Showing posts with label veni vidi vici. Show all posts
Showing posts with label veni vidi vici. Show all posts

11.12.2015

Melanjutkan Impian

Halo, sudah lama sekali sejak terakhir kali saya bercerita di blog. Rasanya, ada satu bulan yang benar-benar tidak terisi dengan satu postingan pun. Ada banyak hal yang terjadi dan saya lalui. Mulai dari hectic-nya menyusun bab 4 skripsi, mengejar-ngejar jadwal sidang, bekerja di proyek penelitian, wisuda, pindahan kos, pulang kampung, sampai mengikuti tes apoteker. Kalau dipikir-pikir lagi, ada banyak hal yang sepertinya sangat sulit dilalui (pada masa itu) akhirnya terlewati. Alhamdulillah.

Hal-hal yang saya sebutkan di atas benar-benar menguras banyak tenaga, waktu, pikiran dan perasaan. Saya saat itu hampir tidak mendapat waktu untuk sidang hasil dan akhir karena dosen pembimbing saya cuti hamil dan melahirkan, ditambah lagi dosen penguji saya harus pergi dan ada pula yang sakit. Jika dipikirkan, betapa sulitnya masa-masa itu. Namun, Allah memberi saya jalan. Setelah menaklukkan banyak kesulitan, akhirnya saya dinyatakan lulus. Saya masih tetap berada di perantauan untuk menunggu waktu wisuda. Saat itu, saya mengisi waktu luang dengan menjadi asisten dan bekerja untuk proyek penelitian. 

Di tengah kesibukan keduanya, saya pun menunggu waktu pendaftaran apoteker di Universitas lain. Tak disangka, di awal bulan Oktober ITB membuka pendaftaran. Lagi-lagi kejutan ini membuat kehidupan saya kembali ramai. Saya hanya memiliki waktu sekitar dua minggu untuk persiapan. Di tengah kesibukan mengerjakan penelitian yang menghabiskan waktu pagi-sore (bahkan terkadang malam), saya harus mempersiapkan administrasi, mengumpulkan bahan untuk belajar, dan tentu saja belajar. Tentu sudah menjadi rahasia umum, tes masuk apoteker ITB itu sulit. Ada banyak sekali postingan blog berisi cerita itu, bahkan menyarankan untuk belajar setidaknya dua minggu sebelum ujian. Sementara selama satu minggu saya hanya berkutat pada persiapan administratif dan mengumpulkan bahan belajar. Alhasil, saya selalu memaksa diri untuk bangun dini hari dan belajar. Sebagian teman-teman saya enggan mengikuti tes karena merasa waktu persiapan yang dimiliki sangat singkat. Bukannya tidak merasakan hal serupa, namun saya bertekad untuk tetap maju. Izin orang tua mudah sekali saya dapatkan pada waktu itu, sehingga saya tidak ragu untuk terus berjuang.

9.27.2014

Dream and Work

 
 
 
 
Entah mengapa ilustrasi ini nampol banget menurut saya. Saya bermimpi, saya menuliskannya di jurnal, saya membaca buku-buku yang menyemangati, dan saya menceritakan beberapa mimpi saya pada teman-teman. Pun, saya menempelkan kertas besar di dinding kamar.

Ya, saya melakukan semuanya! Tapi apa jadinya, kalau ternyata selama ini saya hanya sibuk memimpikannya bukan memperjuangkannya? Semoga saja tidak, saya yakin saya sedang berproses menggapai semua mimpi-mimpi itu.  Saya yakin sedang menujunya. :')

3.27.2014

Begitulah Mimpi


Begitulah mimpi.. Selalu ditertawakan. Ya begitulah mimpi, namanya juga mimpi. Masih menjadi mimpi, belum menjadi kenyataan. Tak mengapa, jika tidak ingin ditertawakan maka lepaskanlah mimpi itu atau kamu boleh memilih pilihan lain, yaitu mewujudkannya.

Kala itu rasanya saya ingin mencemooh, menyela dan berkata "ah.. aneh sekali mimpimu.. memang bisa terwujud? mimpi macam apa itu?". Iya saya yang bahkan percaya bahwa mimpi harus dijunjung, dijaga dan diperjuangkan saja berkata begitu. Maka tidak heran jika mimpi, apapun itu bentuknya selalu punya peluang untuk dipertanyakan dan diragukan. Namun, saat itu juga saya tersadar. Jika saya tak suka mimpi saya ditertawakan, jika saya pun benci mimpi saya diragukan, maka saya pun tidak boleh meragukan mimpi orang lain. Setidaknya, sekalipun akal saya pun mengatakan mimpi itu terlalu tinggi, aneh, tidak realistis, maka saya tetap harus mengatakan, apapun mimpimu selama engkau perjuangkan maka akan terwujud suatu hari nanti.

Karena.. begitulah mimpi, selalu akan ditertawakan.. Maka kita hanya punya dua pilihan, lepaskan, atau tetap perjuangkan.

Siti Rahayu - Banjarbaru, 14 Januari 2014

1.31.2014

Tetap Berdiri atau Berlari

"Bukan rasa pesimis yang akan dibawa pulang, tapi semangat membara untuk berlari mengejar ketinggalan."

Sesungguhnya setiap ada kemauan pasti ada jalan. Bersyukur bisa melihat kenyataan ini secara langsung (meskipun sedikit pahit dan perih), dan apa-apa yang diperlihatkan kepada kita boleh jadi adalah petunjuk. Adalah pilihan kita, untuk mau maju, atau tetap menangisi keterpurukan yang ada.

:)

31 Januari 2014

12.11.2013

The Frog in The Well


Cerita ini berasal dari fabel China, saya ceritakan ulang ya. Cerita in tentang seekor katak yang hidup di dalam sebuah sumur. Dia tidak pernah meninggalkan sumur itu dan tidak tau bagaimana dunia luar. Baginya, mulut sumur adalah langitnya, sedangkan lumpur dan genangan air adalah dunianya. 


Suatu hari, ada seekor kura-kura dari Laut Timur datang dan mengintip ke dalam sumur tersebut. Dia bertanya, apakah sang katak bahagia di dalam sana. Sang katak tertawa, dan menjelaskan betapa menyenangkan dunianya. "Serangga, kepiting dan kecebong bagaimana mungkin menandingi saya." Si katak merasa seperti penguasa dunia. Ia pun mengajak kura-kura untuk melompat ke dalam ikut serta dengannya. Si kura-kura telah mencoba, tapi ternyata tubuh kura-kura itu tersangkut dan tidak dapat masuk ke dalam sumur. Jadi sebaliknya, kura-kura mengajak katak untuk lompat ke luar.

11.02.2013

Percakapan Siang Tadi



"Kalau saya jadi juri, lawan berat kalian adalah 'mereka'."

"Karena mereka menunjukkan karya cipta mahasiswa ya pak?"

"Nah iya.."

"Tapi pak, kami nggak mau terlalu 'ngebet' untuk mendapatkan 'status' itu. Nggak mau aja kejadian tahun lalu berulang lagi. Ntar jatuhnya sakit. Kami mau ini sebagai ajang bersenang-senang pak." jawabku dengan setulus-tulusnya.

"Hey, bukan begitu seharusnya. Jadilah orang yang menggantungkan impian setinggi langit, ..

"Karena sekalipun kita jatuh, kita jatuh di antara bintang-bintang." kataku dan beliau seirama.

"Ir. Soekarno kan pak?" tebakku dengan mantap sambil tersenyum.

Kata iya itu disinggungkan di balik sebuah senyum khas beliau dari kejauhan. Beliau pergi.

Percakapan siang tadi dengan Pak Liling - 2 November 2013


Ah, saya kira sampai mati pun saya akan tetap bertahan dengan prinsip.


9.19.2013

Go Down Fighting Yu!


Setelah sekian lama akhirnya persembunyianku terbongkar, pertahanan yang sudah dibangun kuat-kuat akhirnya runtuh, hari ini. Mungkin bisa dibilang selama ini aku berbohong atau ya, sekedar menahan diri. Mungkin boleh dikatakan seperti itu. Apakah kebohonganku termasuk kejahatan atau bukan, aku tak tau. Terserah bagaimana orang lain menilainya. Aku hanya, mencoba bertahan. 

Bahkan untuk menunjukkan hal seperti ini saja aku tidak boleh. Begitulah pesan para tetua yang selalu mewanti-wanti. Tapi, untuk kali ini biarlah jika aku dianggap berdosa. Aku lega, juga sedikit merasa payah di saat yang bersamaan. Selama ini aku lah orang yang selalu berkata untuk kuat, sabar, dan tetap berjuang. Namun, hari ini rasanya aku seperti pendusta besar. Biarlah, mungkin hari ini benteng ku sedang berlubang.

Menangis di depan orang lain itu bukanlah kegiatan yang menjadi favoritku, bukan. Aku justru orang yang sangat membencinya. Tapi, taukah kamu? Terkadang, ada banyak hal yang sulit sekali untuk diungkapkan dengan kata-kata. Bahkan untuk mengeluarkan kata 'tidak' saja seperti anak kecil yang baru belajar bicara.

9.01.2013

Helo September!

Helooo.. finally it's September rite?

Nggak kerasa, bulan ini akhirnya datang juga. Ini adalah bulan yang tidak diharapkan sekaligus bulan yang dinantikan. Bagaimana bisa? Ok, ini dia ceritanya..

Sebelumnya, pantengin buku agenda kepunyaanku dulu untuk bulan ini. 


Gimana? Mata kamu masih baik-baik aja kan? Ngerti? Nggak ya? Iya, aku juga kadang-kadang nggak ngerti kok sama tulisan aku sendiri--di atas--saking banyaknya coretan di sana. Yang mana yang bener dan yang mana yang udah direvisi kadang nggak jelas. Tiap revisi pake warna pulpen yang berbeda biar inget, tapi pada akhirnya malah bikin bingung.

Coba liat, hampir semua hari sabtu dan minggunya ada lingkaran. Iya, itu nggak bohong kok. Bulan September adalah bulan yang paling greget di antara bulan-bulan lainnya. Ada beberapa alasan kenapa hal tersebut terjadi. Ini dia!

7.20.2013

Di Balik Tuntutan Aktivis Kampus

Ini treat dari kaskus, isinya menyentuh dan nampol! Sumber : *RENUNGAN* SURAT DARI HATI SEORANG IBU (“wajib baca buat para aktivis)
  
Orang bilang anakku seorang aktivis, Kata mereka namanya tersohor dikampusnya sana. Orang bilang anakku seorang aktivis, dengan segudang kesibukan yang disebutnya amanah umat. Orang bilang anakku seorang aktivis, ttapi bolehkah aku sampaikan padamu nak? “Ibu bilang engkau hanya seorang putra kecil ibu yang lugu.”

Anakku, sejak mereka bilang engkau seorang aktivis ibu kembali mematut diri menjadi ibu seorang aktivis. Dengan segala kesibukkanmu,ibu berusaha mengerti betapa engkau ingin agar waktumu terisi dengan segala yang bermanfaat. Ibu sungguh mengerti itu nak, tapi apakah menghabiskan waktu dengan ibumu ini adalah sesuatu yang sia-sia nak? Sungguh setengah dari umur ibu telah ibu habiskan untuk membesarkan dan menghabiskan waktu bersamamu nak,tanpa pernah ibu berfikir bahwa itu adalah waktu yang sia-sia.

6.09.2013

Menulis dan Berbicara

Sebenarnya aku sudah cukup mengantuk setelah beberapa jam berkutat dengan kimia organik. Besok UAS dan dengan amat kebetulan malam ini mataku cukup bisa diajak bekerjasama hingga jam 10 malam. Itu titik puncaknya, mungkin juga didukung dengan mood belajar yang sedang bagus. Tapi keadaan berubah sejak negara api menyerang. -__- Bukan. Semuanya berubah sejak aku tidak bisa menemukan catatan untuk besok yang sudah aku fotokopi berhari-hari yang lalu namun belum sempat terbaca. Aku yakin sudah menyimpannya di suatu tempat yang tentunya mudah dijangkau, tapi hingga kini entah dimana keberadaannya. Aku kesal. Rasanya ada rasa sesak yang memerintahkanku 'harus' menemukannya.

Di samping itu, hal yang tadinya ingin aku ceritakan adalah aku sedang membangun kebiasaan untuk menulis. Sesibuk dan sengantuk apapun setidaknya ada satu hal yang harus aku tuliskan. Semata-mata untuk membangun 'habits' menulis saja sebenarnya. Lalu kenapa aku mulai mencoba membangun kebiasaan itu? Hal itu didorong karena suatu hal. Kadang aku berpikir kebiasaan menulis membuatku lebih mudah untuk menyusun kata-kata menjadi kalimat yang lebih baik. Selain itu, untuk bisa menulis tentunya perlu membaca. Membaca juga kebiasaan yang ingin aku perkuat. Melalui menulis kedua kegiatan tersebut bisa di-cover sekaligus. Seperti yang telah ku sebutkan sebelumnya, dengan rajin-rajin menulis membuatku lebih mudah menyusun kata-kata dan itu cukup menunjang untuk kemampuan public speaking.

6.01.2013

Metafora Elang

Dipetik dari  Novel Ayah Menyayangi Tanpa Akhir, Metafora Elang:

“Kau mau tahu metafora elang?”

“Apa yah?”

“Ketika ia berumur 40 tahun, hanya ada dua pilihan dalam hidupnya. Satu, dia menunggu ajal tiba, atau rela menderita selama 120 hari untuk pembaharuan hidupnya ke depan.”

“Apa itu?”

“Elang memilih, menyepi di puncak gunung. Mematukkan paruhnya yang sudah tumpul dan melengkung ke batu karang dengan kesakitan yang teramat sangat!”

“Lalu?”

5.09.2013

I Won't Give Up



"Never give up. When your heart becomes tired, just walk with your legs - but move on."
Doaku pagi ini.. Ya Rabb-ku, kuatkanlah aku di tengah segala tekanan yang ada. Aku meminta kekuatan maka Kau berikan beban. Aku meminta kesabaran dan kebesaran hati maka Kau berikan cobaan. Aku tau solusi dari masalah ini ada, aku juga tau banyak hal yang bisa ku lakukan selain menyerah. Oleh karena itu, bantu aku. Jangan biarkan lelah menyergap, tetap tuntun aku untuk melalui ini semua.

3.11.2012

Agar Ngampus Nggak Sekedar Status

Pagi ini, ketika bangun tidur badan rasanya bener-bener sakit. Minggu ini emang minggu padat gue. Selain kebagian shift praktikum yang semuanya ngumpul dalam satu minggu, tadi malam emang puncaknya kegiatan musyawarah kerja himpunan. Gue salah satu panitia. Percayalah, meskipun bukan panitia dan mengikuti acara ini sampai selesai dijamin tetep capek. Acara berlangsung kurang lebih 12 jam (apalagi mubes yang 24 jam yak?

Di situ, ngebahas program-program kerja yang bakalan dikerjakan dalam setahun oleh himpunan di kampus gue yang tercinta inih :D Himafarama Avi Cenna. Yap, akhirnya gue keterima jadi salah satu dari salah sekian orang :D menjadi anggota Himafarma Avi Cenna. Sejak awal, sebelum kuliah memang organisasi kampus udah jadi salah satu pertimbangan gue untuk milih universitas. Simple, karena gue nggak mau ngampus yang sekedar status. Gue nggak mau siklus hidup gue cuma Kampus-Kos-Kantin-Kampus-Kos-Kantin, dst. Sejak SMA masuk organisasi dan secara nggak langsung dapet pengalaman, membuat berorganisasi itu gue semacam candu. Meskipun, banyak banget perbedaan antara organisasi di SMA dengan di kampus.

1.31.2012

Mestakung

:60: Good nite fellas! :95: Malam ini gue bakalan bahas masalah mestakung. Ada yang udah nggak asing dengan istilah ini atau bahkan udah sering mengalaminya? Mestakung merupakan kependekkan dari semesta mendukung. Oke, gue bakal sederhanakan biar lebih mudah dicerna.
thumb
Pernah nggak lo bangun kesiangan di hari dosen killer ngajar? atau ketiduran sebelum UAS? dikejar deadline? dikejar anjing? Nah, pastinya salah satu dari beberapa hal itu pernah lo alami. *nyinggung diri sendiri*
:face25:
Ketika lo mengalami kejadian tersebut secara nggak sadar tubuh lo melakukan suatu pengaturan diri. Saat lo bangun kesiangan, gue jamin lo mandi, sarapan, pake baju dan jalan lebih cepet daripada biasanya. Saat tugas atau laporan harus dikumpul besok, lo pasti kuat ngerjain meskipun harus begadang. Padahal, di hari-hari lain ngantuknya nggak bisa ditahan. Ketika lo dikejar anjing, mau nggak mau lo lari sekenceng mungkin padahal lo bukan atlet.
:10:

1.08.2012

Hoki, I didn't trust you!

Hoki, I didn't trust you!
Yap, sebuah kalimat yang emang udah jadi keyakinan gue dari dulu. Hoki, keberuntungaan? Entah kenapa emang dari dulu gue nggak percaya itu. Yang gue percaya adalah takdir. Yah, meskipun 'katanya' takdir itu sesuatu yang nggak bisa diubah dan bla bla.. Tapi, gue yakin kalau ada hal-hal yang emang ditakdirkan untuk kita pilih dan kita tentukan sendiri. Well, pernyataan "nggak percaya sama hoki" itu kembali mencuat setelah gue ngebaca novel Donny Dhirgantoro, 5 cm. Entahlah gue ini makhluk dari planet mana yang baru ngebaca novel terkenal yang udah booming sejak 6 tahun lalu. Oke, gue kuper! Tapi seenggaknya, gue masih punya kesempatan untuk ngebaca. *buat yg belum baca, kalo gue kuper lo apa?* :p
Oke, balik lagi ke pernyataan di atas. Ternyata, mungkin nggak cuma gue yang meyakini itu. Kenapa? Alasannya, karena gue nggak pernah ngerasa beruntung sad3. *kesian* Entahlah, gue percaya apa yang gue dapet hari ini adalah hasil kerja keras kemarin, kemarin lusa, satu bulan, dua bulan, bahkan bertahun-tahun yang lalu. Pernah nggak merasa nyesel, "Kenapa gue dulu nggak berusaha bener-bener. Sekarang gue nyesel." Terlalu ribet? Oke, gue kasih contoh sederhana. Semacam gue waktu UAS kimia, gue ngedumel sendiri. "Gue nyesel dulu waktu SMA pipis pas guru lagi ngejelasin materi ini." atau "Gue nyesel kenapa dulu nggak macarin anak guru gue aja biar bisa privat gratisan." *Baiklah kedua alasan itu ngawur* *efek selesai UAS* 



ngakak

10.01.2011

Tumbuh di Tengah Badai

Alhamdulillah, akhirnya ada waktu untuk membaca habis sebuah novel dalam satu hari. Maklum saja aku masih terhitung mahasiswa baru yang sedang beradaptasi ‘memanage’ waktu yang jauh berbeda semasa SMA. Meskipun di SMA aku tergolong cukup sibuk dan tidak terlalu kaget dengan kesibukan baru sebagai mahasiswa, tetapi perbedaan yang benar-benar mencolok adalah kebebasan yang sekarang ku miliki. Kalau di SMA sibuk tetapi terjadwal, sementara sekarang aku ‘bebas’ mengatur segalanya. Kalau tidak punya cukup kesadaran, pasti banyak waktu yang terbuang sia-sia. 

     Sebagai wujud realisasi salah satu targetku, aku putuskan membuat review novel atau buku apapun yang pernah ku baca. Tujuan pertama tetap, aku ingin berbagi. Kedua, supaya aku ingat apa saja yang pernah aku baca, salah satu cara meninggalkan jejak. :)

     Baiklah, langsung saja. Kali ini aku akan berbagi kesan setelah membaca sebuah novel berjudul “Tumbuh di Tengah Badai” karya Herniwatty Moechiam.

6.08.2011

Tulislah Mimpimu


Mau percaya apa nggak, gue cuman sekedar pengen share. Ini tentang kisah aneh tapi nyata yang gue alami di suatu malam saat gue sendirian..

*DERRR!!*

Haha, kenapa jadi horor. Nggak kok, disini gue nggak mau cerita serem cuman sekedar pengalaman gue. Jadi gini, dulu gue pernah baca tulisan kakak kelas gue tentang mimpi.

Maksud mimpi disini luas, bisa cita-cita, apa yang lo inginkan, lo harapin, dll. Alkisah senior gue itu abis seminar, menghadiri talkshow, atau apalah namanya gue juga lupa. Dari acara itu dia dapat motivasi dari pembicara, beliau bilang, beliau suka menuliskan daftar mimpi-mimpinya kemudian beliau tempel di dinding kamarnya. Beliau sering sekali ditertawakan, tetapi beliau tidak peduli sampai akhirnya beliau bisa menjadi seperti apa yang ditulisnya. Senior gue pun dengan semangat berkobar-kobar menuliskan semua mimpinya yang hampir mencapai ratusan *wow*.

Gue pun turut termotivasi dari situ, why not? Gue cuma harus menulis semua mimpi gue. Akhirnya, gue mulai buat list hal-hal yang ingin gue capai di selembar kertas. Belum berani muluk-muluk gue tulis hanya belasan dan nggak nyampe ratusan. Gue sembunyiin itu kertas biar nggak ada yang liat, gue belum cukup bernyali untuk majang kertas itu sesuka hati di kamar yang bersliweran banyak manusia iseng ini. Haha

Waktu itu gue kelas 3 SMA tapi lupa semester berapa, 1 akhir kayanya. (^^' elaaahh.. Lupa mulu lu! Haha) Pas gue lulus SMA nggak sengaja ngeliat kertas itu, gue baca dan gue cuman bisa nyengir. (Sambil mikir, begini to mimpi gue di masa lalu)

Dari situ terlihat, hampir semua yang gue tulis bener-bener kesampean. Terutama yang jangka pendeknya, sisanya masih belum berhubung butuh waktu yang nggak sebentar.

Well, flashback to the "beliau" di tulisan senior gue. Ternyata bener, nggak ada yang nggak mungkin. Rite? Selama kita meyakini apa yang kita tulis dan menjadikannya sebuah motivasi. Tulislah mimpimu karena itu salah satu perencanaan masa depan. We can do it of course! Posso farle! (Gue suka banget kata-kata ini) (Posso farle! Posso farleee! Haha *melting*)

Dan sekarang gue nggak ragu lagi untuk nulis lebih banyak mimpi. Mungkin nanti kamar gue bakal gue penuhi dengan kertas-kertas yang gue tempel. Haha. Oh ya 1 lagi, *brb* nulis nikah sama oppa Kyuhyun. *plak* xD

Trust me guys, it work! #iklan

Tulis juga ya mimpi kalian, sebanyak-banyaknya. Ok? Posso farle! Posso farleee... !~

3.13.2011

Trying = Praying



“Trying without praying that arrogant, and pray without trying it was a lie.”

“Berusaha tanpa berdoa itu sombong, dan berdoa tanpa berusaha itu bohong.”

Untuk mencapai tujuan kita, itu mah kudu wajib dan harus yang namanya usaha. Tapi, usaha aja nggak cukup loh. Kita perlu kekuatan lain. Kita juga wajib berdoa. Percaya diri dengan kemampuan kita itu bagus, tapi jangan menjadikan kita manusia yang sombong dan tidak mau meminta pertolongan.

Tapi, berdoa tanpa usaha juga nggak dianjurkan. Kalau dipikir dengan akal sehat, mana ada sih orang di dunia ini yang mau memberikan sesuatu secara cuma-cuma, apalagi tanpa usaha. Jadi, buat siapa pun yang merasa apa yang diinginkan belum tercapai, yuk pikir lagi! Sudahkah kita berusaha dengan maksimal? Sudahkah kita berdoa dan meminta pertolongan-Nya?

Kalau belum, coba lagi, lebih keras dari sebelumnya. Jika masih gagal, coba lagi. Coba lagi, lagi dan lagi. Kok gagal terus? Ini mah bukan coba lagi tapi coba terus!! :D
Jangan menyerah, semakin banyak kegagalan, semakin banyak hikmah yang akan kamu dapatkan. Yakinlah, Tuhan hanya ingin kamu tau sesuatu yang tidak akan diketahui orang lain yang lebih dulu berhasil. Patah arang? Ingin menyerah? Pasti perasaan itu akan muncul. Maka, berdoalah. Usaha dan upaya telah dilakukan, maka serahkan semuanya pada Tuhan. Di dunia ini tidak ada yang sia-sia, maka usaha yang telah kita lakukan pasti tidak akan sia-sia. Jangan lupa berdoa, jangan lupa berusaha. Keep spirit!! ^^

12.02.2010

Dalam Masalah Selalu Ada Solusi

Sejak pukul 18.30 s.d. 21.45 saya belajar matematika. Ada hal yang saya pelajari malam ini, bukan cara bagaimana menghitung angka, ataupun menyusun rumus turunan. Saya mempelajari satu hal, yaitu tentang keputusasaan.

Selama hampir berjam-jam, saya hanya berkutat dengan satu jenis soal. Tentu saja menjenuhkan, saya gunakan cara pertama, gagal. Belum ingin menyerah, saya coba cara kedua, dan gagal. Sampai cara ketiga, keempat, dst. Saya belum juga menemukan titik temu. Rasa jenuh mendesak saya untuk berhenti, meninggalkannya. Tetapi, seperti biasa. Saya tidak puas, penasaran! Walaupun rasanya kepala ini ingin pecah, saya coba lagi dan lagi. Akhirnya, sedikit demi sedikit soal terpecahkan, dengan menggabungkan beberapa konsep dasar dan mengaplikasikannya.

Saya senang! Kenapa? Karena saya berhasil melawan keputusasaan. Terus mencoba dan pantang menyerah. Saya selalu ingat perkataan guru saya, "Orang yang tidak menemukan jawaban suatu masalah adalah kebanyakan orang yang berputus asa." Kalimat yang punya makna besar, saya percaya dan yakin. Ada banyak jalan ke Roma, jadi setiap masalah selalu ada jalan keluarnya. Jangan pernah menyerah dan putus asa! :)

No pain no gain.

11.12.2010

Diam Ala Kadarnya

Hola.. :)) Postingan kali ini sekedar untuk merefresh tentang mind-set kita guys. Oke, firstly temen-temen pasti pernah dengar "Diam itu emas" kan? Sekedar ingin tau, apa temen-temen mencerna kalimat di atas dengan presepsi yang benar. Nah, diam itu sendiri punya banyak artian loh.

Diam bisa berarti kita menjaga lisan kita, entah sekedar untuk menjaga perasaan orang lain maupun menghindari masalah. Kalau untuk hal positif seperti itu sih, sah-sah aja. Diam sebagai sarana kita untuk tidak membiarkan masalah bertambah besar. Walaupun demikian, terlalu lama diam juga tidak sepenuhnya baik. La kok? Gini nih, saat kita diam memang masalah tidak melebar. Tapi, pertanyaannya sekarang adalah apakah masalah kita selesai? Jawabannya temen-temen pasti udah tau. Tentu aja nggak kan? Masalah tetap saja ada dan terus membayangi kita kemana pun pergi dan apapun yang kita kerjakan.

So? Masih ingin diam? Diam bukan berarti cuek, juga bukan berarti ketidakberdayaan kita pada masalah. Tetapi, saat diam itu adalah saat berpikir jalan keluar masalah yang temen-temen hadapi. Waktu melihat teman kita kesusahan apa kita masih wajib diam? Waktu ada masalah, apa kita kudu tetep diam seribu bahasa. Well, tentu nggak kan temen-temen. Kita memang harus diam, tetapi diamlah pada tempatnya (kayak buang sampah aja, hehe) Bagaimanapun, kita tidak boleh menjadi makhluk yang cuek dan apatis terhadap lingkungan kita. Semua ada aturan mainnya, begitu jg diam. Diamlah sesuai kadarnya, nggak kurang dan nggak lebih. :D