![]() |
Gambar dari sini |
Adakalanya kita merasa lelah, tergopoh-gopoh, terseok-seok dalam menjalani kehidupan. Ingin rasanya sesekali meminta waktu untuk dihentikan. Ingin rasanya mengatur ulang napas, mengumpulkan energi untuk kembali bergerak.
![]() |
Gambar dari sini |
![]() |
Gambar dari sini |
"Hidup adalah pilihan. Tapi bukan memilih. Bukan juga dipilih. Hidup adalah soal pilihan yang dipilihkan. Kita dipilihkan Tuhan. Kapan dan di mana kita dilahirkan. Kapan dan di mana kita dimatikan. Kapan dan di mana kita dijodohkan. Juga nikmat apa yang diberikan. Kita dipilihkan."
-Mutia Prawitasari dalam Teman Imaji
![]() |
Gambar dari sini |
![]() |
Gambar dari sini |
![]() |
Gambar dari sini |
"Tidak ada yang kebetulan di muka bumi ini. Bahkan sebuah kebetulan yang amat kebetulan adalah ketetapan Allah SWT yang tidak pernah kita tahu. Maka orang-orang yang kita temui, kejadian yang dilewati, selalu menyimpan misteri. Ada tujuannya, ada maksudnya. Jika kita tak berhasil menerjemahkan setiap detailnya karena terlalu megah ketetepan Allah SWT. Setidaknya, kita mensyukuri tiap detik ketetapan-Nya. Selalu bersyukur itu lebih dari cukup. :)"
![]() |
Gambar nemu di |
Ada sebuah hikmah dari setiap hal yang kita alami, setidaknya saya percaya itu. Dari sekian hal yang saya alami belakangan ini saya tersadar bahwa kita tidak pernah memiliki sesuatu. Kita, hanya diberi kepercayaan untuk dititipi sesuatu.
Maka, ketika kehilangan sesuatu tidak seharusnya kita bersedih hati. Karena sesungguhnya yang hilang bukanlah milik kita. Sesungguhnya titipan itu, hanya diambil kembali oleh si empunya. Bukankah itu wajar? Bukankah sebagai orang yang dititipi, kita harusnya selalu siap kapanpun si pemilik akan mengambil titipannya?
Tentu saja, iya.
Rahasia untuk tidak merasa kehilangan yaitu dengan menganggap kita tidak pernah memiliki sesuatu. Segala sesuatu yang ada di diri kita tidak benar-benar ada di dalam diri kita. Anggaplah ia menjadi sesuatu yang melekat, di luar bukan di dalam. Sehingga saat ia pergi, hilang atau bahkan diambil kita tidak kehilangan bagian dari dalam diri kita. Kita hanya melepaskan apa yang tadinya melekat. Dan itu tidak akan mengurangi apapun dari diri kita, meninggalkan lubang, celah atau semacamnya.
Untuk apapun itu yang terlihat seperti milikmu. Harta, ilmu, rupa, bahkan orang yang kau sayang sekalipun.
"Seberapa besar kita boleh berharap? Sebesar kapasitas hati kita untuk menampung rasa kecewa." -Nazrul Anwar
Apakah Tuhan selalu menghadirkan segala sesuatu di waktu yang tepat? Kadang, saya berpikir beberapa hal dihadirkan di waktu yang tidak tepat, sebagai ujian, ujian yang menguatkan.
Aku.. aku selalu ingin jadi yang pertama kali engkau pikirkan saat membuka mata. Aku juga selalu ingin jadi yang terakhir engkau pikirkan sebelum menutup mata. Tidak hanya itu, bahkan di hari-harimu. Kala sibukmu..Aku.. aku selalu ingin jadi yang pertama melihat senyummu saat bahagiamu. Aku ingin jadi orang pertama yang engkau ingat dan beritahu kala itu. Aku juga ingin engkau selalu berbagi kesedihanmu dan bersadar padaku kala tak mampu kau pikul beban-beban itu.Aku.. aku selalu ingin jadi yang pertama engkau sapa. Aku ingin jadi orang pertama yang kau perhatikan di antara sekian banyak hal-hal lain yang mengalihkan perhatianmu.Aku.. aku ingin jadi yang pertama kau jumpai dari sekian perjumpaan di hari-harimu. Aku ingin kau menjumpaiku secepat mungkin saat aku memanggilmu, saat aku rindu padamu.Aku.. aku ingin menjadi orang yang menghabiskan paling banyak waktu bersamamu. Aku ingin engkau selalu meluangkan banyak waktumu untukku. Aku ingin engkau selalu memikirkanku bahkan saat tak membersamaimu.Aku.. aku ingin menjadi yang paling istimewa. Aku ingin melihat keindahanmu untuk diriku sendiri. Aku ingin engkau menyimpannya, tidak menunjukkannya pada yang lain. Aku ingin hanya padaku kau menunjukkannya.
Karena yang pandai sekalipun belum tentu sabar dan tekun.Mungkin skripsi menjadi sangat melelahkan karena di sinilah tingkat kesabaran dan ketekunan tertinggi (dalam level kuliah) diuji.