Salah banget nonton ini pas lagi homesick. Udah nggak tahan mulai dari pertanyaan ketiga. T.T I remember my last hug with her and it was just... She even about to cry. Watch it and I shouldn't ask, you sure will cry (too).
Showing posts with label love. Show all posts
Showing posts with label love. Show all posts
11.15.2015
6.23.2015
Jatuh Cinta dan Mencintai
Kau bisa jatuh cinta pada banyak hal, pada banyak orang. Namun, untuk tetap mencintainya adalah sebuah pilihan. Jatuh cinta itu hanya sesaat. Sementara mencintai tidak sesingkat itu. Mencintai berarti melakukan sesuatu. Mencintai berarti kata kerja. Kau harus mengusahakan sesuatu pada objek yang kau cintai.
Mencintai berbeda dengan jatuh cinta. Mencintai adalah pekerjaan mulia, karena saat melakukannya kita tidak memikirkan diri kita. Melainkan kita memikirkan objek yang kita cintai. Kita melakukan sesuatu agar tetap bisa memberikan cinta kita. Entah itu perhatian, kepedulian atau pengorbanan. Sekali lagi jatuh cinta itu berbeda dengan mencintai. Jatuh cinta memalingkan pandanganmu, mencintai mempertahankan pandanganmu pada objek itu.
Saat kamu merasa sudah tidak lagi mencintai sesuatu, bukan karena kamu tidak lagi menyukainya. Pun bukan karena kau tak lagi bisa jatuh cinta pada objek yang sama. Kamu hanya menyerah dan berhenti berusaha untuk tetap mencintai. Mencintai adalah kata kerja. Jangan kau campur adukkan dengan egoisme untuk dicintai. Mencintai itu pilihan. Dicintai itu pemberian. Saling mencintai adalah saat kau mencintai objek yang juga mencintaimu. Pastikan kau memahami perbedaannya.
#general
3.28.2015
Tomoya's Proposal
Pernah nonton Clannad + after story? Ini anime yang bagus. Saya suka temanya, juga pesan-pesannya. Meskipun ada bagian-bagian yang sulit dipahami. Dari sekian romantic scene-nya, ini yang paling saya suka. Tetap bertahan bersama orang yang kita sayangi meskipun keadaan tersulit dan terburuknya itu sesuatu bukan? Hehe. Nonton gih, ada komedinya juga.
3.12.2015
Lubang di Hati
"Seseorang yang sudah kau cintai selama enam tahun, akan melekat di hati seperti karat pada besi. Jika karat itu disingkirkan, besi itu akan berlubang." -Love Interrupted
"Kalimat itu mungkin benar, ada seseorang dalam hidupmu yang ketika ia pergi, maka ia juga membawa sepotong hatimu. Alysa, kau pergi. Dan kau bahkan membawa lebih dari separuh hatiku." -Sepotong Hati yang Baru
Ketika kita menempatkan seseorang di sudut istimewa dalam hati kita, mereka akan meninggalkan ruang kosong saat pergi. Dan tidak selalu mudah untuk mengisi atau bahkan menggantikan ruang kosong itu.
2.22.2015
Right Person

Image by Tampyu
Tidak jarang saya menemui, orang-orang di sekeliling saya berubah ketika mereka menjalin ikatan dengan seseorang. Entah itu menjadi lebih baik atau justru sebaliknya. Saya senang ketika melihat mereka menjadi orang yang lebih bahagia, lebih ceria, terlebih jika menjadi lebih baik dari segi sikap, pengetahuan, amalan, cara pandang dan lain-lain. Saya bahkan berharap mereka segera bersama dengan ikatan yang halal.
Ada yang tadinya tidak suka membaca, berubah menjadi lebih suka membaca. Ada yang tadinya bersikap kekanak-kanakan, berubah menjadi lebih dewasa. Ada yang tadinya tidak berhijab, berani mencoba menggunakan pakaian lebih tertutup. Ada yang tadinya susah diberi nasehat, berubah menjadi orang yang justru mencari sendiri kebenarannya.
Menarik. Betapa besar kekuatan itu mampu menggerakan seseorang untuk berubah.
Namun, tidak jarang juga saya temui sebaliknya, justru semakin buruk. Ada yang tadinya dewasa, menjadi kekanak-kanakan. Ada yang tadinya bahagia, menjadi bersedih. Ada yang tadinya rajin, menjadi pemalas. Ada yang tadinya mudah diberi nasehat justru menjadi sulit menerimanya.
Jadi, jika ia yang engkau sukai atau bersamai membuatmu menjadi tidak lebih baik.. Is s/he the right one? I think no. :)
1.30.2015
Di Balik Memantaskan Diri
Ide menulis ini sebenarnya sudah lama. Tapi saya merasa sedikit ragu untuk membaginya di blog ini. Hehe. Karena saya pun masih amatir soal yang satu ini.
Berbicara tentang memantaskan diri, apa yang terlintas di benak kalian? Dulu, saya hanya mengira memantaskan diri hanyalah soal memperbaiki ibadah dan sikap yang sifatnya vertikal. Namun, kini saya sadar jika memantaskan diri bukanlah sekedar menjadi orang baik untuk mendapatkan orang baik. Lebih dari itu, ini tentang menyiapkan bekal untuk dikatakan pantas menerima tanggung jawab baru.
Memantaskan diri tidak hanya secara vertikal, tetapi juga secara horizontal, termasuk ke dalam diri kita sendiri. Belum ngeh ya? Ok, mari saya jelaskan.
12.27.2014
Men and Women Can't Be "Just Friends"
Topik ini sedikit menggelitik saya ketika saya membacanya di timeline twitter salah satu akun paling terkenal seantero mahasiswa di dunia maya. Pertanyaannya adalah, "Bisakah laki-laki dan perempuan jadi teman baik?"
Jawaban saya adalah tidak. Dua orang lawan jenis yang saling dekat tidak akan bisa hanya menjadi teman. They will become a lover too.
Ada yang nganggep orang yang nggak percaya laki-laki dan perempuan bisa jadi teman dekat tanpa ada perasaan adalah pihak yang punya rasa tapi dipendam atau mungkin yang mengutarakan tapi ternyata ditolak. Intinya, yang bertepok sebelah jidat lah. Hehe.
Kalau saya bilang mungkin bener, tapi mungkin juga salah. Nggak menutup kemungkinan sebenarnya dua-duanya saling punya perasaan tapi salah satunya sudah nyaman menjadi teman, jadi nggak berniat untuk mengubah kondisi tersebut. Bisa jadi, setelah ada sedikit perubahan 'status' malah jadi canggung dsb.
Kenapa saya bilang laki-laki dan perempuan itu nggak bisa jadi teman dekat tanpa ada perasaan? Ya karena memang begitulah kita diciptakan. Seandainya bisa, saya yakin di agama Islam nggak akan ada yang namanya batasan dalam pergaulan lawan jenis. Tuhan sudah menciptakan kita sepaket, hati, perasaan, kecendrungan, ketertarikan, itu semua udah dari sananya diciptakan. Bukan tanpa maksud tentunya.
Itulah yang membuat seseorang pasti bakalan punya perasaan terhadap lawan jenisnya saat mereka dekat, meskipun awalnya mungkin tidak pernah berpikir demikian. Bukan berarti benar-benar tidak bisa antara laki-laki dan perempuan itu dekat dan hanya berteman. Bisa! Buktinya, sepasang suami istri yang mampu bertahan selama bertahun-tahun bersama. Saya yakin mereka tidak hanya menjadi orang yang saling mencintai, tetapi juga menjadi sahabat dekat sesekali. Tapi tidak selalu kan?
Bisa jadi teman, tapi.... :)
So, keep your heart guys!
9.22.2014
Hati-Hati
Seringkali ketika kita menghadapi suatu masalah--terutama soal hati, kita akan berkata pada diri sendiri untuk lebih rasional dan tidak terlalu mengedepankan perasaan, hati.
Tapi saya baru sadar, sebenarnya tidak apa menggunakannya. Hanya saja kita perlu menggunakannya dua kali. Sehingga dengan begitu kita akan hati-hati.
Tapi saya baru sadar, sebenarnya tidak apa menggunakannya. Hanya saja kita perlu menggunakannya dua kali. Sehingga dengan begitu kita akan hati-hati.
Akhirnya saya mengerti kenapa disebut hati-hati. :D
*terinspirasi dari nonton MTGW*
*terinspirasi dari nonton MTGW*
9.09.2014
Teman Bicara
Terkadang, saya merasa bersalah saat tidak bisa senantiasa menghubungi orang tua di rumah. Saya bukan tipe anak yang selalu dihubungi atau menghubungi orang tua tiap detik dalam sehari. Malah, saya merasa sedikit aneh dengan kebiasaan anak-anak yang senantiasa dihubungi atau menghubungi orang tuanya tiap detik. Mungkin karena kebiasaan sejak dulu tidak pernah terlalu jauh dengan orang tua.
Berbeda dengan biasanya, belakangan ini saya menangkap perbedaan pada ibu saya. Beliau sepertinya ingin semakin sering menghubungi saya. Dalam hitungan beberapa hari saja, beliau sudah menanyakan kabar. Namun, saya memahami itu sebagai bentuk beliau yang agaknya sudah mulai kesepian dan butuh teman bicara. Beliau sering sekali mengatakan kesepian.
7.20.2014
Cinta dan Tujuan
Pernah nggak sih kalian mempertanyakan sebuah pertanyaan menggelitik kepada diri kalian sendiri? Semisal, "Do I really need love?"
Kadang saya ngerasa saya harus mempertanyakan pertanyaan yang satu itu. Di satu kesempatan saya kadang seringkali merasa begitu desperate sama yang namanya cinta. Begitu menyebalkan. Tapi di satu saat yang lain kadang saya merasa, kalau pun saya ngebet ngejar percintaan terus saya dapatkan apa yang saya mau, apakah saya bener-bener bahagia, seneng? Terus bakalan melompat-lompat girang? Kayaknya sih nggak.
Kadang saya ngerasa saya harus mempertanyakan pertanyaan yang satu itu. Di satu kesempatan saya kadang seringkali merasa begitu desperate sama yang namanya cinta. Begitu menyebalkan. Tapi di satu saat yang lain kadang saya merasa, kalau pun saya ngebet ngejar percintaan terus saya dapatkan apa yang saya mau, apakah saya bener-bener bahagia, seneng? Terus bakalan melompat-lompat girang? Kayaknya sih nggak.
6.28.2014
Things That Hurt
![]() |
Gambar dari sini |
- Being unsure of how someone feels about you.
- Feeling like they are mad at you.
- Being misunderstood by people you care about.
- Being judged by people you care about.
- Feeling like you lost something that was never yours.
- Feeling like you’re doing too much.
- Thinking you aren’t doing enough.
- Not knowing if you should say something.
- Worried about what they’ll think if you do say it.
- Feeling like you care more than they do.
Well, said.
6.27.2014
Characteristics of a Muslim Husband
Take from Halal Love Story, i think it will helpfull.. ^^
It would be best describe as how to treat your wife, hehe.
- Dress up for your wife, look clean and smell good. When was the last time you went shopping for the best clothing? Just like the husband wants his wife to look nice for him, she also wants her husband to dress up for her too. Remember that the Prophet (PBUH) would always start with Miswak when returning home and always loved the sweetest smells.
- Use the best names for your wife. Call your wife by the most beloved names to her, and avoid using names that hurt their feelings.
- Don’t treat her like a fly. We never think about a fly in our daily lives until it ‘bugs’ us. Similarly, a wife will do well all day – which brings no attention from the husband – until she does something to ‘bug’ him. Don’t treat her like this; recognize all the good that she does and focus on that.
- If you see wrong from your wife, don’t try to change every single imperfection she has about her. Abu Huraira (RA) reported Allah’s Messenger (PBUH) as saying: Woman is like a rib. When you attempt to straighten it, you would break it. And if you leave her alone you would benefit by her, and crookedness will remain in her. [Muslim]
- Smile at your wife whenever you see her and embrace her often. Smiling is Sadaqah and your wife is not exempt from the Muslim Ummah. Imagine life with her constantly seeing you smiling. Remember also those Hadeeth when the Prophet (PBUH) would kiss his wife before leaving for Salah, even when he was fasting.
- Thank her for all that she does for you. Then thank her again! Take for example a dinner at your house. She makes the food, cleans the home, and a dozen other tasks to prepare. And sometimes the only acknowledgment she receives is that there needed to be more salt in the soup. Don’t let that be; thank her!
- Ask her to write down the last ten things you did for her that made her happy. Then go and do them again. It may be hard to recognize what gives your wife pleasure. You don’t have to play a guessing game, ask her and work on repeating those times in your life.
- Don’t be little her desires. Comfort her. Sometimes the men may look down upon the requests of their wives. The Prophet (PBUH) set the example for us in an incident when Safiyyah (RA) was crying because, as she said, he had put her on a slow camel. He wiped her tears, comforted her, and brought her the camel.
- Be humorous and play games with your wife. Look at how the Prophet (PBUH) would race with his wife Aisha (RA) in the desert. When was the last time we did something like that?
- Always remember the words of Allah’s Messenger (PBUH): ‘The best of you are those who treat their families the best. And I am the best amongst you to my family.’ Try to be the best!
NOTE: For the women who read, please do not rub this into your husbands faces because it won’t work to fix the situation. In fact I believe many things here are applicable to women also respectively. This should be read with the intention to rectify ourselves and not knit-pick and find faults in others.
In conclusion: Never forget to make Dua to Allah to make your marriage successful.
Aamiin.
I like 7th and 9th point. ^^
6.21.2014
Random Night
Ceritanya sudah selesai ujian untuk semester ini. Betapa senangnya saya pada akhirnya bisa juga melewati semester dengan ambilan 10 mata kuliah ini. Fiuh! Ini ambilan terbanyak loh, sebelumnya saya cuma mengambil paling banter 9 mata kuliah. Sekedar curhat, mungkin kuliahnya nggak terlalu terasa, paling menyita 2 jam setiap minggunya. Yang agak bikin berat itu adalah ujiannya, tugasnya, diskusinya. :D Ya itu bisa dibilang semuanya nggak? At least, mata kuliah Interaksi obat yang saya ambil lumayan banyak manfaat sama kaitannya sih di semester ini. So far, nggak perlu disesali.
Malam ini, lepas sudah dari belenggu ujian berhari-hari itu. Saatnya refreshing otak, pilihannya jatuh pada maraton film! Haha. Ada tiga film yang saya tonton malam ini. Saya pilih secara random. Di antara ketiganya yang berkesan adalah yang terakhir, bergenre keluarga, love, life. Saya nggak milih-milih loh ya.. nontonya juga random kok. Film pertama cerita kisah cinta tapi yah.. terlalu klasik dan fantasi banget lah. Film kedua ternyata action -_-. Film ketiga, so touching!
Nggak perlu sebut judul filmnya ya, ketauan ntar nggak update-nya :D.
Setelah nonton film ini saya jadi bertanya-tanya, kenapa ya dua orang yang saling cinta--atau seenggaknya saling menyayangi--itu susah banget untuk jujur satu sama lain?
Kedua, pernyataan 'Ketika memang ditakdirkan bersama, Tuhan nggak akan menggerakan satu hati melainkan sekaligus dua-duanya' itu sepertinya benar. Dengan catatan, kita memperjuangkan orang yang tepat, yaitu orang yang tau jika ia sedang diperjuangkan.
Ketiga, perfect couple doesn't always perfect man and woman. Justru dengan segala kekurangan dan kepayahan yang dimiliki mereka udah kayak gembok sama kunci, klik aja gitu. Justru saling melengkapi. Wanita cantik pintar dan dewasa ini, siapa yang tau justru menitipkan kebahagiaanya pada seseorang yang dia katakan bodoh, payah dan nggak dewasa.
Terakhir, ada banyak pilihan dalam kehidupan kita. Namun, kita yang menentukan mana yang penting dan berharga untuk kita simpan dan prioritaskan. Contohnya, di sini si tokoh lebih memilih keluarganya dibanding pekerjaan.
Saya kira itu. :)
![]() |
Ilustrasi |
6.11.2014
Mari Bercerita - Payung Teduh
Ayok kita nyanyi iniiiii! *melting*
Liriknya maaaaan..
Payung Teduh - Mari Bercerita (Lirik)
Seperti yang biasa kau lakukan
di tengah perbincangan kita
Tiba-tiba kau terdiam
Sementara ku sibuk menerka apa yang ada di pikiranmu
Sesungguhnya berbicara denganmu
Tentang segala hal yang bukan tentang kita
Mungkin tentang ikan paus di laut
Atau mungkin tentang bunga padi di sawah
Sungguh bicara denganmu tentang segala hal yang bukan tentang kita
Selalu bisa membuat semua lebih bersahaja.. Ooo..
Malam jangan berlalu
Jangan datang dulu terang
Telah lama kutunggu
Ku ingin berdua denganmu
Biar pagi datang
Setelah aku memanggil terang
Paus, bunga padi! Aih pencuri terang.. :D Suka deh..
Liriknya maaaaan..
Payung Teduh - Mari Bercerita (Lirik)
Seperti yang biasa kau lakukan
di tengah perbincangan kita
Tiba-tiba kau terdiam
Sementara ku sibuk menerka apa yang ada di pikiranmu
Sesungguhnya berbicara denganmu
Tentang segala hal yang bukan tentang kita
Mungkin tentang ikan paus di laut
Atau mungkin tentang bunga padi di sawah
Sungguh bicara denganmu tentang segala hal yang bukan tentang kita
Selalu bisa membuat semua lebih bersahaja.. Ooo..
Malam jangan berlalu
Jangan datang dulu terang
Telah lama kutunggu
Ku ingin berdua denganmu
Biar pagi datang
Setelah aku memanggil terang
Paus, bunga padi! Aih pencuri terang.. :D Suka deh..
5.28.2014
Raef - You Are The One
Ini videonya udah unyu' gini, suaranya enak pulak! :B
Here's the lyric:
I thought of this before over a million times
Who would've ever thought that it would be our time?
I just know it
'cause you're the one
It ain't a selfish love
When i'm with you
You remind me of Allah
So i know it's true
I'll just say it
You are the one
Won't you be my BFF and ever
Won't you be my partner after this world?
We'll see it
When we believe it together
Dreams are meant to be
'cause you're the one for me
I never thought that i would ever feel this way
I ask Allah to bless you every single day
I'll just say it
'cause you're the one
and when times are tough,
and we've got the world to see
Standing right beside you is where i want to be
I just know it
You're the one
Won't you be my BFF and ever
Won't you be my partner after this world?
We'll see it
When we believe it together
Dreams are meant to be
'cause you're the one for me
I prayed about this just over a million times
Who would ever thought that i could call you mine?
I just know it
'cause you're the one
And when there's gray in our hair
and we've not much to do
I want to spend the rest of my days with you
Oh don't you know it?
You're the one
You're the one
Oh won't you be te one?
Here's the lyric:
I thought of this before over a million times
Who would've ever thought that it would be our time?
I just know it
'cause you're the one
It ain't a selfish love
When i'm with you
You remind me of Allah
So i know it's true
I'll just say it
You are the one
Won't you be my BFF and ever
Won't you be my partner after this world?
We'll see it
When we believe it together
Dreams are meant to be
'cause you're the one for me
I never thought that i would ever feel this way
I ask Allah to bless you every single day
I'll just say it
'cause you're the one
and when times are tough,
and we've got the world to see
Standing right beside you is where i want to be
I just know it
You're the one
Won't you be my BFF and ever
Won't you be my partner after this world?
We'll see it
When we believe it together
Dreams are meant to be
'cause you're the one for me
I prayed about this just over a million times
Who would ever thought that i could call you mine?
I just know it
'cause you're the one
And when there's gray in our hair
and we've not much to do
I want to spend the rest of my days with you
Oh don't you know it?
You're the one
You're the one
Oh won't you be te one?
5.27.2014
Jarak Kita
Aku ingin mencintaimu seperti kala kita belum bersatu, dimana setiap malamku aku duduk mengadu Tentang perasaan yang tak kunjung bertemu, tentang kepastian yang saling tunggu. Perasaan yang sama tidak serta merta membuat dua orang bersatu, karena setiap perasaan memerlukan kepastian memerlukan kesaksian, memerlukan ikatan. Ku kira diantara kita ada jarak, Kau tahu sebarapa jauh jarak diantara kita? Hanya sebaris kalimat dan sebaris jawab. *Rumah Kelingan, 23 Mei 2013 | (c)kurniawangunadi*
Kau tau, mungkin sekali-kali kau merasa jarak kita teramat jauh sekalipun kita sedang bertatap muka. Namun, adakalanya mungkin kau merasa jarak itu tiada, walau di saat mata kita pun tak punya daya.
Kau tau apa yang dapat memutus dan membuat jarak itu? Mungkin benar hanya karena sebaris kata.
![]() |
Gambar dari sini |
5.15.2014
Patah
Kau tahu, kita dapat jatuh pada orang yang sama berulang kali. Begitu katanya. Namun, kita pun dapat patah pada orang yang sama berulang kali. Tolong kau tambahkan hati setelah kata jatuh dan patah. Tak apa, aku hanya tidak mau menuliskannya berdampingan saja.
Mungkin,--aku juga tak tahu rahasia Tuhan--boleh jadi di sudut sana ada seseorang yang sedang melihatmu, menjadikanmu bagian di dalam doa-doanya, dan diam-diam menaruh harap.
Barangkali, ia pun sebenarnya tak ingin jatuh padamu. Barangkali, ia pun sebenarnya tidak ingin menyimpan perasaan mengembang itu di hatinya, terlebih meneteskan bulir bening dari matanya. Ia hanya tidak pernah tau bagaimana cara Tuhan membolak-balikkan segumpal darah itu.
Maka jagalah sikap dan hatimu. Karena boleh jadi ada orang yang sedang jatuh dan patah karenamu di saat yang sama. Dan lebih menyakitkan lagi, jika ternyata.. itu terjadi berulang kali.
Mungkin,--aku juga tak tahu rahasia Tuhan--boleh jadi di sudut sana ada seseorang yang sedang melihatmu, menjadikanmu bagian di dalam doa-doanya, dan diam-diam menaruh harap.
Barangkali, ia pun sebenarnya tak ingin jatuh padamu. Barangkali, ia pun sebenarnya tidak ingin menyimpan perasaan mengembang itu di hatinya, terlebih meneteskan bulir bening dari matanya. Ia hanya tidak pernah tau bagaimana cara Tuhan membolak-balikkan segumpal darah itu.
Maka jagalah sikap dan hatimu. Karena boleh jadi ada orang yang sedang jatuh dan patah karenamu di saat yang sama. Dan lebih menyakitkan lagi, jika ternyata.. itu terjadi berulang kali.
5.03.2014
Destiny: Pada Saatnya Kita Akan Mengerti
Hello.. everybody outthere.. Lumayan lama sejak terakhir kali saya ngepost di blog ya. Hehe. Dunnoe, sebenarnya rutinitasnya sama-sama saja, bahkan cenderung nggak sesibuk semester sebelumnya. Hanya saja, belakangan saya sendiri pun hanya menjadi silent reader di blog saya sendiri. Sekedar memantau. Ide pun banyak yang menguap begitu saja. Kali ini pun kembali (dengan postingan) karena baru saja menonton sebuah short movie. Dan yang ini tentu tidak kalah menarik dari yang sudah-sudah. Makanya saya share. :)
Sebelumnya daripada penasaran, coba tonton aja dulu film ini.
So, what do you think?
I think, life plays our destiny just like this.. Sebenarnya, kita nggak benar-benar tau takdir kita. Tapi, terkadang kita mereka-reka takdir, berusaha membuatnya semasuk akal mungkin, dan seolah-olah kita mengetahuinya. Padahal, di balik itu semua "Ya, Tuhan telah membuat skenario yang jauh lebih rumit dan indah, yang terkadang membuat kita bertanya-tanya, bahkan harus berputar-putar." Mungkin bukan persoalan yang sulit bagi-Nya untuk merubah segalanya, hanya saja, satu yang kita tak tahu dari itu semua. Tuhan lebih tahu, waktu terbaik untuk kita. Dan tentu saja, pada saatnya, kita pasti akan mengerti.
4.08.2014
Fanatik Terhadap Agama (?)
Tadi malam, ibu menelepon saya. Ah, ibu saya ini seperti punya indera keenam, tahu sekali waktu yang tepat, di malam saat ujian tengah semester telah selesai. Kebetulan saya juga ingin ngobrol dengan ibu, kangen. Perbincangan malam tadi dibuka dengan menanyakan kabar, ibu bertanya beberapa hal tentang hari-hari saya, dsb. Lalu, tiba-tiba entah nyerempet dari mana ibu mengajak membicarakan anak tetangga. Perempuan.
Ibu berkata, "Si anu sudah semester segitu, belum lulus dan nggak kerja mau jadi apa. Sikapnya jadi berubah gara-gara ikut kelompok-kelompok Islam yang beraliran itu yu. Makanya kamu jangan ikut-ikutan kayak gitu ya.."
Deg! Saya tiba-tiba merasa kaget dan tentu saja sedih. Apakah ibu saya ini tidak tau kalau anaknya di sini pun senang ikut Liqo meskipun tidak sampai seperti orang-orang yang dimaksud ibu saya. Lalu saya bertanya, "Masa' ikut pengajian, belajar agama nggak boleh ma? Ayu di sini ikut kok." kata saya.
"Ya, boleh tapi jangan kayak gitu, fanatik banget. Jadi nggak peduli sama orang lain."
Begitulah, gambaran kecil--sangat kecil--pemikiran orang-orang terhadap orang-orang yang kelihatannya menggenggam Islam dengan erat. Tunggu dulu. Biar saya ceritakan persolan ini dengan lengkap.
Dulu, saya termasuk orang yang berpikiran demikian. Saya termasuk orang yang pernah mendefinisikan seseorang sebagai yang fanatik terhadap agama. Saya memang bukan anak yang dilahirkan di lingkungan keluarga yang sangat agamis. Ayah saya bukan ustadz, ibu saya bukan ustdzah. Tapi, yang saya ketahui ibu dan ayah saya adalah orang yang selalu mengajarkan saya mengaplikasikan Islam dalam kehidupan sehari-hari. Contoh, mungkin saya tidak pernah diajari menutup aurat dengan jilbab lebar, memakai cadar dsb. Namun, saya selalu diajari untuk berbagi makanan dengan tetangga, tidak pacaran, dan selalu menjaga sholat.
Ketika masuk SMP dan saya bilang ke Ibu saya ingin memakai jilbab, Ibu saya sangat mendukung. Ketika ibu saya punya makanan lebih, ibu saya mencontohkan untuk membaginya pada tetangga terutama makanan yang baik bukan sisa, saya diajarkan untuk memberi yang terbaik dari yang saya punya. Dan ketika saya pernah ketahuan pacaran, saya dimarahi habis-habisan. Saya selalu diingatkan Ayah, jangan lupa untuk membaca doa sebelum naik kendaraan. Bahkan, saya pernah diajari untuk menyingkirkan ranting di tengah jalan oleh ibu.
Mungkin, Ayah Ibu saya bukan orang yang awalnya saya definisikan sebagai fanatik agama. Tapi saya tahu, keduanya adalah sosok yang mengajari saya 'bagaimana menjadikan ajaran islam itu digunakan dan dicerminkan dalam kehidupan sehari-hari'.
Kita kembali pada persoalan fanatik agama. Dulu saya juga punya pemikiran ini. Namun, setelah saya membaca dan menelaah, maka ada banyak pertanyaan yang muncul di benak saya. Seperti, ketika ada wanita islam yang memakai jilbab lebar untuk menutup auratnya, apakah itu disebut fanatik? Awalnya saya berpikir, ya. Kemudian saya berpikir, bukankah itu memang perintah Allah pada setiap muslimah? Jadi, jika seorang muslimah menutup auratnya dengan benar sesuai aturan-Nya, menurut saya itu bukan fanatik, itu patuh/taat. Kini, saya melihat itu dengan pandangan yang berbeda.
Saya pernah diceritakan ada seorang muslim yang sholat tahajud dan puasa setiap harinya hingga dia lupa untuk menggauli istrinya & tidak pernah merasakan masakan istrinya yang sebenarnya sangat nikmat. Bahkan, dia tak tau dimana letak kamar istrinya hingga ditegur oleh sahabatnya.
Ibu berkata, "Si anu sudah semester segitu, belum lulus dan nggak kerja mau jadi apa. Sikapnya jadi berubah gara-gara ikut kelompok-kelompok Islam yang beraliran itu yu. Makanya kamu jangan ikut-ikutan kayak gitu ya.."
Deg! Saya tiba-tiba merasa kaget dan tentu saja sedih. Apakah ibu saya ini tidak tau kalau anaknya di sini pun senang ikut Liqo meskipun tidak sampai seperti orang-orang yang dimaksud ibu saya. Lalu saya bertanya, "Masa' ikut pengajian, belajar agama nggak boleh ma? Ayu di sini ikut kok." kata saya.
"Ya, boleh tapi jangan kayak gitu, fanatik banget. Jadi nggak peduli sama orang lain."
Begitulah, gambaran kecil--sangat kecil--pemikiran orang-orang terhadap orang-orang yang kelihatannya menggenggam Islam dengan erat. Tunggu dulu. Biar saya ceritakan persolan ini dengan lengkap.
Dulu, saya termasuk orang yang berpikiran demikian. Saya termasuk orang yang pernah mendefinisikan seseorang sebagai yang fanatik terhadap agama. Saya memang bukan anak yang dilahirkan di lingkungan keluarga yang sangat agamis. Ayah saya bukan ustadz, ibu saya bukan ustdzah. Tapi, yang saya ketahui ibu dan ayah saya adalah orang yang selalu mengajarkan saya mengaplikasikan Islam dalam kehidupan sehari-hari. Contoh, mungkin saya tidak pernah diajari menutup aurat dengan jilbab lebar, memakai cadar dsb. Namun, saya selalu diajari untuk berbagi makanan dengan tetangga, tidak pacaran, dan selalu menjaga sholat.
Ketika masuk SMP dan saya bilang ke Ibu saya ingin memakai jilbab, Ibu saya sangat mendukung. Ketika ibu saya punya makanan lebih, ibu saya mencontohkan untuk membaginya pada tetangga terutama makanan yang baik bukan sisa, saya diajarkan untuk memberi yang terbaik dari yang saya punya. Dan ketika saya pernah ketahuan pacaran, saya dimarahi habis-habisan. Saya selalu diingatkan Ayah, jangan lupa untuk membaca doa sebelum naik kendaraan. Bahkan, saya pernah diajari untuk menyingkirkan ranting di tengah jalan oleh ibu.
Mungkin, Ayah Ibu saya bukan orang yang awalnya saya definisikan sebagai fanatik agama. Tapi saya tahu, keduanya adalah sosok yang mengajari saya 'bagaimana menjadikan ajaran islam itu digunakan dan dicerminkan dalam kehidupan sehari-hari'.
Kita kembali pada persoalan fanatik agama. Dulu saya juga punya pemikiran ini. Namun, setelah saya membaca dan menelaah, maka ada banyak pertanyaan yang muncul di benak saya. Seperti, ketika ada wanita islam yang memakai jilbab lebar untuk menutup auratnya, apakah itu disebut fanatik? Awalnya saya berpikir, ya. Kemudian saya berpikir, bukankah itu memang perintah Allah pada setiap muslimah? Jadi, jika seorang muslimah menutup auratnya dengan benar sesuai aturan-Nya, menurut saya itu bukan fanatik, itu patuh/taat. Kini, saya melihat itu dengan pandangan yang berbeda.
Saya pernah diceritakan ada seorang muslim yang sholat tahajud dan puasa setiap harinya hingga dia lupa untuk menggauli istrinya & tidak pernah merasakan masakan istrinya yang sebenarnya sangat nikmat. Bahkan, dia tak tau dimana letak kamar istrinya hingga ditegur oleh sahabatnya.
Itu yang saya kira fanatik. Mencintai sesuatu, sampai lupa dengan hal lainnya.
3.15.2014
Tulus - Mengagumimu dari Jauh
Tulus - Mengagumimu dari Jauh
kisahmu harimu ku tahu semua
tanpa kau berucap aku selami
gerakmu guraumu kemasan raga
tanpa kau sadari aku pahami
cinta memang mungkin inilah cinta
apapun lagumu aku jiwai
cinta memang mungkin inilah cinta
tanpa ku miliki, rindu terasa
bukan tak percaya diri
karna aku tau diri
reff :
biarkanku memelukmu tanpa memelukmu
mengagumimu dari jauh
aku menjagamu tanpa menjagamu
menyayangimu dari jauh
Selamat pagi!
kisahmu harimu ku tahu semua
tanpa kau berucap aku selami
gerakmu guraumu kemasan raga
tanpa kau sadari aku pahami
cinta memang mungkin inilah cinta
apapun lagumu aku jiwai
cinta memang mungkin inilah cinta
tanpa ku miliki, rindu terasa
bukan tak percaya diri
karna aku tau diri
reff :
biarkanku memelukmu tanpa memelukmu
mengagumimu dari jauh
aku menjagamu tanpa menjagamu
menyayangimu dari jauh
Semangat untuk para pengagum rahasia! :D Perasaannya jangan didramatisir. Perasaan itu wajar kok, yang menjadikannya tidak wajar adalah sikap kita. Cukup dari jauh, maka kita telah memeluknya tanpa memeluknya (dengan doa) dan menjaganya tanpa menjaganya (dari perbuatan dosa).
Selamat pagi!
Subscribe to:
Posts (Atom)