Showing posts with label kuliah. Show all posts
Showing posts with label kuliah. Show all posts

6.23.2017

Perjalanan Baru: Apoteker

Lebih dari satu tahun berlalu sejak saya putuskan hiatus di blog ini. Sebenarnya saya belum memikirkan kelanjutan dari blog ini. Belakangan, saya memang tidak terlalu aktif menulis di blog. Pun saya lanjutkan kegiatan menulis, saya berniat membuat tulisan dengan muatan yg lebih berat. Akan tetapi, setelah saya perhatikan, masih ada sedikit manfaat yang bisa saya bagikan dari blog ini. Meskipun sekedar diskusi soal jurusan farmasi, literatur, atau tulisan-tulisan lama--yang melankoli itu. Hihi.

Alhamdulillah tulisan kali ini membawa sebuah kabar gembira. :)

Terhitung sejak maret 2017, saya telah resmi disumpah sebagai Apoteker. Sebuah pencapaian yang cukup mengharu biru, sebab memang prosesnya tidak mudah. Akhirnya saya berhasil keluar dari kampus Gajah dalam satu tahun masa studi. Saya sangat bersyukur karena mampu melalui semua tahapan ujian apoteker yang luar biasa itu. :D Terlebih, angkatan saya adalah angkatan pertama yang mencicipi Ujian Kompetensi Apoteker Indonesia (UKAI) sebagai syarat wajib kelulusan. Dengan beban ujian kampus yang berat dan ditambah kewajiban lulus UKAI membuat kelulusan ini rasanya sangat menggembirakan. (Gimana enggak ya, ujiannya sekitar dua bulan, bertubi-tubi)

Jika ada yang bertanya, mau tidak mengulang ujian apoteker ITB, saya pasti akan menjawab "sekali saja sudah cukup". Cukup ia jadi bagian dari sejarah hidup, dikenang dan ditertawakan (waktu menjalani sih, ditangisi) :D

Tetapi, menyandang gelar apoteker tentu memiliki beban dan tanggungjawab tersendiri. Tidak berarti berhenti belajar sebab "ujian" yang sesungguhnya adalah ketika mengamalkan ilmu yang telah diperoleh dari kampus. Doakan saja saya mampu mengemban amanah profesi ini sebaik mungkin, melakukan praktik yang bertanggungjawab dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk masyarakat. Aamiin.

Terima kasih untuk teman-teman yang masih meninggalkan jejak di blog ini atau menyapa lewat surel. Salam sejawat.

1.07.2016

Hiatus

Gambar dari sini

Halo.. cukup lama rasanya tidak bercerita di blog ini. Sesekali rasanya rindu. Tetapi kali ini saya ingin mengumumkan sesuatu, yaitu kemungkinan akan hiatus-nya blog ini untuk waktu yang cukup lama. Sedih ya, lama tidak muncul dan tiba-tiba memberi kabar buruk. Maafkan saya pembaca setia (kalau ada). :D Saya memprediksi tidak akan memiliki banyak waktu untuk beberapa bulan ke depan karena saya sedang ingin fokus melanjutkan pendidikan untuk saat ini. Alhasil mungkin blog ini akan sedikit terbengkalai seperti beberapa bulan terakhir saat sibuk mengurus skripsi dan lain hal. Tetapi, saya berencana untuk tetap sesekali menulis di blog ini. Tenang saja, kalian tetap bisa membaca ocehan random saya di tumblr ini. Keputusan hiatus ini tidak ada hubungannya dengan perselingkuhan dengan tumblr ya. :D So, siapapun yang mungkin ingin bertanya atau menyapa tetap bisa menghubungi saya via email seperti biasa. ;)

C u later!

11.12.2015

Melanjutkan Impian

Halo, sudah lama sekali sejak terakhir kali saya bercerita di blog. Rasanya, ada satu bulan yang benar-benar tidak terisi dengan satu postingan pun. Ada banyak hal yang terjadi dan saya lalui. Mulai dari hectic-nya menyusun bab 4 skripsi, mengejar-ngejar jadwal sidang, bekerja di proyek penelitian, wisuda, pindahan kos, pulang kampung, sampai mengikuti tes apoteker. Kalau dipikir-pikir lagi, ada banyak hal yang sepertinya sangat sulit dilalui (pada masa itu) akhirnya terlewati. Alhamdulillah.

Hal-hal yang saya sebutkan di atas benar-benar menguras banyak tenaga, waktu, pikiran dan perasaan. Saya saat itu hampir tidak mendapat waktu untuk sidang hasil dan akhir karena dosen pembimbing saya cuti hamil dan melahirkan, ditambah lagi dosen penguji saya harus pergi dan ada pula yang sakit. Jika dipikirkan, betapa sulitnya masa-masa itu. Namun, Allah memberi saya jalan. Setelah menaklukkan banyak kesulitan, akhirnya saya dinyatakan lulus. Saya masih tetap berada di perantauan untuk menunggu waktu wisuda. Saat itu, saya mengisi waktu luang dengan menjadi asisten dan bekerja untuk proyek penelitian. 

Di tengah kesibukan keduanya, saya pun menunggu waktu pendaftaran apoteker di Universitas lain. Tak disangka, di awal bulan Oktober ITB membuka pendaftaran. Lagi-lagi kejutan ini membuat kehidupan saya kembali ramai. Saya hanya memiliki waktu sekitar dua minggu untuk persiapan. Di tengah kesibukan mengerjakan penelitian yang menghabiskan waktu pagi-sore (bahkan terkadang malam), saya harus mempersiapkan administrasi, mengumpulkan bahan untuk belajar, dan tentu saja belajar. Tentu sudah menjadi rahasia umum, tes masuk apoteker ITB itu sulit. Ada banyak sekali postingan blog berisi cerita itu, bahkan menyarankan untuk belajar setidaknya dua minggu sebelum ujian. Sementara selama satu minggu saya hanya berkutat pada persiapan administratif dan mengumpulkan bahan belajar. Alhasil, saya selalu memaksa diri untuk bangun dini hari dan belajar. Sebagian teman-teman saya enggan mengikuti tes karena merasa waktu persiapan yang dimiliki sangat singkat. Bukannya tidak merasakan hal serupa, namun saya bertekad untuk tetap maju. Izin orang tua mudah sekali saya dapatkan pada waktu itu, sehingga saya tidak ragu untuk terus berjuang.

8.23.2015

Tips Mencari Referensi

Halo semuanya.. :D Lama saya tidak muncul dan mengisi blog ini dengan postingan baru. Maklum lah, belakangan saya dikejar deadline untuk sidang hasil dan akhir. Alhamdulillah, akhirnya saya sudah melewati keduanya dalam waktu yang cukup singkat, hanya berselang dua minggu. Rasanya, luar biasa! Hehe. Akhirnya, saya dinyatakan lulus juga. Yea, I got it

Berhubung saat ini saya sedang tidak ada bahan khusus untuk ditulis, jadi lebih baik saya share tips untuk mencari referensi versi saya ketika mengerjakan skripsi. Jadi saya ini tipe yang agak malas ke perpustakaan. Bukannya tidak suka membaca, justru sebaliknya. Hanya saja, menurut saya mencari referensi melalui buku fisik itu agak sulit dan kurang praktis. Sementara itu, ada banyak informasi berlimpah di internet jika kita pintar dan tahu caranya. Bayangkan saja, ketika membaca buku kita harus membuka daftar isi, membaca per bab, atau paling tidak membuka glosarium dan membaca per halaman. Wah, menyita waktu sekali bukan? Bandingkan dengan membuka mesin pencari, mengetikkan beberapa kata klik enter. Ada banyak sekali informasi yang bisa kita temukan. Referensi berupa buku juga banyak, bahkan lebih up to date. Hehe. Selain alasan itu, saya adalah tipikal orang yang lebih produktif di waktu dini hari. Saya akan memilih tidur jam 9 malam dan bangun jam 1 dini hari untuk belajar atau mengerjakan sesuatu. Menurut saya, otak saya lebih encer di jam-jam tersebut. Sayangnya, saya tidak bisa ke perpustakaan pada jam-jam tersebut kan? :D Kalaupun harus meminjam buku, jumlahnya pasti terbatas. Oleh karena itu, sebagian besar (lebih dari 90%) referensi yang saya gunakan diperoleh dari internet (buku, jurnal).

Looking for reference? no more confused.
Gambar dari sini
Nah, kali ini saya akan memberikan tips cara memperoleh referensi, siapa tahu ada yang setipe dengan saya atau bisa digunakan untuk menambah sumber informasi.  Urutan pertama adalah mencari sumber primer berupa jurnal terbaru, kemudian jika terkait dengan teori dasar saya mencarinya di buku. Begini cara yang biasa saya lakukan untuk mencari referensi:

3.28.2015

Anak Farmasi Itu...(Harus) Multitalent


Beberapa kali saya menengok bagian traffic source blog ini, saya mendapati beberapa orang (mungkin) tersesat saat sedang mencari clue tentang seperti apa sih mahasiswa farmasi itu. Mungkin, sebagian besar yang mencarinya adalah para pencari petunjuk masa depan, a.k.a anak-anak SMA yang ingin melanjutkan kuliah.

Well, susah juga menggambarkan seperti apa tepatnya anak farmasi itu dan segala tetek bengek dunia perkuliahannya. Tapi, saya rasa dalam beberapa situasi secara garis besar kehidupan anak farmasi itu hampir serupa. Satu hal yang saya dapat simpulkan dari sekian banyak hal adalah anak farmasi itu (harus) multitalent.

Ada yang mengatakan anak farmasi itu harus pintar kimia. Boleh saya katakan, ada benarnya juga namun tidak sepenuhnya. Ada banyak hal yang juga penting untuk membuat kalian bertahan dalam menjalani kehidupan mahasisa farmasi. Sebagian besar memang kita dihubungkan oleh subjek kimia. Tentu saja, kan yang dipelajari obat. Namun, tidak hanya itu. Kita juga dituntut untuk menguasai pelajaran lain seperti matematika, fisika, biologi, dll. Bahkan kemampuan seperti meracik, cara berkomunikasi dan manajemen (terutama manajemen waktu) itu penting sekali untuk dimiliki. 

1.15.2015

Jangan Meremehkan Hal Kecil

Setiap orang setidaknya harus belajar dari kesalahan. Mungkin inilah saatnya bagi saya. Sejak kecil, saya adalah tipe orang yang selalu takut melanggar aturan, setidaknya saya akan melakukan sebagian besar hal-hal di jalurnya. Sampai saat ini pun saya masih menganut prinsip tersebut. Ada banyak hal di luar rencana yang akan menghadangmu, mematuhi aturan setidaknya akan mengeliminasi masalah yang tidak sepatutnya masuk perhitungan atau mudahnya bisa kita prediksi dan hindari sejak awal.

Namun, tidak kali ini. Sudah dua orang teman mengingatkan saya, tapi entah setan apa yang mampir dan mengglayuti saya hingga sedemikian entengnya melanggar aturan. Saya pikir, "Ah, ini tidak akan jadi masalah. Nanti pasti saya ingat." Begitulah.. dua kali kesempatan saya lewatkan.
Sampai ketika nama saya masuk dalam deretan daftar nama itu. Mungkin sebagian orang ada yang percaya dan ada pula yang tidak. Saya awalnya hanya terkekeh, dan sekali lagi masih menganggap "Ah, ini tidak apa-apa."

1.11.2015

Garis Start

Waktu itu, tepatnya semester 5, banyak hari-hari yang saya lalui dengan mengeluh. Entah menggerutu bersama teman-teman senasib dan seperjuangan atau hanya di dalam hati. Semester 5 memang menjadi semester puncak kejenuhan. Padatnya praktikum, kegiatan organisasi, beban kuliah yang semakin berat dan tentunya tugas yang selalu datang silih berganti. Semuanya ada di pundak ini.

Inilah, apa yang saya rasakan saat itu

Namun saya tahu, untuk ke sekian kalinya, bahwa menyerah bukanlah sebuah pilihan. Mau tidak mau, saya tetap berusaha untuk berkerja keras, menahan setiap perasaan jenuh yang ada, dan berusaha tetap memberikan yang terbaik yang saya bisa lakukan.

Spirit of hardwork!

Meskipun begitu, ada hari dimana saya merasa teramat sangat jenuh dan tidak mampu lagi untuk menahannya. Waktu itu, saya merasakannya. Sumpek, bosan, jenuh dan merasa terpenjara. Saya sempat menangis karena perasaan itu. Sampai akhirnya, saya putuskan untuk menelepon ibu saya.

1.09.2015

Mungkin

Mungkin skripsi menjadi sangat melelahkan karena di sinilah tingkat kesabaran dan ketekunan tertinggi (dalam level kuliah) diuji. 

 Karena yang pandai sekalipun belum tentu sabar dan tekun.

12.06.2014

Hadiah Terbaik


Hadiah terbaik yang bisa kita berikan kepada seseorang adalah waktu, cinta dan perhatian kita. Bukankah ketika mendoakan seseorang dengan tulus kita telah memberikan semuanya? :)

Semoga tiga sahabat ini tetap menjadi sahabat sampai nanti. Semoga sukses dengan sidang Skripsi masing-masing. Kita bisa!

Allah, we'll do our best. Please, do the rest. :)

Nisa, Anyu, Mira

OFI 6 - Journey to Padang

Ikut event nasional merupakan salah satu hal yang paling sayang untuk dilewatkan ketika masih ada di bangku kuliah. Begitu pikir saya. Maka dari itu, selain kegiatan-kegiatan organisasi seperti di Ismafarsi saya pun turut menuliskan target untuk bisa ikut OFI. Itu saya tuliskan bahkan sejak awal-awal masuk kuliah, tepatnya setelah saya tau tentang OFI. Saya ingat betul "Ikut OFI" tertulis di buku kecil biru itu. :)

Tahun berganti, kini sampailah pada masa-masa akhir studi saya. Hal itu juga berarti kesempatan untuk ikut OFI semakin dekat dan besar. Singkat cerita, akhirnya saya dan satu teman saya didelegasikan untuk mengikuti OFI ini. Bukan semacam dream comes true sih, tapi lebih tepatnya mimpi ini baru dimulai.

Begitu tahu acara keenam yang digelar tahunan ini dilaksanakan di Padang, saya sedikit cemas dan excited tentu saja. Sampai di usia ini, saya belum pernah ke Padang, Sumatera saja belum pernah. Kali ini pun, kami pergi hanya berdua. 

Di tengah-tengah jadwal yang sibuk, saya harus memikirkan antara menyusun naskah proposal skripsi, penelitian, magang dan persiapan OFI. Semuanya membuat pikiran dan kepala rasanya campur aduk! :D Hari makin dekat dan saya pun makin cemas, tapi apapun itu pasti akan berlalu.

Rabu, 26 November 2014 saya berangkat menuju Padang. Perjalanan menuju Padang harus transit terlebih dahulu ke Jakarta. Jarak penerbangan kedua kami yang lama membuat kami baru sampai di Padang sekitar jam setengah 6 waktu setempat. Pertama kali menginjakkan kaki di Padang, saya bengong. Pasalnya, saya sudah mulai tidak mengerti dengan bahasa orang-orang di sekitar saya. Serasa tiba-tiba berada in the middle somewhere. The feeling of stranger. :D

9.25.2014

9.22.2014

THIS!

Yes, i did it all.


Ibu bapak, anakmu bentar lagi jadi sarjana! (aamiin)

Small Things, In a Great Way


Gambar dari sini
Tiba-tiba saya pengen ngebahas ini. Dalam suatu organisasi,--ya sebutlah yang skalanya tidak terlalu besar cem himpunan mahasiswa--selalu saja ada program atau pelaksanaan program yang kesannya atau jatuhnya seadanya. Ya, atau boleh dikatakan tidak tepat sasaran atau kebermanfaatannya tidak sesuai dengan tujuan awal. Setidaknya itulah pengalaman yang pernah saya hadapi selama berkecimpung dalam organisasi. Tidak semua program kerja dengan perencanaan bagus akan berjalan mulus, apalagi yang perencanaannya sembarangan dan asal jadi. Pasti sudah jelas bagaimana akhirnya.

Ini baru skala kecil. Saya kira dunia ini adalah sebuah organisasi, dari yang terkecil hingga terbesar. Bisa dibayangkan dong kalau masalah di atas pun pasti akan terjadi di organisasi yang skalanya lebih besar, seperti negara. Saya tahu, melaksanaan sebaiknya-baiknya perencanaan itu tidak mudah. Apalagi jika harus dianggap ideal bagi semua orang. Hampir mustahil. Maka dari itu, saya sering merasa gerah dan ketar-ketir ketika pemenrintah mengusung wacana pelaksanaan program baru. Apalagi jika kesannya sradak sruduk, dan penuh kontroversi. Jika dalam perencanaannya saja diragukan maka secara urut kelanjutannya dapat diramal.

Saya kadang ngeri. Ngeri apa jadinya negeri kita nanti.

6.30.2014

Praktikum Lapangan - Loksado

Gambar ini saya ambil ketika mobil sedang mogok dan harus menunggu.
Melintasi senja sewaktu pulang.
Jembatan di sekitar tempat singgah

Ini masjid untuk singgah makan siang dan sholat. Lupa namanya.

Menuju air terjun, perjalan harus dilalui setengah mendaki.

Batu-batu di sepanjang aliran sungai.

Menuju air terjun.

Rombongan sedang mendaki dan menuruni medan.

Tujuan: Air Terjun Riam Hanai
Sedikit lagiii.. :D

Sudah mulai terlihat..

Akhirnya sampai..

This..

Jembatan gantung
Selalu suka ranting.


Anak kecil yang melihat keriuhan kami dari atas sungai.

Bekalnya cumen kamera pocket. Seadanya.. ^^ Nggak terasa ini dua tahun yang lalu. Foto-foto tersebut diambil dari beberapa lokasi yang berbeda. Perjalanan-Air Terjun-Sungai.

Desa Tambak Baru - Martapura








Ini desa yang jadi sasaran untuk program Desa Binaan Dept. Jaringan dan Hubungan Masyarakat periode 2014 yang sedang saya pegang. Sementara ini akan saya tinggalkan untuk berkelana ke desa lain (KKN). Semoga di desa tersebut dapat panorama secadas ini! B)

6.24.2014

Sudah Siap KKN?

Waktu kadang tanpa terasa berlalu, entah karena kita menikmati segala proses yang ada atau justru sebaliknya.. tidak ada yang berubah dari diri kita.

Saya harap, saya ada di kategori yang pertama.

Ada banyak hal yang telah dilalui selama hampir 3 tahun menuntut ilmu sebagai mahasiswa. Suka, duka, tangis, tawa, terjatuh, berdiri, berlari, hampir semuanya sudah pernah dirasakan. Sejauh ini, nikmat tidak nikmat, semuanya dijalani dengan penuh rasa syukur. Karena ada banyak sekali hal sulit yang pada akhirnya terlewati dan saat ini saya bisa bilang, "Saya baik-baik saja".

Sekarang ada di sebuah titik, dimana zona nyaman akan kembali ditinggalkan. Saatnya menjalankan pengabdian. Beberapa bulan yang lalu, saya hanya bisa duduk menopang dagu mendengarkan hingar bingar cerita KKN. Cerita beberapa kakak tingkat dari kamar sebelah. Ada yang nelangsa, ada yang riang-riang saja. Lucunya, ada yang bahkan harus tidur di atas kardus, menerjang jalan berlumpur berjam-jam, berbuka puasa dengan air hujan, atau berjuang hanya untuk mencari makan.

Kini, saya yang bertanya-tanya. Akan ada kisah apa ya nantinya? Apakah nelangsa, penuh lara, atau
sukacita?

Ah, kita tunggu saja.
Diriwayatkan dari Jabir berkata,”Rasulullah Shallallahualaihiwassalam bersabda,’Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Thabrani dan Daruquthni)
dikutip dari sini 

Semoga ini menjadi salah satu jalan untuk menjadi bermanfaat! Belajar dan belajar!

6.14.2014

Journey 5: 3030

Kalian tau tidak apa penyesalan terbesar saya setelah lulus dari SMA?

Bukan soal kejahiliyahan masa lalu, hehe. Bukan juga soal kenapa nilai UN saya hanya segitu. Bukan itu semua. Penyesalan saya setelah lulus dari sekolah menengah atas itu adalah, "Kenapa saya tidak meninggalkan lebih banyak lagi kenangan bersama teman-teman saya?" Kegiatan seni, olimpiade, debat, keagamaan, sampai organisasi saya ikuti. Tapi, saya masih merasa itu semua kurang.

Tiga tahun menjalin kebersamaan itu rasanya penuh dengan kenangan. Walupun kami seringkali mengadakan acara kumpul bersama di pantai, bahkan masih tetap melanjutkan agenda jalan-jalan lebaran bersama, saya tetap merasa kurang. Harusnya, masih ada lebih banyak lagi 'kegilaan' yang dapat dilakukan bersama-sama.

Kali ini, saya tidak ingin kehilangan itu lagi. Masa-masa dimana kita masih bisa menikmati kebersamaan dan segala hal ajaib bersama teman-teman. Dalam rangka tidak melewatkan masa tersebut angkatan kami "Keluarga 86" memiliki sebuah agenda yang baru-baru ini juga dilaksanakan yaitu Journey 86, suatu perjalanan menaklukkan 86 tempat. Haha. Keren ya. Saat ini kami sudah menjalani Journey ke-5, dan masih ada banyak rencana perjalanan lainnya. Seperti yang telah saya ceritakan sebelumnya kali ini saya tidak mau melewatkan kesempatan lagi.

Sejauh ini, saya masih tidak absent satu pun perjalanan. Mudah-mudahan saya bisa menunaikannya secara keseluruhan. :) Cerita tentang mendaki, menuju pantai angsana, ziarah, buka puasa bersama dan kali ini ke 3030 itu semua adalah agenda Journey 86. Oh iya cerita tentang pergi ke angsana belum saya ceritakan ya di sini. Mungkin, nanti.

Kali ini kami baru saja pergi bersama ke sebuah acara yang dipersembahkan oleh 3 (baca: Three). Jangan tanya soal acaranya, saya cuma punya tiga kata "Keren, kreatif abis!". Saya semakin yakin dengan kekuatan imajinasi, keren! Kadang, melihat acara-acara sejenis ini jadi merasa punya passion yang semakin kuat dengan dunia kreatif. :') In case, saya sekarang ada di jurusan yang lain. :D It's ok!

Sayangnya, saya lebih suka menikmati moment dan fokus melihat acaranya ketimbang mengambil foto saat pertunjukkan. Jadi, kalau kalian penasaran silahkan cari tau sendiri atau datang langsung ke acaranya, sepertinya mereka mengadakan tour ke banyak kota kok. Konsepnya adalah kehidupan kita di masa depan. Saya jamin seru!

Nah, karena saya tidak punya foto di dalam, lebih baik lihat foto-foto kami saja~ :D





Siap menuju Journey selanjutnya? Siap!

6.01.2014

Rumus Memberi


Saya teringat sebuah pesan yang disampaikan oleh Pak Anis, salah satu dosen Kewirausahaan yang sangat menginspirasi. Tak jarang, begitu menggugah. Kuliah kewirausahaan memang lebih mirip dengan sedang mengikuti training motivasi. :)

Waktu itu, Pak Anis berbagi rumus matematis memberi.

Jika 1 : 1 maka hasilnya adalah 1. Ini adalah perumpamaan bagi mereka yang memberi 1 dan berharap kembali 1, impas, ia mungkin tidak akan kecewa atau bahagia.

Jika 1 : 2 maka hasilnya adalah 1/2 atau setengah. Ini adalah perumpamaan bagi mereka yang memberi 1 dan berharap kembali 2. Mereka pasti akan kecewa, karena seolah-olah yang diperoleh kembali tidak sebanyak pemberiannya.

Sedangkan jika 1 : 0 maka hasilnya adalah ~ (tak terhingga). Ini adalah perumpamaan bagi mereka yang memberi 1 dan tidak mengharapkan kembali. Maka, ketika kebaikan itu berbalik kepadanya seolah-olah sangat banyak jumlahnya. Tentu saja, karena berharap kembali saja tidak. Demikian rasa kecewa pun tentu tak ada, yang ada hanya perasaan bahagia.

Sekarang, anda pilih yang mana??

10.23.2013

Life Will Never be Easy

Selamanya hidup itu tidak akan menjadi lebih mudah. Itu adalahh kesimpulan yang ku ambil dari percakapanku dengan seorang teman ketika sedang praktikum kemarin. Kami sama-sama mengeluh karena menjalani praktikum selama kurang lebih 6 jam. Biasanya praktikum baru dimulai jam 2 siang dan selesai jam 5 sore (lebih sering lewat dari ini sih). Kemarin, jam 12 kami diminta untuk sudah datang. Oh God, bayangkanlah. Jadi kepikiran, semakin ke tingkat atas, jumlah praktikum semakin bertambah, begitu pula dari segi materi yang diberikan semakin susah. Namun ternyata tidak hanya itu saja. Jam praktikum pun, turut bertambah. :|

"Aku capek, semakin lama semakin berat ya rasanya perkuliahan kita." Kataku

"Aku juga yu.." timpalnya dengan wajah seperti orang mau mengangkat bendera putih.

"Yah, mungkin itu lah kehidupan. Kita selalu dikasih kesulitan. Tapi, pada akhirnya kita bisa juga kan ngelewatin."

Iya, tapi.. rasanya semakin melelahkan. Kapan ini berakhir dan jadi lebih mudah?"
"Nggak akan pernah," jawabku. "Kita sekarang sedang 'sekolah' dan pada akhirnya kita akan 'naik kelas'. Begitu seterusnya, kelas baru, 'ujian' baru. Hidup itu nggak akan lebih mudah."

Dulu, aku pernah berniat untuk berhenti sekolah di kelas 2 SD. Alasannya sederhana, karena aku takut menghadapi pelajaran di kelas 2 yang kata kakak sepupuku lebih sulit dibandingkan pelajaran kelas 1. "Iya ya." Pikirku saat itu. Kelas satu sih enak, cuma belajar tambah-tambahan, belajar baca tulis. Nanti kelas 2 harus belajar perkalian dan pembagian, pasti susah deh. kalau gitu aku mau berhenti aja deh sampai kelas 1." Begitulah pemikiran seorang ayu kecil.

10.11.2013

Belum Saatnya Menyerah

Kita tidak pernah melihat akar pohon, meski kita melintasi pohon itu tiap hari. Kita hanya melihat pohonnya saja, yang berbatang, bercabang, dan berdaun. Tapi ketika pohon itu tinggi besar, rindang, berbuah lebat, bermanfaat banyak, maka kita bisa meyakini betapa kokohnya akar yang dia miliki.

Sama. Dalam kehidupan ini, hanya dengan akar prinsip dan pemahaman yang kokohlah yang membuat orang-orang sungguhan tinggi besar, rindang, berbuah lebat dan bermanfaat bagi banyak orang. Yang akarnya kecil, ditimpa angin sepoi2 saja sudah banyak mengeluhnya.

*Tere Liye


Aku mau jadi pohon yang tinggi besar, rindang dan berbuah lebat. Artinya? Harus memupuk akar supaya kuat dan kokoh. Caranya? Belajar, belajar, dan belajar.

Belakangan ini, mungkin inilah fase yang disebut-sebut kakak tingkat dialami oleh angkatan--maaf--tua. Anak farmasi itu kerjaannya tiap hari kalau nggak ngelab, belajar pretest, ngerjain laporan, ngerain tugas dan hal-hal sebangsanya. Hampir bisa dijamin anak farmasi dimana pun--Indonesia--pasti merasakan hal yang sama. Menginjak semester 5, adalah saat dimulainya fase kejenuhan. Begitu pengakuan para kakak tingkat.

Kalau aku sendiri, sebenarnya sudah mulai merasakan fase kejenuhan ini mulai dari semester 4. Apa gejalanya? Belajar untuk pretest mulai ogah-ogahan, ngerjain laporan nggak peduli mau seadanya, kuliah udah berani nyoba-nyoba bolos, dll. Memang, semester empatku mulai diwarnai dengan hal-hal itu. Tapi, sepertinya nggak hanya aku yang merasakannya. Banyak teman-teman  mengakui hal yang sama.