Sedih ketika memiliki perasaan "sepertinya saya yang datang paling terlambat" kemudian mendapati kenyataan saya yang ternyata datang lebih dulu.
Sampai kapan? :(
Showing posts with label curcol. Show all posts
Showing posts with label curcol. Show all posts
3.04.2015
Disitu Saya Merasa Sedih
1.15.2015
Jangan Meremehkan Hal Kecil
Setiap orang setidaknya harus belajar dari kesalahan. Mungkin inilah saatnya bagi saya. Sejak kecil, saya adalah tipe orang yang selalu takut melanggar aturan, setidaknya saya akan melakukan sebagian besar hal-hal di jalurnya. Sampai saat ini pun saya masih menganut prinsip tersebut. Ada banyak hal di luar rencana yang akan menghadangmu, mematuhi aturan setidaknya akan mengeliminasi masalah yang tidak sepatutnya masuk perhitungan atau mudahnya bisa kita prediksi dan hindari sejak awal.
Namun, tidak kali ini. Sudah dua orang teman mengingatkan saya, tapi entah setan apa yang mampir dan mengglayuti saya hingga sedemikian entengnya melanggar aturan. Saya pikir, "Ah, ini tidak akan jadi masalah. Nanti pasti saya ingat." Begitulah.. dua kali kesempatan saya lewatkan.
Sampai ketika nama saya masuk dalam deretan daftar nama itu. Mungkin sebagian orang ada yang percaya dan ada pula yang tidak. Saya awalnya hanya terkekeh, dan sekali lagi masih menganggap "Ah, ini tidak apa-apa."
1.11.2015
Garis Start
Waktu itu, tepatnya semester 5, banyak hari-hari yang saya lalui dengan mengeluh. Entah menggerutu bersama teman-teman senasib dan seperjuangan atau hanya di dalam hati. Semester 5 memang menjadi semester puncak kejenuhan. Padatnya praktikum, kegiatan organisasi, beban kuliah yang semakin berat dan tentunya tugas yang selalu datang silih berganti. Semuanya ada di pundak ini.
![]() |
Inilah, apa yang saya rasakan saat itu |
Namun saya tahu, untuk ke sekian kalinya, bahwa menyerah bukanlah sebuah pilihan. Mau tidak mau, saya tetap berusaha untuk berkerja keras, menahan setiap perasaan jenuh yang ada, dan berusaha tetap memberikan yang terbaik yang saya bisa lakukan.
![]() |
Spirit of hardwork! |
Meskipun begitu, ada hari dimana saya merasa teramat sangat jenuh dan tidak mampu lagi untuk menahannya. Waktu itu, saya merasakannya. Sumpek, bosan, jenuh dan merasa terpenjara. Saya sempat menangis karena perasaan itu. Sampai akhirnya, saya putuskan untuk menelepon ibu saya.
10.14.2014
Jangan Pernah
"Jangan pernah kamu menyamakan hasil dengan mereka yang tidak tidur saat kamu pulas, mereka yang bekerja keras saat kamu malas, dan mereka yang berlari di saat kamu masih berdiri, mereka yang menangis saat kamu masih tersenyum dan mereka yang tak putus doanya saat kamu justru melupakan-Nya. Jangan pernah! #ntms"
Saya tulis pada 31 Juni 2014. Ini benar-benar kembali mengingatkan saya, kalau saya harus bangkit dari keterpurukan dan kemalasan ini. :'(
9.10.2014
Tumben
![]() |
Tumben.. |
Pagi tadi saya ditegur oleh seseorang yang ketika itu sedang melihat saya menggosok pakaian, "Tumben rajin.. ya begitu dong jangan ngelamun aja kalau pagi."
FYI, pagi tadi (pukul 9) saya sedang menyiapkan pakaian sebelum ke kampus untuk bertemu dosen. Mungkin si fulan yang nyeletuk tadi bisa berkata begitu karena kemarin di jam yang sama saya sedang duduk-duduk dan terlihat melamun. Padahal, saat itu sebenarnya semua pekerjaan rumah saya sudah selesai dan memang tidak ada rencana untuk pergi keluar.
Saya, seringkali menjumpai situasi seperti ini. Tumben, katanya. Banyak orang yang seperti sangat tahu mengenai kehidupan kita lantas mengatakan tumben, seolah-olah mereka adalah orang yang selalu menyimak hal-hal yang kita kerjakan setiap waktu.
Di lain kesempatan, pernah saya ditegur dengan embel-embel tumben juga tentunya.. Waktu itu masih pagi sekali, mungkin sekitar jam 6 pagi. Saya sedang menjemur cucian. Lalu, ada yang tiba-tiba nyeletuk "Tumben jam segini udah nyuci baju.. kok rajin.."
FYI, pagi tadi (pukul 9) saya sedang menyiapkan pakaian sebelum ke kampus untuk bertemu dosen. Mungkin si fulan yang nyeletuk tadi bisa berkata begitu karena kemarin di jam yang sama saya sedang duduk-duduk dan terlihat melamun. Padahal, saat itu sebenarnya semua pekerjaan rumah saya sudah selesai dan memang tidak ada rencana untuk pergi keluar.
Saya, seringkali menjumpai situasi seperti ini. Tumben, katanya. Banyak orang yang seperti sangat tahu mengenai kehidupan kita lantas mengatakan tumben, seolah-olah mereka adalah orang yang selalu menyimak hal-hal yang kita kerjakan setiap waktu.
Di lain kesempatan, pernah saya ditegur dengan embel-embel tumben juga tentunya.. Waktu itu masih pagi sekali, mungkin sekitar jam 6 pagi. Saya sedang menjemur cucian. Lalu, ada yang tiba-tiba nyeletuk "Tumben jam segini udah nyuci baju.. kok rajin.."
8.03.2014
Tidak Selalu, Mentari
"Dari pesantren ya?" sapanya pada akhirnya. Sejak pertama melihatku sepertinya ia ingin tahu sesuatu. Kali kedua ia melihatku lagi, lalu ku balas dengan senyuman. Ia pun membalas dengan senyuman. Ketiga kalinya, ia menghampiri. Lalu terciptalah percakapan kecil.
Sesungguhnya aku tidak pandai berbasa-basi. Pun saya juga tidak terlalu ingin tau persoalan orang lain yang hanya sekedar bertemu lalu seperti dia. Namun dia membuka pembicaraan, dan aku pun berusaha menghargainya dengan mencoba membuat percakapan itu tetap hidup.
Ku keluarkan sebuah jeruk. Lalu ku tawarkan padanya. Ah, tidak kreatif ternyata dia sudah punya. Waktu cuci mulut yang seharusnya manis itu malah menjadi kikuk bagiku. Jeruk itu ku kupas kemudian hanya ku genggam. Tanggung.
Saya jadi teringat pertanyaannya. Saya bukan dari pesantren, jawabku. Dari Unlam ya tanyanya. Lalu ku simpulkan ia pun sama. Mungkin fakultas sebelah. Namun tetap ku tanyakan dia kuliah dimana. Oh ternyata aku salah. Dia berasal dari institut pendidikan agama di kota yang sama.
Aku bergumam. Apakah semua orang mengira jilbab lebar itu hanya milik anak pesantren? Bahkan ia berpikiran begitu.
Saya bukan anak pesantren, bukan juga yang mereka kira akhwat-akhwatan. Saya hanya perempuan yang sedang berusaha untuk menjadi baik, meski tidak selalu. Tidak selalu jilbab lebar itu mampu menakar, seberapa banyak amalan pemakai.
Ukhti namanya siapa?
"Ayu, kalau mba?"
"Mentari.." Ia tersenyum.
Tidak mentari, tidak selalu begitu. Bisikku.
Sesungguhnya aku tidak pandai berbasa-basi. Pun saya juga tidak terlalu ingin tau persoalan orang lain yang hanya sekedar bertemu lalu seperti dia. Namun dia membuka pembicaraan, dan aku pun berusaha menghargainya dengan mencoba membuat percakapan itu tetap hidup.
Ku keluarkan sebuah jeruk. Lalu ku tawarkan padanya. Ah, tidak kreatif ternyata dia sudah punya. Waktu cuci mulut yang seharusnya manis itu malah menjadi kikuk bagiku. Jeruk itu ku kupas kemudian hanya ku genggam. Tanggung.
Saya jadi teringat pertanyaannya. Saya bukan dari pesantren, jawabku. Dari Unlam ya tanyanya. Lalu ku simpulkan ia pun sama. Mungkin fakultas sebelah. Namun tetap ku tanyakan dia kuliah dimana. Oh ternyata aku salah. Dia berasal dari institut pendidikan agama di kota yang sama.
Aku bergumam. Apakah semua orang mengira jilbab lebar itu hanya milik anak pesantren? Bahkan ia berpikiran begitu.
Saya bukan anak pesantren, bukan juga yang mereka kira akhwat-akhwatan. Saya hanya perempuan yang sedang berusaha untuk menjadi baik, meski tidak selalu. Tidak selalu jilbab lebar itu mampu menakar, seberapa banyak amalan pemakai.
Ukhti namanya siapa?
"Ayu, kalau mba?"
"Mentari.." Ia tersenyum.
Tidak mentari, tidak selalu begitu. Bisikku.
Kaki Tangan Tuhan
Aya, seorang gadis manis yang umurnya setahun lebih muda dariku. Tapi jangan ditanya, tinggi badannya jauh melampaui orang yang bahkan lebih tua darinya. Setidaknya itulah yang terlihat dari fotonya.
Iya, sampai detik ini aku hanya bisa melihat fotonya. Setelah saling kenal 3 tahun silam, kami bahkan belum pernah bertemu. Entahlah apakah kami bisa disebut saling kenal. Yang jelas, aku masih mengingatnya.
Aku tidak boleh lupa dengan kaki tangan Tuhan yang satu ini. Kami tidak pernah saling kenal sebelumnya, lalu dia datang di saat ku butuhkan. Bahkan, dia membantuku saat itu. Aku tahu gadis ini pasti sangat baik hati.
Dia juga yang memberi sedikit semangat padaku kala itu. Meskipun sempat ku lepaskan apa yang saat ini ku genggam, namun Tuhan punya cara sendiri menuntunku untuk kembali menggenggam apa yang Dia berikan.
Cara Tuhan memang unik, Dia bisa mengirimkan kaki tangan dimana saja, kapan saja, dan bahkan melalui siapa saja. Lewat kamu Aya, aku percaya bahwa takdir Tuhan akan menuntun hambaNya, dengan cara yang unik sekalipun. Contohnya lewat kamu.
Dari teman yang tak pernah bertemu tapi memendam rindu.
Antah Berantah, 22 Juli 2014.
Keesokan harinya, secara kebetulan (atau tidak), kami bertemu di Line. Aku kira, pesan rinduku sudah sampai. :)
5.26.2014
Hari Ini Aku Senang
Pernahkah kamu merasa hatimu sedemikian melompat-lompat riang tidak karuan? :)
Seakan-akan kamu ingin menari-nari berputar-putar ke sana ke mari.
Seakan-akan kamu sedang berada di padang rerumputan dan angin menggoyangkannya dengan lembut, menerbangkan bunga-bunga kapas.
Seakan-akan kamu bebas berteriak, namun rasanya masih ada semut-semut kecil di dalam kepalamu yang menggelitik dan kamu ingin berteriak sekali lagi dan lagi.
Seakan-akan langkahmu teramat ringan dan kamu bisa menginjak awan.
Seakan-akan ada sebuah per di lehermu sehingga kepalamu bisa berputar kesana kemari.
Seakan-akan ada seekor burung kecil berkicau dari dalam telingamu.
Pernahkah kamu merasa semua itu seakan-akan sedang terjadi? Yaa.. begitulah rasanya. Hari ini aku senang. :)
Meski tanpa alasan.
![]() |
Gambar dari sini |
1.31.2014
Tetap Berdiri atau Berlari
"Bukan rasa pesimis yang akan dibawa pulang, tapi semangat membara untuk berlari mengejar ketinggalan."
Sesungguhnya setiap ada kemauan pasti ada jalan. Bersyukur bisa melihat kenyataan ini secara langsung (meskipun sedikit pahit dan perih), dan apa-apa yang diperlihatkan kepada kita boleh jadi adalah petunjuk. Adalah pilihan kita, untuk mau maju, atau tetap menangisi keterpurukan yang ada.
:)
31 Januari 2014
11.10.2013
Pura-Pura Buta dan Tuli
Mungkin kadang-kadang menjadi orang yang pura-pura tidak melihat (buta) dan orang yang pura-pura tidak mendengar (tuli) itu bagus. Bagus ketika dilakukan untuk menghindari hal-hal yang sekiranya dapat menyakiti diri sendiri, membuat hati penuh iri dan dengki, serta dipenuhi kebencian. Saya rasa, sebaiknya memang sikap buta dan tuli ini tetap dijaga, dibiarkan saja untuk melindungi diri. Ya meskipun sebagai manusia normal, melakukan hal 'aneh' semacam itu bukan hal yang mudah. Lagi pula apa manfaatnya? Namun, setidaknya, menjadi buta dan tuli itu membantu, dan kadang-kadang memang perlu. Kadang-kadang.
#QuickPost
11.05.2013
Hidup Itu Perlu Mengikhlaskan
Sepertinya unek-unek di hati ini memang nggak bakalan habis kalau tidak dikeluarkan ya? Terbukti dari beberapa hari ini mau menumpahkannya ke tombol-tombol di keyboard rasanya sulit sekali. Mau ngomong langsung ke orang yang bersangkutan malah gagu, mulut terkunci dan diam seribu bahasa.
![]() |
Rasanya pengen nangissss.. |
Setelah ku pikir-pikir lagi, sudahlah, tidak perlu diungkapkan. Sudahlah, cukup aku yang tau. Sudahlah, kalau kamu gegabah, hanya akan semakin memperkeruh keadaan. "Cukup kamu menguatkan diri sendiri yu." Pinta akal sehatku. Iya, aku akan mencoba (untuk ke sekian kalinya).
Pengendali hati yang baik itu memang orang yang sakti, karena jelas-jelas itu bukanlah perkara mudah. Seorang pengendali hati yang baik mungkin punya satu hal yang belum ku punya, "hati yang ikhlas". Pengendali hati yang baik mungkin tidak pernah mengkhawatirkan terlalu banyak hal. Membiarkan semuanya terjadi, karena yakin itu semua sudah kehendak-Nya, sudah diatur sedemikian rupa sesuai kebutuhan kita.
Akhir-akhir ini aku sering lupa. Dia adalah pembuat skenario hidup terbaik. Kenapa aku harus khawatir? Kenapa aku harus menuntut setiap hal terjadi sesuai keinginanku? Padahal, belum tentu keinginanku itu sesuai dengan apa yang ku butuhkan. Jelas-jelas Dia jauh lebih tahu dan lebih memahamiku. Kenapa masih khawatir? memaksa keadaan? tidak bisa ikhlas menerima?
10.22.2013
10.20.2013
Belajar Masak? Sekarang atau Nanti?
Nulis bentar ah..
Seharian ini setengah hariku diisi dengan menatap sampai jenuh layar laptop, mengerjakan beberapa persiapan untuk menghadapi minggu ini. Sepertinya, minggu depan akan menjadi another day-nggak nyantai untuk ke-seribu kalinya. Ah, hiperbola sekali. Sekalian curhat. Hehe
Memang nggak salah jika minggu nanti--tepatnya dimulai esok hari akan menjadi minggu yang lumayan sibuk. Prediksiku, 2 minggu ini akan menjadi minggu yang penuh dengan wara-wiri dan pemikiran ekstra. Pasalnya, mulai tanggal 21 Oktober pihak fakultas menuntut UTS dilaksanakan. Celakanya bagi kami anak farmasi, sebagian praktikum tetap berjalan, ditambah lagi ada acara besarnya fakultas. Bayangkan minggu UTS dan praktikum bersatu padu diiringi dengan kegiatan tersebut. :) Pasti sesuatu..
Baiklah, sekian curhat colongannya, kembali ke topik yang ingin aku ceritakan hari ini yaitu.. MASAK!
Setelah menguras otak mengerjakan tugas dan laporan, sepertinya laptopku mulai memanas. Perutku pun mulai berdendang, kemudian disusul dengan efek letih, lesu dan lunglai. Intinya, aku lapar. Terbesit niatan untuk masak. Rasanya, sudah lama sekali asap dapurku tidak mengebul, yang mengebul adalah dompetku--alias beli makan di luar terus. :D Tentu saja itu berefek pada malnutrisi dompet dan pengeluaran yang cukup besar hanya untuk makan. :(
![]() |
:D Pernah begini nggak? |
10.16.2013
Cerita Mudik - (Nggak) Jadi Bang Toyib
Assalamualaikum wr. wb..
Apa kabar semuanya? 3 hari nggak menyentuh menu create post rasanya ada yang kurang. Hihi. Kemana aja selama 3 hari ini? Wah, kali ini aku bisa jawab dengan hati riang gembira--tidak seperti 2 tahun berturut-turut yang lalu. Sebelumnya, aku mau mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Adha untuk semua umat Islam. Islam itu keren ya, dari urusan kamar mandi sampai dengan urusan negara diatur. Islam juga luar biasa, selalu mengajarkan penganutnya untuk saling berbagi dengan sesama. :)
Lanjut!
Kembali pada cerita, kenapa tahun ini aku lebih riang gembira. :D Alhamdulillah, tahun ini dikasih kesempatan untuk pulang ke rumah walaupun bisa dibilang hanya dalam waktu singkat. Sebenarnya, aku bisa pulang sejak hari Jumat sore sampai dengan rabu malam ini. Tapi, karena ternyata perkuliahan teknologi sediaan solid di hari Sabtu siang harus dilaksanakan makanya baru bisa pulang hari Sabtu sore. Nah, seandainya mau nekat pulang malam ini, juga bisa kok. Tapi besok ada 3 perkuliahan non-stop + praktikum farmakologi. Alhasil, nggak berani juga ngambil resiko mengingat ada banyak tugas yang harus diselesaikan.
Walaupun begitu, aku sudah cukup bersyukur karena bisa pulang tahun ini. Kalau seandainya nggak pulang (lagi) untuk ketiga kalinya, maka aku sudah seperti bang toyib yang nggak pulang-pulang selama 3x lebaran. -__- Ternyata, secara nggak langsung teman-temanku pun seperti bahagia sekali melihat temannya yang satu ini bisa mudik di tahun ini. Adaaa aja yang ngucapin selamat mudik, hati-hati di jalan dan ngedoain supaya selamat sampai tujuan. :D Ini, asal nggak pada minta oleh-oleh aja nggak apa-apa sih. :D
Apa cerita unik di balik mudik kali ini? Selalu ada, dan nggak ketinggalan selalu ada yang absurd! :|
10.06.2013
Bitter-Sweet of "2nd Pharmacoterapy"
Mungkin ada yang merasa bulan Septembernya berlalu begitu saja. "Nggak kerasa ya sudah Oktober." Mungkin ada yang merasakannya. Namun bagiku, September tahun ini, benar-benar ada "rasanya", termasuk menunggu September tiba. Karena ada apa? INI!
Menjadi salah satu panitia di event 2nd Pharmacoterapy bukanlah pilihan mudah. Tetapi ternyata, menjalani hari-hari selama beberapa bulan menjadi--tepatnya--koordinator acara jauh lebih sulit dibandingkan mengiyakan tawaran ini.
Acara ini adalah acara tahunan di program studi farmasi. Tahun ini adalah tahun dimana 2011 adalah penggerak utama kegiatan-kegiatan kemahasiswaan. Aku adalah salah satu bagian kecil dari semua ini.
Menjadi koordinator acara itu berjuta rasanya, kalau nggak percaya coba aja. :) Setiap tim pasti punya tantangan masing-masing, dan kali ini aku akan bercerita tentang acara dari sudut pandangku.
Menjadi salah satu panitia di event 2nd Pharmacoterapy bukanlah pilihan mudah. Tetapi ternyata, menjalani hari-hari selama beberapa bulan menjadi--tepatnya--koordinator acara jauh lebih sulit dibandingkan mengiyakan tawaran ini.
Acara ini adalah acara tahunan di program studi farmasi. Tahun ini adalah tahun dimana 2011 adalah penggerak utama kegiatan-kegiatan kemahasiswaan. Aku adalah salah satu bagian kecil dari semua ini.
Menjadi koordinator acara itu berjuta rasanya, kalau nggak percaya coba aja. :) Setiap tim pasti punya tantangan masing-masing, dan kali ini aku akan bercerita tentang acara dari sudut pandangku.
Boleh ku bilang, beberapa bulan terakhir ini menjadi moment tersendiri dalam kehidupanku. Satu tahun ini, dan beberapa bulan terakhir telah memberikan rasa pahit dan manis yang silih berganti. Semenjak mengurus acara ini, aku tau bagaimana sulitnya sebuah ide itu didapatkan. Juga, bagaimana sulitnya membuat orang lain mengerti akan pemikiran dan ide yang kita buat.
Mencetuskan ide adalah hal pertama yang harus dilakukan ketika mempersiapkan acara ini. "Acara ini mau diisi--acara-acara--apa aja sih? Bagaimana caranya supaya acara ini jadi "beda" dan fresh. Itu adalah beban pertama yang singgah di pundakku. Mencari ide itu kadang susah-susah gampang. Kadang ya ada kadang ya mampet. :D Apalagi, aku ini salah satu orang yang terkadang pikirannya jauh lebih encer di waktu-waktu mepet (the power of kepepet) :D.
Mencetuskan ide adalah hal pertama yang harus dilakukan ketika mempersiapkan acara ini. "Acara ini mau diisi--acara-acara--apa aja sih? Bagaimana caranya supaya acara ini jadi "beda" dan fresh. Itu adalah beban pertama yang singgah di pundakku. Mencari ide itu kadang susah-susah gampang. Kadang ya ada kadang ya mampet. :D Apalagi, aku ini salah satu orang yang terkadang pikirannya jauh lebih encer di waktu-waktu mepet (the power of kepepet) :D.
9.12.2013
Kenapa Jalan Terus?
Kadang pernah nggak telintas di benak kalian, kenapa sih aku ngelakuin hal ini? Kenapa sih aku tetap di jalan ini ketika aku merasa tertekan, merasa tersiksa dan merasa melakukan hal-hal yang sangat melelahkan?
Mungkin ada saat-saat dimana kita dihadapkan dengan situasi semacam itu. Rasanya ingin menyerah, rasanya ini berhenti. Tapi, itu tidak pernah terjadi.
Kenapa?
Kenapa jalan terus? Kenapa kita bertahan?
Mungkin jawabannya adalah satu.
Yes, I'm happy.
Ini menyakitkan, ini melelahkan, tapi aku bahagia.
8.26.2013
Bolehkah Tuhan?
Aku meyakini suatu hal, kamu tau itu apa?
Aku yakin siapapun yang berusaha lebih dari orang lain akan mendapatkan apa yang tidak orang lain dapatkan. Going to the extra miles.
Aku meyakini itu. Bahkan, apapun yang aku hadapi sekarang ku yakini sebagai salah satu dari bagian melangkah lebih jauh, untuk mendapatkan dan melihat sesuatu yang tidak orang lain dapat dan lihat.
Terkadang, sesekali ingin rasanya aku ditampar. Aku ingin seseorang menyadarkanku bahwa berjalan lebih jauh bukannya tidak disertai rintangan, bukannya menjadi perjalanan yang mudah.
Di situasi seperti itulah, sesekali tangisku pecah dan senyumku semakin tipis, nyaris hilang. Dan entahlah, hanya padaMu Tuhan aku bisa benar-benar menumpahkannya. Karena aku yakin, bahkan hanya dengan bahasa air mata pun Engkau sanggup memahamiku.
Tuhan, hari ini, entah mengapa aku tiba-tiba saja merasa berat. Aku merasa sudah berjalan amat jauh tapi belum juga menemukan ujung jalannya. Aku pun belum melihat atau mendapatkan sesuatu. Sedemikian sulitnya kah Tuhan perjalanan ini? Aku harus berusaha seperti apa lagi?
8.22.2013
Telephonobia - Takut Telepon (?)
Aku mau cerita, tentang kebiasaanku. Entahlah orang lain menganggap ini biasa atau nggak, menurutku kurang biasa. Aku orang yang boleh dibilang jarang melakukan aktivitas menelepon lama-lama. Juga sebaliknya, aku pun bukanlah orang yang cukup suka ditelepon. Aku selalu menolak untuk ditelpon berlarut-larut lamanya. Menurutku, itu membuat telinga panas (karena handphone) dan rasanya kurang nyaman.
Tapi ada hal yang aneh akhir-akhir ini, kurang lebih setelah lulus SMA. Semenjak itu, aku jarang atau bahkan tidak pernah sama sekali menerima telepon sampai hitungan jam. Paling lama sekitar 15 menit, itupun dari orang tua.
Hal anehnya adalah ketika ada panggilan masuk. Entahlah rasanya aku takut untuk mengangkatnya. Rasanya ada rasa khawatir yang menjadi-jadi. Ada apa orang ini menelponku? Terlebih jika nomor tersebut tidak ada di kontak teleponku. Aku pasti berpikir berulang kali untuk mengangkatnya. Malah, terkadang tidak aku angkat sama sekali.
Ternyata, keanehan itu namanya Telephonobia, artinya:
Ternyata, keanehan itu namanya Telephonobia, artinya:
8.21.2013
Perubahan Dalam Hidupku
Berbicara soal umur yang ternyata kian bertambah ini, aku tertarik untuk membahas sedikit mengenai, "What's the biggest change in my life?" untuk sejauh ini. Mmm.. Apa ya perubahan terbesar dalam hidupku sampai saat ini?
Secara spesifik susah juga dijelaskan how's my life change, yang jelas hidupku berubah. Mungkin dari karakter, aku yang sekarang cukup banyak berubah sih (sepertinya) :D. Hal terdekat saat ini yang bisa menunjukannya adalah, postingan-postingan di blogku. Kalau kalian pernah membacanya dari awal sampai dengan sekarang, maka kalian akan tau bahwa dulu, aku alay. :))
Sudah jadi rahasia umum ya kalau setiap orang pasti melalui fase kehidupan yang satu itu. Dulu.. ya duluuu lah pokoknya blog ini isinya curhat abis! :D Dari persoalan sekolah sampai cerita tentang love yang silly dan menggebu-gebu. Bahkan, ada postingan yang ku buat hanya karena sms tak terbalaskan. :D Dasar anak-anak, labil.
Dari segi bahasa penulisan pun sudah jauh berubah, sekarang sudah lebih tertata dan bisa bercerita dengan lebih runtut dibandingkan dulu awal-awal pindah ke blog ini. Lagi pula, kontennya juga jauh lebih berisi dan lebih panjang.
Waktu itu ketemu sepupu, dia bilang "Ayu berubah ya, sekarang lebih dewasa".
8.16.2013
Being Twenty Something
100an kan.. Potong uang kue. Haha terserah aja. Aman aja aku.
Duit ngecat udah cair? :p Yowes kalau ketemu yang cantik. Di salemba cantik-cantik kan?
Seapa ada mencat tuh. Dapat aja lagi nah upah membasuh piring pas hari raya.
Hahaha dasar pemalak. Bentar ye, baru mau hunting.
Ciyusan nda mau ikut milih?
Mir, ini kenapa jadi ngomong di grup mir?
Kamarku saksi bisuu.. :D |
Itu adalah cuplikan perbincangan antara mira dan nisa. Kedua teman yang, engg.. cukup lempo. Sesuatu itu ya mereka ini, mau ngasih kejutan dan ngobrolin itu di grup. Tempat dimana aku pun ada di situ, bisa ngeliat pembicaraan itu. =.=a Awalnya, aku nggak ngeh ini orang pada ngomongin apaan, kue, toko kado segala, dan seketika itu juga hening. Aku sadar betapa tidak ahlinya mereka membuat surprise. :D Mungkin mereka melakukannya supaya kejutan ini lebih GREGET, mungkin. Kita positif thingking saja, but wait! You have to know what happen next!
Tweenty something, yah.. something.. Because there is something different in my 20 years old. Apa sih yang benar-benar beda dari pertambahan umur yang sepertinya menjadi rutinitas tiap tahun ini? Ada.
Subscribe to:
Posts (Atom)