7.20.2014

Ketika si Kecil Bertanya

 
 
"Ma, kenapa habis hujan airnya bisa tembus ke dalam?"

Pertanyaan di atas saya dengar langsung dari seorang anak-anak yang bertanya pada ibunya. Saya tersenyum mendengar pertanyaan anak ini. Saya penasaran, akan jawaban sang ibu. Lalu ibu anak ini menjawab karena berembun. Jawaban yang cukup singkat menurut saya. Untungnya sih sepertinya si anak sudah puas.

Saya jadi mengerti, anak-anak memang punya rasa ingin tau yang sedang besar-besarnya. Sebagai orang tua yang bijak, saya rasa seharusnya orang tua mampu menyirami pikiran yang sedang 'haus' tersebut. Banyak orang tua yang menganggap sikap ini kurang menyenangkan dan mengganggu. Padahal, saat itulah otak anak sedang berkembang.

Sepertinya anak di mana saja punya ciri yang sama, ya rasa penasaran itu. Saya banyak membaca percakapan di status facebook seorang penulis. Berhubung dia adalah emak-emak, ada satu  seri status tentang anaknya yang selalu menarik perhatian saya. Anaknya begitu cerdas dan sering menanyakan banyak hal. Bahkan, katanya di usia dua tahun sudah menanyakan arti tangungg jawab.
Kira-kira elu pada cewek-cewek udah bisa jawab belum kalau entar ditanya begituan? Sebenarnya, kadang pertanyaan anak-anak itu tidak sulit. Tapi susah-susah gampang untuk menyederhanakan jawabannya. Mana mungkin kan kita menjawab tanggung jawab adalah bla bla bla.. Emang anak situ bakalan paham? :D

Saya kira ini cukup penting. Saya adalah orang yang cukup perhatian dengan konsep membangun kekuatan dari dalam rumah. Artinya,  membangun karakter anak oleh orang tua itu penting agar bukan lingkungan (apalagi yang buruk) yang membentuknya.

Salah satu caranya adalah dengan menjawab rasa ingin tahunya. Pertanyaan di atas baru soal fenomena alam. Bayangin saat anak bertanya soal Tuhan, apa itu Tuhan, kenapa kita harus menyembah Tuhan, Tuhan itu seperti apa, kenapa ada banyak agama padahal Tuhan satu. Belum lagi soal seks. Ini agak pelik menurut saya. Di zaman ini, sepertinya sangat penting mengajarkan soal yang satu ini untuk melindungi kejahatan seksual. Tapi, bayangkan bagaimana cara menyederhanakan jawaban untuk hal-hal seperti itu.

Itulah sebab perempuan (khususnya ibu) harus pandai. Kenapa sih perempuan harus sekolah tinggi-tinggi eh ujung-ujungnya tidak bekerja? Kenapa karir mereka dikekang? dsb dsb. Jawabannya adalah karena wanita adalah sekolah masa depan untuk anak-anaknya.

Peran tersebut akan sulit digantikan oleh siapapun termasuk ayah. Meskipun dekat dengan anak, Ibu jauh lebih peka dan lembut dibanding laki-laki. Tentunya akan lebih sabar untuk mendidik anak-anak seperti menjawab pertanyaan di atas. :D
 
Saya mendukung penuh jika peran ibu itu tidak bisa tergantikan, tetapi saya pun mendukung seorang wanita yang sudah berkeluarga untuk tetap berkembang dan menjadi wanita hebat.

***
Tidak lama kemudian,
"Ma, bahasa China-nya terima kasih cie-cie ya?" tanya si anak lagi.

Tuh kan, bahkan emak-emak pun harus pinter bahasa asing. :D
Yap! I think a supermom should be great and clever. :) We'll be the one.

No comments: