7.20.2014

The Way You Look

I know that's true.

Berkemas



Hari ini adalah persiapan menuju KKN tahap 1. Meskipun hanya beberapa hari berada di desa rasanya berkemas tetap menjadi persoalan. Wanita memang agak repot soal ini dibandingkan pria. Sepertinya ada banyak sekali barang yang harus dibawa. Di saat seperti ini, semua hal/benda rasanya penting untuk dibawa.

Berkemas adalah salah satu hal yang cukup menarik. Terkadang, kita perlu ilmu atau bahkan sedikit trik untuk menjadikannya terasa mudah. Bahkan, saya sendiri memperlajarinya dari sebuah buku perjalanan Windy Ariestanty--di samping berdasarkan pengalaman.

Berkemas itu sama seperti kehidupan kita, kata Windy. Adakalanya, kita harus memilih mana barang yang harus dibawa dan mana yang tidak. Jangan sampai kita terlalu banyak membawa 'hal tidak penting' yang justru akan memberatkan perjalanan. Seperti itulah kita menyikapi hal-hal yang tidak cukup penting dalam kehidupan. Bagaimanapun, kita akan terus berjalan. 

Kita dapat memilih, menikmatinya dengan ringan atau justru terlalu repot dengan bawaan--yang pada kenyataannya kerap kali tidak diperlukan.

*yang kita bawa dalam perjalanan: barang, dsb.
*yang kita bawa dalam kehidupan: orang, kenangan, beban, masa lalu, dsb.

Tulisan ini saya tulis pada 14 Juli 2014. Tulisan seputar KKN lainnya akan menyusul satu per satu. Kebetulan, 2 minggu ini saya habiskan untuk mudik ke Kaltim dan KKN sehingga belum sempat menuliskan semuanya di sini. Selain itu, di desa saya KKN tidak ada sinyal handphone (untuk kartu saya). Jadi, saya masih memikirkan cara untuk konsisten menuliskan #30DaysChallenge #KKN. Sejauh ini, saya masih menuliskannya di buku catatan saya. Selamat menyimak bagi yang berkenan. :)


Cinta dan Tujuan


Pernah nggak sih kalian mempertanyakan sebuah pertanyaan menggelitik kepada diri kalian sendiri? Semisal, "Do I really need love?"

Kadang saya ngerasa saya harus mempertanyakan pertanyaan yang satu itu. Di satu kesempatan saya kadang seringkali merasa begitu desperate sama yang namanya cinta. Begitu menyebalkan. Tapi di satu saat yang lain kadang saya merasa, kalau pun saya ngebet ngejar percintaan terus saya dapatkan apa yang saya mau, apakah saya bener-bener bahagia, seneng? Terus bakalan melompat-lompat girang? Kayaknya sih nggak.

Ketika si Kecil Bertanya

 
 
"Ma, kenapa habis hujan airnya bisa tembus ke dalam?"

Pertanyaan di atas saya dengar langsung dari seorang anak-anak yang bertanya pada ibunya. Saya tersenyum mendengar pertanyaan anak ini. Saya penasaran, akan jawaban sang ibu. Lalu ibu anak ini menjawab karena berembun. Jawaban yang cukup singkat menurut saya. Untungnya sih sepertinya si anak sudah puas.

Saya jadi mengerti, anak-anak memang punya rasa ingin tau yang sedang besar-besarnya. Sebagai orang tua yang bijak, saya rasa seharusnya orang tua mampu menyirami pikiran yang sedang 'haus' tersebut. Banyak orang tua yang menganggap sikap ini kurang menyenangkan dan mengganggu. Padahal, saat itulah otak anak sedang berkembang.

Sepertinya anak di mana saja punya ciri yang sama, ya rasa penasaran itu. Saya banyak membaca percakapan di status facebook seorang penulis. Berhubung dia adalah emak-emak, ada satu  seri status tentang anaknya yang selalu menarik perhatian saya. Anaknya begitu cerdas dan sering menanyakan banyak hal. Bahkan, katanya di usia dua tahun sudah menanyakan arti tangungg jawab.