gue bersimpuh, "Ya Allah, segala ujian dan badai yang datang akan ku sambut dengan gembira. Mengapa? Karena di saat-saat seperti itulah, diri ini akan selalu berlari kepadamu, mendekatimu, dan tak ingin lepas. Dan.. Sungguh ada satu kebahagiaan luar biasa ketika itu."

Segala kekalutan dan kegelisahan datang silih berganti. Kadang gue menahan diri untuk tidak mengeluh. Tapi, mengeluh kan sudah menjadi fitrah manusia, yah sekedar untuk mengurangi beban saja. Kata gue, ke diri sendiri. Iya, sebenernya tiap hari ya gue ngeluh, tapi ngeluhnya ke diri sendiri. Nggak kemana-mana. Memangnya dapet solusi? Ya dapet, gue nanya, gue juga yang jawab. :D Sounds freak? Iya memang, gue ini hobi ngomong sendiri, mencurahkan segala keluh kesah sendiri.

Ada yang nanya nggak kenapa? Karena, motivasi itu ada di dalam diri anda sendiri dan andalah motivatornya. Nggak perlu jauh-jauh kita mencari motivasi, dorongan dan semangat, karena semuanya sudah ada kok di situ, di diri anda. :) Ini sebenernya mau ngebahas apa ya dari tadi kok ngalur ngidul entah kemana :D Jadi, hari ini gue mau curhat ke diri sendiri dan ngejawabnya sendiri.

Ketika gue dihadapkan suatu masalah, gue sedih. Tapi gue tahu, gue pernah berdoa. "Ya Allah berikan hamba kekuatan dan kesabaran." So, Tuhan kabulkan itu dengan memberikan masalah, supaya gue sabar. Lalu, gue pernah merasa semakin lama beban yang gue topang semakin berat. So, itu jawaban Tuhan supaya gue kuat. Gue percaya, beban tidak diberikan pada mereka yang lemah, artinya seiring waktu berjalan, pundak inipun semakin dikuatkan.

Gue sering merasa takut, gugup dan nggak sanggup menghadapi banyak tantangan baru. Tapi gue inget, gue selalu minta "Ya Allah, luaskanlah pikiranku,  tambahkan ilmu pengetahuanku.." Dan segala bentuk hal yang gue mau (ilmu dan pengetahuan itu) ada di seberang jembatan ketakutan gue. So, gue tahu jawabannya adalah, "Ayu, lawan rasa takutmu! Sebrangi jembatan itu!"

Ketika gue gagal, atau hasil atas usaha gue nggak seperti yang gue ekspetasikan, gue akan kecewa. Tapi, gue juga tahu kok jawabannya. "Ayu, itu adalah tanda kamu harus bekerja lebih keras dan berpikir lebih cerdas. Mungkin, kamu belum cukup memantaskan diri."

Dari sekian permasalahan dan kekalutan yang melanda benak gue ini, sudah ada satu jawabannya. Ya gue udah punya jawabannya kok. Jadi, buat apa bersedih? Buat apa terus muram? :D

Coba deh tanya ke diri kalian, ketika ada suatu masalah ketika rasanya nggak ada lagi hati yang bisa memahami, mungkin andalah jawabannya..