1.30.2015
Di Balik Memantaskan Diri
Dorong atau Lepas?
"Kamu harus dorong sampai lewat tanjakan karena kalau kamu berhenti di tengah, mobilnya bakalan turun lagi. Kadang-kadang, hidup itu, ya kayak gitu Dek. Kayak dorong mobil di tanjakan. Susah, berat, capek. Tapi, kalau terus didorong, dan terus didoain, insya Allah akan sampai."
-Opa dalam Novel 12 Menit
1.26.2015
1.22.2015
1.20.2015
Manfaat Menulis
“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”
(Rumah Kaca, 352) ― Pramoedya Ananta Toer
“Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapa pun? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari. (Mama, 84)” ― Pramoedya Ananta Toer, Child of All Nations
“Jika Kau Bukan Anak Raja Dan Bukan Anak Ulama Besar, Maka Menulislah.” –Imam Al Ghazali
That's why we should write! :)
1.18.2015
Journey to Tapin
Saya catat di sini untuk saya baca kembali di kemudian hari.
1.15.2015
Jangan Meremehkan Hal Kecil
Namun, tidak kali ini. Sudah dua orang teman mengingatkan saya, tapi entah setan apa yang mampir dan mengglayuti saya hingga sedemikian entengnya melanggar aturan. Saya pikir, "Ah, ini tidak akan jadi masalah. Nanti pasti saya ingat." Begitulah.. dua kali kesempatan saya lewatkan.
1.13.2015
Intelligence
Sebelumnya coba lihat gambar ini:
Gambar dari akunnya @yeahmahasiswa |
1.12.2015
Pilihan Terbaik
-Bulan Terbelah di Langit Amerika-“Terkadang kita memang tidak adil pada hidup kita sendiri. Tatkala tiada pilihan, kita menggerutu. Padahal Tuhan tak memberi pilihan lain karena telah menunjukkan itulah satu-satunya pilihan terbaik bagi hidup kita.” (p.184)
1.11.2015
Input = Output
Dulu seringkali saya mendengar analogi antara lisan dan teko. Lisan diibaratkan teko, apa yang keluar dari lisan kita menunjukkan apa isi kepala kita. Apa yang keluar dari teko tentunya adalah sesuatu yang mengisi teko tersebut. Sebenarnya saya merasa analogi ini biasa saja. Namun, belakangan saya merasa analogi ini sedikit menarik. Mari kita pikirkan hal lain yang serupa.
Dulu.. tulisan di blog saya ini kebanyakan curhatan. Maklum saja, si empunya masih SMA. Namun, setelah lulus pun tidak jauh berbeda. Setelah sekian lama, saya menyadarinya dan menghapus beberapa tulisan yang nggak banget jika dibaca orang lain.
Kemudian, waktu berlalu. Saya banyak membaca tulisan-tulisan inspiratif anak tumblr, terutama anak mudanya. Ide tulisannya beragam, mulai dari pengalaman, buku maupun pemikiran si penulis sendiri. Dari situ saya belajar cukup banyak dan mulai menyadari gaya menulis saya mulai berubah.
Seiring dengan waktu, saya pun membaca beberapa buku, opini, fiksi dsb. Kemudian saya tahu persis, perubahan itu secara perlahan terjadi seiring dengan perubahan dari apa yang masuk dalam pemahaman dan pikiran saya.
Saya pun menarik kesimpulan, memang output sangat dipengaruhi input. Kita dapat melihat sejauh mana pengetahuan seseorang dari tulisannya. Bahkan jenis tulisan, gaya menulis dan topiknya pun dapat menjadi clue, apa yang dipikirkan dan menjadi passion ybs. Maka dari itu, ketika membaca tulisan seseorang saya bisa memperkirakan buku atau tulisan semacam apa yang menarik minatnya dan hal apa saja yang menyita waktu dan pemikirannya.
So, ketika tulisan seseorang masih penuh dengan curahan hati, tentu orang tersebut belum selesai dengan dirinya sendiri. Ketika tulisan seseorang masih tentang kegalauannya tentang cinta, status jomblo dsb, tentu hal-hal itulah yang menyita pemikirannya.
Berbeda ketika tulisan seseorang berupa opini tentang kebijakan publik terbaru, itu tandanya orang tersebut peka terhadap perubahan. Ketika ia menuliskan review mengenai suatu buku, maka ia senang membaca, dsb.
Oleh karena itu, ketika kita menginginkan output yang baik maka mulailah dengan memperbaiki input.
Better input, better output.
:)
Garis Start
Inilah, apa yang saya rasakan saat itu |
Spirit of hardwork! |
Fenomena Ngaret
Gambar dari komikmuslimah |
1.09.2015
Mungkin
Karena yang pandai sekalipun belum tentu sabar dan tekun.Mungkin skripsi menjadi sangat melelahkan karena di sinilah tingkat kesabaran dan ketekunan tertinggi (dalam level kuliah) diuji.