2.06.2014

[Story] Pramunas XV Malang

"Akankah saya melalui yang satu ini?"

Itulah pikiran saya berhari-hari yang lalu sebelum akhirnya satu minggu yang ternyata sangat menyenangkan ini berlalu. Akhirnya, meski badan saya remuk lelah setelahnya, acara Pramunas XV Ismafarsi di Malang terlewati. Sudah sejak dulu saya ingin berenang dalam lautan organisasi ini, namun melihat mereka yang telah berenang lebih dulu rasanya saya takut tenggelam. Lalu, diam-diam hanya menonton, serunya bermain air. :)


Sekarang, saya memahami, ketakutan saya akan tenggelam itu memang benar adanya. Namun, saya lupa di sana ada banyak teman yang akan membantu caranya berenang. Saya pun tenggelam, di dalam kehangatan sebuah keluarga baru. Rasanya tidak ingin mentas, rasanya ingin terus berlama-lama. Saya pun diam-diam bertanya, "Kenapa tidak ku lakukan sejak dulu?". Ah, memang selalu ada banyak hal luar biasa di seberang ketakutan kita. Sekali lagi saya membuktikannya.

Baiklah, setiap memori indah akan sangat disayangkan untuk dilupakan begitu saja. Oleh karena itu, izinkalah saya sedikit bercerita di sini, untuk mengikat memori itu jika suatu saat saya kembali ragu akan tantangan baru, atau di saat-saat saya rindu.

Berawal dari ajakan seorang teman, akhirnya saya memutuskan untuk mengikuti kegiatan ini. Tentunya dengan banyak pertimbangan dan kerelaan hati untuk tidak pulang bertemu keluarga di liburan semester ini. Tepatnya 28 januari - 3 Februari 2014. Selasa, 28 Februari kami berangkat pagi-pagi. Kami tiba sekitar jam 1 siang waktu setempat. Pertama kali sampai dan masuk kamar, saya disambut oleh beberapa orang penghuni anak Kalimantan lainnya yang berbeda almamater dengan saya. Singkat cerita kami berkenalan, saling mengakrabkan diri, dan seperti begitu saja menjadi teman baik.
Beberapa penghuni kamar H, belum semuanya. Rata-rata anak Kalimantan meskipun kuliah di luar.

Malamnya, diadakan acara Welcome Party yang diisi dengan persembahan seni tiap-tiap wilayah. Kalimantan sendiri terdiri dari tiga Universitas, Lambung Mangkurat, Tanjungpura dan Mulawarman. Di acara ini benar-benar terlihat kekompakkan masing-masing wilayah dan keseruan mereka semua. Ya, meskipun rata-rata hanya menampilkan persembahan seni standar, menyanyi. :D

Keesokan harinya, selama 3 hari berturut-turut acara persidangan dimulai. Seperti biasa, kami membahas AD, ART dan GBHO. Di sini, saya melihat banyak orang-orang dengan pemikiran yang cemerlang. Ternyata anak farmasi di luar sana sebegini kerennya. Ah, saya jadi berkaca pada diri sendiri. Masih banyak sekali kekurangannya. Gagasan-gagasan cerdas,   pemikiran-pemikiran kritis dan kepedulian kepada negeri yang amat besar ada pada diri orang-orang ini. Saya, sekali lagi tertantang untuk ikut berlari seperti mereka.

Suasana sidang: beda warna almamater, beda suku bahasa, beda pendapat, tapi tetap satu ismafarsi.

Ada banyak hal yang saya pikirkan selama tiga hari persidangan, mungkin terlalu frontal kalau saya ceritakan di sini. Yang jelas, semuanya membuka mata dan pikiran saya. Meskipun minim tidur, begadang, bahkan ada satu hari dimana persidangan baru selesai saat adzan subuh berkumandang. Namun  ada banyak cerita di balik itu semua. Termasuk, suara toa di pagi hari dengan nada khas "Ayooo..Ayoo.." untuk membangunkan para peserta yang terlelap dalam tidurnya. Saking khasnya panggilan itu, kami peserta pramunas sampai menjadikannya jargon. "Pramunas XV, Ayooo.. Ayoooo.." :D

Seminar Nasional

Hari keempat, pagi hari diisi dengan Seminar Nasional bertemakan "The Role of Herbal Medicine to Improve Better Health Care Based on Clinical and Technology" bertempat di  Graha Medika Universitas Brawijaya. Saya mendapatkan sudut pandang baru soal obat herbal. Garis besarnya adalah banyak hal yang perlu diketahui dan diperhatikan ketika menggunakan obat herbal. Jadi, obat herbal tidak melulu aman seperti yang banyak dikatakan. Obat herbal dari bahan alam juga bisa menjadi pedang dengan dua sisi, bermanfaat atau justru merugikan. Segala sesuatu itu racun kan, yang membuatnya tidak menjadi racun adalah dosis. Di dalam seminar ini juga dibahas mengenai bagaimana membuat formulasi yang baik untuk obat-obatan herbal. Dengan pendekatan klinis dan teknologi, nantinya obat-obat herbal tentu dapat digunakan untuk pengobatan selayaknya obat-obatan konvensional yang selama ini digunakan. Malam hari diisi dengan sharing dan forum aspirasi mahasiswa farmasi bersama dengan Wakil Sekjend IAI. Di sini dikaji beberapa isu-isu seperti SJSN dan Uji Kompetensi.
FAMFI bersama SekJend IAI

Hari kelima diisi dengan KIO Nas atau Kampanye Obat Nasional di daerah Car Free Day sekitar lokasi penginapan (Balai DIklat). Ini adalah bagian acara yang cukup menarik untuk saya. Saya sendiri menjadi satu tim dengan Lowis, Hengky dan Yayan. Orang-orang ajaib ini membawa suasana yang cukup menyenangkan dalam menjalankan misi KIO. Ada beberapa orang yang cukup terganggu dengan kehadiran kami, namun ada pula yang sangat antusias.


Selain melakukan kampanye obat, kami juga berkeliling daerah tersebut. Ada banyak orang yang berdatangan dengan beragam aktivitas. Ada yang senam, berolahraga, bahkan sepanjang jalan banyak sekali komunitas pecinta hewan yang datang. Karena salah satu di antara kami adalah pecinta ular beginilah jadinya.. 



Setelah itu kami mampir ke Museum Brawijaya yang berisikan sejarah masa-masa Perang. Berikut ini isi museum tersebut:

Malam hari setelah KIO Nas, agenda kami kosong. Jadilah kesempatan itu kami manfaatkan untuk jalan-jalan menjelajahi kuliner Malang. Kami memutuskan untuk makan Bakso Bakar. Tidak tanggung-tanggung, satu lokasi makan ini kemudian penuh dan berisik seketika karena kehadiran kami. Ada yang dengan ekstrimnya memesan menu ekstra pedas, dan ternyata memang benar-benar pedas.

Untuk menuju ke lokasi ini kami berjalan kaki, ceritanya Malang Runaway, alhasil setelahnya kami kembali lapar karena energi dari Bakso bakar itu habis di jalan. :D


Malam itu, adalah malam terakhir untuk kebanyakan peserta. Karena banyak yang memutuskan untuk pulang selepas KIONas atau keesokan paginya. Awalnya kami hanya berkumpul-kumpul iseng sampai akhirnya perkumpulan kecil itu membesar dan menjadi ajang untuk nonton bareng. Bahkan ada yang dengan isengnya mem-bully batin seorang peserta karena cinta lokasinya. :D Semua pasti tau dengan istilah, "Stroberikuuuu..."

Hari terakhir adalah Post Tour. Awalnya saya kira perjalanan ini tidak akan menyenangkan karena banyak peserta yang memutuskan untuk tidak ikut. Apalagi banyak panitia yang tidak lagi di tempat. Seketika tempat penginapan itu menjadi sepi. Hanya tersisa para peserta yang tidak terlalu banyak. Pagi itu, tidak ada tanda-tanda akan dilaksanakan kegiatan post tour. Sampai akhirnya panitia datang dan mengingatkan kami pukul 07.30 kami harus berangkat. Kami pun kelabakan. Pukul 08.30 perjalanan baru benar-benar dimulai. Ternyata tidak seburuk apa yang dibayangkan. Perjalanan ini ternyata menyenangkan. Sayang, tidak semuanya ikut.

Kami menuju Jatim Park 1, dan tiba tepat saat tempat tersebut dibuka. Berhubung kami datang di hari Senin, tempat tersebut tidak terlalu ramai. Selayaknya para pencari kesenangan, kami langsung masuk dan mencoba berbagai wahana. Saya sendiri tidak mencoba semua wahana ekstrim. Saya sadar diri, dan kasihan dengan jantung saya. :D Di sini, tepatnya di wahana Tornado ada satu cerita lucu dan pastinya tidak akan dilupakan oleh pelakunya. Pelaku? :D Yang jelas, setelah naik wahana ini, dia mengaku kapok dan tidak ingin lagi menaiki wahana sejenis. Kasihan, mereka--para penjajal wahana kloter pertama--ternyata dikerjai oleh petugas, harusnya mereka hanya merasakan satu putaran, namun mereka justru merasakannya sebanyak tiga kali putaran. Kami yang menonton hanya bisa tertawa, saya sendiri tidak membayangkan bagaimana jadinya jika saya yang dibalik dan diayun-ayunkan selayaknya saya boneka. Ngeri!
Beberapa wahana yang ada di Jatim Park 1
Konsep aquarium di sini keren dan unik! Semuanya kreatif!

Jalan-Jalan Maaaaan! :D

Sorenya, kami mengunjungi Alun-alun kota Malang. Meskipun cuaca kurang bersahabat, namun tampaknya memutuskan ke tempat ini pada sore menjelang malam hari adalah pilihan tepat. Tempat ini sungguh sejuk dan menyenangkan. Tata letaknya membuat nyaman pengunjung untuk menikmatinya, mulai dari air pancur, deretan kuliner, masjid besar, sampai toilet unik dengan bentuk apel & strawberry.


Pertama kali menginjakkan kaki di sini kami memutuskan untuk mencari kuliner. Pilihan pertama jatuh pada susu segar. Setelah itu kami lanjutkan dengan membeli bakso dan ketan. Setelah itu kembali kami menikmatinya di alun-alun kota dan bercengkrama dengan peserta lainnya. Di sini benar-benar terasa keakraban yang terjalin di antara kami semua. Tidak ketinggalan, kami pun membuat video dengan jargon khas ayo ayo ini. :D


Magrib menjelang, kami sholat bersama di Masjid terdekat, Masjid Jami kalu tidak salah namanya. Masjid yang besar menurut saya, cukup nyaman dan megah. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan pulang dan membeli oleh-oleh. Salah satu hal yang disayangkan ketika berada di alun-alun adalah kami tidak bisa melihat pemandangan melalui bianglala. Meskioun begitu, perjalanan wisata kami cukup menyenangkan dan mejadi penutup yang manis untuk perpisahan kami semua. Saya berharap dapat dipertemukan kembali di event selanjutnya, semoga.

Demikianlah, cerita tentang satu minggu yang telah berlalu itu. Sungguh pengalaman yang sangat menyenangkan dan tidak terlupakan. Sampai jumpa Malang, Sampai jumpa kawan.

Sorry ya kalau postingannya berat! :D


No comments: