Karma itu sebenernya nggak ada lagi.
Ada yang keberatan dengan pernyataan gue itu?
Sama seperti tulisan gue sebelumnya yang menyinggung masalah Hoki. Karma atau yang biasa kita terjemahkan sebagai hal buruk yang diterima orang lain setelah kejahatan
yang mereka lakukan, pada dasarnya nggak ada. Itulah yang my beloved mother katakan. Gue setuju, mungkin lebih tepatnya karma bisa dibilang sebuah hubungan sebab akibat. Jadi gini, sering denger kan ya pepatah
"Apa yang kau tanam, maka itu yang akan kau tuai". Artinya misal kita nanem pohon kelapa nggak mungkin panennya pisang (yaiyalah, nenek gue juga tau)
. Simple-nya, ketika kita bersikap baik dan ramah ke semua orang (misal), orang lain pun bakalan bersikap yang sama ke kita. Sebaliknya, kalo lo bawaannya jutek pasti nggak ada yang berani negur pada takut diamuk.
Sebab-Akibat!
Hubungan sebab akibat ini juga jadi salah satu pegangan gue, apa itu? Gue selalu berpikir "Bantulah orang lain, itu sama aja dengan membantu dirimu sendiri." Tentunya sesuai kemampuan yang lo bisa. Percaya deh, hukum sebab-akibat berlaku. Kalau emang nggak bisa ngebantu, bilang aja nggak bisa. Toh temen lo bakalan paham keterbatasan lo, nggak perlu berkilah dengan beribu alasan. Cukup satu, maaf gue nggak bisa. Udah. Enough!
Kalau emang bisa ya bantu, suatu hari dia pasti bakalan ngebales kebaikan lo. Entah kapan, entah dia atau Yang Maha Melihat yang bakalan ngebales.
So, karma hanyalah sebuah istilah untuk menyebut akibat dari sebab yang kamu buat. Salam!