![]() |
Gambar dari sini |
C u later!
![]() |
Gambar dari sini |
Saya percaya, dalam setiap hal yang tertunda ada hal yang lebih baik tengah dipersiapkan untuk kita. Ada peran-peran yang dihadirkan belakangan, ada kejadian-kejadian yang terjadi tanpa dugaan. Semua itu adalah skenario-Nya yang rumit. Kita yang mementaskan drama di atas panggung tidak perlu tahu itu. Kita hanya perlu menjalankan peran kita sebaik mungkin. Kita tidak perlu mempertanyakan tangan-tangan yang bekerja di balik layarnya. Yang kita tahu, the show must go on. Dan Sutradara manapun, selalu ingin pentasnya berakhir dengan baik bukan? Begitu pun akhir cerita kita. Percayalah, jika tidak bahagia itu bukanlah akhirnya.
![]() |
Gambar dari sini |
"Hidup adalah pilihan. Tapi bukan memilih. Bukan juga dipilih. Hidup adalah soal pilihan yang dipilihkan. Kita dipilihkan Tuhan. Kapan dan di mana kita dilahirkan. Kapan dan di mana kita dimatikan. Kapan dan di mana kita dijodohkan. Juga nikmat apa yang diberikan. Kita dipilihkan."
-Mutia Prawitasari dalam Teman Imaji
![]() |
Gambar dari sini |
![]() |
Gambar dari sini |
"Hurting someone can be as easy as throwing a stone in a sea, but do you have any idea how deep it can go?"
-Unknown
![]() |
Gambar dari Dok. pribadi |
![]() |
Gambar dari sini |
"Jangan terlalu sesumbar soal kriteria. Kau tak akan pernah tahu kepada siapa hatimu akan jatuh. Bila suatu saat kau jatuh pada seseorang yang bukan kriteriamu, dunia akan bertanya. Yang ku takutkan adalah engkau akan malu. Beruntung jika kau tak peduli anggapan orang lain. Namun, bagaimana jika pada akhirnya kau memutuskan untuk membohongi dirimu sendiri?"
![]() |
Gambar nemu di |
Ada sebuah hikmah dari setiap hal yang kita alami, setidaknya saya percaya itu. Dari sekian hal yang saya alami belakangan ini saya tersadar bahwa kita tidak pernah memiliki sesuatu. Kita, hanya diberi kepercayaan untuk dititipi sesuatu.
Maka, ketika kehilangan sesuatu tidak seharusnya kita bersedih hati. Karena sesungguhnya yang hilang bukanlah milik kita. Sesungguhnya titipan itu, hanya diambil kembali oleh si empunya. Bukankah itu wajar? Bukankah sebagai orang yang dititipi, kita harusnya selalu siap kapanpun si pemilik akan mengambil titipannya?
Tentu saja, iya.
Rahasia untuk tidak merasa kehilangan yaitu dengan menganggap kita tidak pernah memiliki sesuatu. Segala sesuatu yang ada di diri kita tidak benar-benar ada di dalam diri kita. Anggaplah ia menjadi sesuatu yang melekat, di luar bukan di dalam. Sehingga saat ia pergi, hilang atau bahkan diambil kita tidak kehilangan bagian dari dalam diri kita. Kita hanya melepaskan apa yang tadinya melekat. Dan itu tidak akan mengurangi apapun dari diri kita, meninggalkan lubang, celah atau semacamnya.
Untuk apapun itu yang terlihat seperti milikmu. Harta, ilmu, rupa, bahkan orang yang kau sayang sekalipun.
Sedih ketika memiliki perasaan "sepertinya saya yang datang paling terlambat" kemudian mendapati kenyataan saya yang ternyata datang lebih dulu.
Sampai kapan? :(