8.18.2013

Buku #YukBerhijab - Ust. felix Siauw



Seperti yang sudah ku janjikan, aku akan menulis mengenai review buku terbaru Ust. Felix #YukBerhijab. Kelihatannya udah mulai banyak yang nggak sabar untuk tau apa isi dari buku ini (kelihatan dari hasil search di blog). So, here we go.. Review versi saya ya :)
Kesan pertamaku terhadap buku ini adalah, "Buku ini pasti ngejleb!". Dan ternyata benar saja dugaanku, setelah dibaca ada banyak hal yang membuka mata, membuka pikiran dan merasuk dalam hati. 

Pertama, dari packaging buku ini sudah cukup menarik sejak awal, karena hampir mirip dengan Buku Udah Putusin Aja yang penuh dengan visualisasi unik khas mba Benefiko yang bikin tampilannya nggak monoton dan membosankan untuk dibaca. Tapii..
setelah dibuka ternyata buku ini didominasi dengan warna ungu dan jingga. Menurut pendapatku, kombinasi warna ini cukup bagus hanya saja warna jingga yang digunakan cenderung seperti warna stabilo sehingga terkadang cukup menyakitkan untuk menatapnya. hehe

Kemudian berbicara tentang isinya, satu hal yang cukup aku suka dari gaya penulisan Ust. felix adalah beliau selalu mendahului dengan latar belakang mengapa masalah ini harus menjadi perhatian. Dalam buku ini dijelaskan mengenai kedudukan wanita di berbagai negara. Nah, garis besarnya adalah dimanapun itu, pada saat itu wanita digolongkan ke dalam kaum kelas dua, kaum yang tidak sepantasnya dihargai dan bukan hal yang mustahil untuk menyia-nyiakan dan merendahkan mereka.

Di sisi lain beliau memberikan pandangan kedudukan wanita dalam Islam, betapa dimuliakannya wanita dalam agama ini. Namun, salahnya saat ini ketika Islam bersentuhan dengan budaya Eropa muncullah suatu tuntutan wanita untuk dianggap setara kedudukannya dengan laki-laki. Pemahaman ini melahirkan emansipasi. Bukannya berakhir dengan semakin dimuliakannya wanita, pehamanan ini justru membuat wanita menghancurkan martabat dan menjauhi fitrahnya bukan karena orang lain tapi ya kerena mereka (kaum wanita) itu sendiri.

Kesimpulannya= Dahulu, wanita direndahkan secara paksa, sekarang wanita direndahkan sukarela.

Merendahkan diri sendiri dengan membuka auratnya, menjual tubuhnya, demi materi, kekuasaan atau apapun itu yang dianggap mampu dimiliki laki-laki. Pada akhirnya, justru wanita itu sendiri yang merendahkan dirinya.

Maka dari itu buku ini disusun, untuk memberikan gambaran Islam memuliakan kaum wanita dari cara berpakaiannya.

Dalam buku ini dijelaskan batasan-batasan aurat wanita, juga batasan aurat wanita di hadapan lelaki bukan mahram, lelaki mahram, wanita mukmin dan wanita bukan mukmin. Satu hal yang menarik perhatianku adalah mengenai pernyataan bahwa menutup aurat berbeda dengan memakai pakaian syar'i (yang dibenarkan Allah) yang menutup aurat. Selama menutupi aurat maka cukup menjadi syarat sah shalat. Sementara itu ketika bepergian, pakaian yang digunakan harus terdiri dari:

1. Pakaian rumah (al-tsaub)
2. Kerudung (khimar)
3. Jilbab

Ketiganya lah yang disebut dengan HIJAB. Berarti Hijab itu bukanlah apa yang menjadi pemahaman banyak orang saat ini. Terlebih ada yang memahami Hijab justru sebagai kerudung yang telah dikreasikan. Salah kaprah.

Setelah itu dijelaskan juga bagaimana pakaian yang seharusnya dikenakan oleh wanita dalam kehidupan rumah maupun umum, termasuk mahram bagi si wanita itu sendiri. (jujur saja, aku pun baru mengetahui bahwa sepupu adalah salah satu yang termasuk bukan mahram. Jadi nggak boleh keliatan aurat depan sepupu laki-laki =.=).

Tidak ketinggalan, fenomena 'berpakaian tapi telanjang' yang berkembang saat ini. Semuanya dikupas habis. Hijab yang sebenarnya digunakan untuk melindungi keindahan wanita, namun tak jarang ditemui saat ini justru fakta mengatakan sebaliknya. Hijab dibuat untuk tetap menjadi pusat perhatian dan mengumbar keindahan dengan kedok islami.
Boleh dipake kok.. di rumah :)


Di buku ini juga ada visualisai semacam dialog antara ust. Felix dengan wanita dan alasan-alasan yang mainstream digunakan wanita untuk menghindari kewajibannya menutup aurat. Skak mat! :D


Nah ada satu hal yang aku suka dalam buku ini yaitu wanita yang tidak memakai Hijab (yang sebenarnya) itu bukan berarti mereka tidak mau atau tidak taat, namun memang belum mengetahui yang sebenarnya. Maka dari itu, hijab bukanlah suatu pertanda bahwa seorang muslimah itu sudah baik. Hijab itu hanya salah satu tanda usaha seorang muslimah untuk menjadi baik. Dan sungguh benar, karena hijab lah kita (kaum wanita) dihargai dan dimuliakan.

Satu lagi, ada seri catatan Benefiko, isinya seperti komik perjalanan mba Benefiko sebelum sampai memakai hijab seperti saat ini. Untuk tau lebih lanjut beli dan baca buku ini selengkapnya ya.. ^^


"Bila di ujung cerita kita pun akan meutup aurat, mengapa tidak sekarang sebelum jadi mayat? | Yuk, berhijab! Hijab tanpa nanti, taat tanpa tapi."

Syereeemm..




***

Assalamu'alaikum.. Dear my sisters (muslimah)

It's nice to know there are people who translate this article in English. I just realize it might difficult to be understood in bahasa (moreover, in my writing style :D). So you translate it. But, if it cause of you aren't malays please say it! I'll try to write it in English if you really want to. :)