7.20.2014

Cinta dan Tujuan


Pernah nggak sih kalian mempertanyakan sebuah pertanyaan menggelitik kepada diri kalian sendiri? Semisal, "Do I really need love?"

Kadang saya ngerasa saya harus mempertanyakan pertanyaan yang satu itu. Di satu kesempatan saya kadang seringkali merasa begitu desperate sama yang namanya cinta. Begitu menyebalkan. Tapi di satu saat yang lain kadang saya merasa, kalau pun saya ngebet ngejar percintaan terus saya dapatkan apa yang saya mau, apakah saya bener-bener bahagia, seneng? Terus bakalan melompat-lompat girang? Kayaknya sih nggak.

Tulisan saya kali ini mungkin agak random. Saya cuma mau mengkritisi diri saya ini loh yang kadang-kadang suka mewek mellow nggak jelas kayak anak kecil minta jajan tapi nggak dikasih. Wong saya masih sangat bisa pergi sendiri dengan riang, ke toko buku bermenit-menit sampe duduk-duduk di lantai, membuat prakarya berjam-jam yang kadang ujung-ujungnya nggak ngehasilin apa-apa, makan sendirian dengan cueknya, biar kata blepotan, atau bahkan kayak orang nggak makan berhari-hari padahal itu kali ketiga saya makan di hari yang sama.

Tapi kadang, kalo udah bawaannya mewek, denger lagu romantis dikit langsung ngiri pengen suatu hari ada pangeran yang dengan manisnya metik gitar sambil melantunkan lagu yang sama. Atau tiba-tiba ada perasaan kupu-kupu terbang di dalam perut ketika dilirik sedikit.

Ketika saya sedang sedemikian tertekannya saya seringkali berdoa. "Tuhan, ambilah cinta semu dari diri saya ini. Saya ikhlas titipkan pada-Mu. Kelak berikanlah titipan itu pada orang yang tepat. Saat ini biarkan hamba untuk mencintai-Mu semata. Cukupkalah."

Saat sedang rasional saya berpikir, cinta itu butuh sebuah tujuan. Cinta bukan suatu kebrutalan nafsu. Bukan seklise aku sayang kamu, kamu sayang aku. Bahkan pernikahan sekalipun, bukanlah sekedar kontrak untuk legalitas seksual. Bukan sekedar melanjutkan keturunan atau untuk melakukan hal-hal manis yang membahagiakan. Ada suatu tujuan yang saya kira jauh lebih besar.

Pernikahan itu sebuah jembatan, yang akan mengantarkan pada satu tujuan. Cinta, adalah pengokohnya. Sekalipun jembatan itu kokoh, jika dibangun tanpa tujuan maka tidak akan mengantarkanmu kemana-mana.

-A-

Ditulis di: Banjarbaru, 24 Mei 2014

No comments: