4.17.2011

“Percuma Cantik Kalau Nggak Bisa Masak! What??”

Ada sebuah pernyataan tentang perempuan berbunyi, “Percuma cantik kalau nggak bisa masak.”
Sepertinya sedikit menyayat hati para perempuan cantik, hehe. (dimana-mana namanya perempuan cantik, masa ganteng) :P

Eit, disini nggak pengen bahas tentang cantik enggaknya seorang perempuan. Tapi, disini kita bakal bahas “Bisa masak apakah sebuah keharusan?” (buat perempuan pastinya). Awalnya sedikit bimbang mau menerbitkan postingan ini atau nggak, soalnya si penulis sendiri sedikit kurang berbakat dengan dunia masak-masakan (emang mainan apa yak :D) tapi, justru dari situlah ide ini muncul.

Sewaktu kecil, saya doyan banget namanya mainan masak-masakan, entah itu naluri anak perempuan atau dorongan minat dan bakat. Setelah saya beranjak dewasa (17 tahun bisa dibilang dewasa belum sih??) Saya sadar, sepertinya kesukaan masak saya DULU itu adalah dorongan naluri anak perempuan biasa :D. Kenapa saya bisa mikir gitu? Saya punya adek perempuan dan dia juga melakukan hal yang sama sepertiku, main masak-masakan. Bahkan, sekarang dia sudah bisa mengatakan cita-citanya nanti adalah koki.

Sebagai kakak, saya mah cuman bisa tersenyum aja sambil mikir, “Cita-citanya pasti bakal berubah beberapa tahun lagi”. :) Seperti akuu.. :D

Kembali ke topik! Sewaktu kecil rata-rata anak perempuan punya kebiasaan yang sama seperti main masak-masakan. Tapi, menurutku nih ya mereka sebenernya lebih ke aktivitas meniru. Yap, meniru kegiatan orang di sekitar mereka seperti memasak contohnya. Jadi, sebenarnya bisa dibilang saya termasuk korban tiruan. :D Maksudnya, saya tidak sungguh berminat dg dunia memasak. Nah, itu sebabnya saya jadi sedikit khawatir dg statement di awal tentang perempuan dan setelah dipikir-pikir memang bener sih sepertinya belum lengkap rasanya jika perempuan nggak bisa masak, biar kata cantiknya selangit. Wiihhh.. :D

Sejadi-jadinya, saya jadi mikirin itu. Gimana ntar kalo saya nggak bisa masak? Secara saya udah segede gini, masa iya kudu nemplok di emak mulu. Apa kata dunia? :D Eh, sebelumnya saya mau klarifikasi ya para pembaca. Sebenernya saya bisa aja masak, bahkan saya ini koki masa depan loh. Liat deh, 10 tahun lagi saya bakal nongol di layar kaca TV rumah anda dalam acara kuliner. (Haha.. Ngayal banget!!) Tapi serius deh, masak itu sebenernya simple kan ya? Potong-potong, campur, aduk-aduk, kasi bumbu, tunggu mateng, angkat. Simple kan? :D

Jadi, sebenarnya semua perempuan di dunia ini tuh bisa masak. Hanya saja, rasa yg akan membedakannya. :D Yah, jujur deh buat para perempuan-perempuan, ribet deh! Buat para cewek-cewek, pernah envy nggak sih ngeliat koki-koki pada cekatan banget masak. Apalagi koki laki-laki, koki anak kecil aja ada. Aaa.. Dimana reputasi perempuan kita? Kita dilahirkan dengan naluri memasak alami?

Dimana sodara-sodara? (:D mulai deh gaya orasi keluar). Yap, sekedar ingin mengingatkan para perempuan-perempuan. Terkadang kita lupa dg hal-hal yang kecil dan akhirnya jadi besar. Seperti memasak, coba naluri suka masak sejak kecil itu terus dikembangkan ketika kita dewasa, memasak bukan lagi masalah kan? Kadang kita terlalu sibuk dg penampilan, fashion, style, dan gaya hidup yang membuat perempuan lupa akan tugas utamanya kelak. Padahal, nantinya kamu bakal butuh banget kemampuan yang satu ini. Apalagi setelah berkeluarga, kita harus mandiri. Ya nggak sih?

Jadi, yang belum bisa atau yang belum pintar masak, yok kita belajar masak! Penulis nggak berniat menggurui, karena emang belum bisa juga. Sekali lagi cuman berniat mengingatkan. Jangan sampe kayak saya nih, udah segede gini baru nyadar, berhubung sebentar lagi bakal jadi anak kost. :D Jadi kudu mandiri, dan prinsip saya adalah bukan masalah bisa atau nggak tapi mau atau nggak. So girls, let's cooking! ;D

No comments: