3.30.2013

Quote of The Day

Nggak semua orang harus tau hal yang terjadi di "dapur" kita.

 Nice. :)

Jenuh atau Rindu yang Terlampau Terobati

"Sebenarnya setiap hari aku merindukanmu, tetapi setiap hari juga rindu itu terobati."
 Apa maksud kata-kata di atas? Eit, jangan langsung disimpulkan gitu aja. :D Kata-kata itu muncul di kepala karena aku merasa jenuh. Karena semua rutinitas yang tengah ku jalani saat ini terkadang terasa amat menjenuhkan, membuatku rasanya ingin berhenti dan memuntahkannya. Namun, mengapa sesuatu yang sangat menjenuhkan pun terkadang kita rindukan? Itulah jawabannya, tak ku sadari bahwa sebenarnya setiap hari ada terselip rasa rindu. Namun, setiap hari pula kerinduanku terobati. Hingga terkadang rindu itu tak lagi terasa keberadaannya. 

Padamu Aku Takluk (Nyamuk)


Pada penasaran nggak sih sebenernya kenapa gue pernah bikin postingan "Cepet Sembuh Ayu"? Nggak ada yang penasaran ya? Yaudah, biarpun nggak ada yang penasaran gue akan tetap cerita. ヾ(´∇`)ノ Jadi, waktu itu gue pulang kampung selama 5 hari. Sedih memang cuman bisa bertahan di rumah selama itu, karena memang ada tanggung jawab yang harus gue lakukan. Apa itu? Rapat himpunan. Ah, ternyata gue kepilih jadi wakil ketua himpunan. Setelah melalui banyak peristiwa. (´∇`) Singkat cerita begitulah. Waktu itu, kelihatan bapak ibu berat banget ngelepas gue balik lagi ke Banjarbaru. Ya, gue aja masih kangen apalagi mereka. Tapi, mau nggak mau memang gue musti balik.

Malam itu, entah kenapa gue kekeuh banget nggak mau makan. Padahal, udah dipaksa-paksa ibu. Tapi gue tetep berkilah, gue kenyang, males makan, nggak laper dan satu hal yang justru berbalik 180 derajat "I'm fine". Ternyataaa.. selama di bis badan gue meriang (bukan berarti menjadi riang). Gue kira cuma sekedar capek aja, ternyata sampai Banjarbaru bukannya membaik badan gue makin panas. Waktu itu, muka udah pucet banget. Gue sampai pada satu kesimpulan, typhus gue pasti kumat. Setelah mengingat-ngingat kembali makanan apa yang gue masukkan ke perut dengan semena-mena selama 5 hari. Kalau nggak asem ya pedes! Iya, makanan yang jarang banget bisa dinikmati di Banjarbaru. Sayangnya, akibatnya fatal. Gue malah tumbang pas balik. o(╥﹏╥)o




The Petrichor


Menurutku hujan itu menarik..

Suaranya

Suasananya
Bau tanah basahnya
Butiran-butirannya
dan terkadang memori-memori yang dibawanya..
Ada dua fakta soal hujan yang memang unik, menurutku. Pertama setelah hujan turun, pernah kalian memperhatikan? akan muncul aroma khas. Aroma tanah basah, sering ku katakan begitu. Ternyata aroma khas tersebut berasal dari tanah, ilalang, dan rerumputan yang mengeluarkan suatu senyawa, senyawa ini dinamakan 'petrichor'.

Ternyata ada beberapa orang yang sudah menulis tentangnya. Petrichor ini berasal dari kata Petra yang berarti batu dan Ichor yang diartikan sebagai cairan yang mengalir di pembuluh darah para dewa dalam mitologi Yunani. Petrichor adalah suatu zat atau senyawa yang dikeluarkan oleh bebatuan dan tanah, kadang disebutkan sebagai “dust after rain“. Selain dari Petrichor ini, konon katanya bau-bauan khas itu juga berasal dari pelepasan spora dari bakteri actinomyetes yang hidupnya di tanah lembab basah dan akan mati kalau tanah itu kering. Ketika hujan, itulah saatnya bakteri tersebut melepaskan sporanya supaya dapat bertahan hidup (sumber).


Unik ya?

Entah ini fakta atau bukan, katanya hujan memiliki kemampuan untuk menghipnotis manusia untuk me-resonansi-kan ingatan masa lalu. Dan tanpa bisa mendapatkan bukti ilmiah, para ilmuan hanya bisa menyimpulkan “Di dalam hujan, ada lagu yang hanya bisa didengar oleh mereka yg rindu”. Dan pada titik ini, para ilmuan meyakini bahwa manusia biasanya mendapatkan inspirasi.

Kurang ngerti sih apa maksudnya, tapi setiap kali hujan selalu ada memori yang kita kenang kembali. Entah senang atau sedih.

Seperti salah satu kenangan waktu kecil dulu, sepulang sekolah setiap kali hujan, aku juga teman-temanku yang lain akan melepas sepatu dan berjalan menyusuri aliran air yang jernih. Meskipun tetap saja air itu sebenarnya kotor. Tapi kami nekat saja. Mmm..atau justru main hujan-hujanan. Pernah waktu itu, aku, teman-temanku, sepupu juga kakakku malah main seluncur di sepanjang jalan. Waktu itu airnya deras, aku masih kecil tapi sudah bisa mengingatnya. Sepulangnya dimarahi habis-habisan. :D Kami juga main istana pasir, berlomba-lomba untuk membuat istana tertinggi. Aku menamai permainan ini "tik-tik", karena memang cara membuat istana atau bentengnya dengan pasir basah yang dititik-titikkan. :D Aaa.. rindu masa seperti itu, masa ketika basah kuyup itu menyenangkan bukan menyebalkan seperti yang seringkali orang dewasa rasakan.

Selain itu, suara hujan memang bikin tenang, nggak heran jadi moment yang pas untuk menggali inspirasi. Termasuk tulisan ini, ditulis di sela-sela kerinduan dan di bawah langit mendung. :)





3.29.2013

Jujur saja..


Jujur saja.. "Aku ingin selesai dengan diriku sendiri!"
Ingin memenangkan peperangan nurani dan akal ini.

Di tengah kekalutan yang terkadang muncul, karena hati dan pikiran tidak mau kompromi, aku browsing entah kemana, mencari sebuah pencerahan, mungkin. Lalu, sepintas menangkap sebuah pemandangan "tokoh mahasiswa". Langsung dicek, meluncur, stalking.

Dan ku temukan satu sosok yang.. Ya! He is damn amazing!

Sumpah, keren! Sepak terjangnya luar biasa. Ku coba menelusuri tulisan-tulisannya, older post *click*, older post *click*.. rasanya nggak bisa berhenti. Semua pemikirannya, semua opininya bagai sepaket dengan magnet, menarik.

Ternyata, di sini, di lingkunganku, sungguh masih jauh dari yang sebenarnya hal-hal luar biasa bisa terjadi di dunia. Dibanding dia, aku jauh nggak ada apa-apanya.

Dan aku bertanya ke diri ini sendiri, "Apakah, kita hanya bisa menjadi bagian penonton dalam suatu sandiwara? Apakah hanya mereka yang bisa menjadi bintangnya? sementara kita, hanya terpana mengagumi keajaibannya."

Tidak kan?

Dia bisa, aku juga bisa. Pasti bisa, dan sekarang aku sedang belajar dan berpikir untuk kesekian kalinya, "Aku harus selesai dengan diriku sendiri!" karena, itulah kuncinya. Jangan stuck yu! Enjoy the party! :) Kita mulai, maka mari kita selesaikan.

3.17.2013

Huru-Hara Ilmu Resep 1

Sini-sini merapat, gue kisahkan soal pengalaman belajar ilmu resep.
Jadi, semester tiga ada yang namanya praktikum farmasetika dasar. Di praktikum itu, gue belajar bikin macam-macam sediaan obat. Yaa.. Rame lah. Walaupun harus diakui, gue bahkan temen-temen lainnya yang juga lulusan SMA masih cupu banget soal ini.
Nah, di semester empat ini, ada ilmu resep 1. Apa bedanya sama farmasetika dasar? Di ilres 1, selain membuat sediaan, gue juga belajar skrining resep. Apa itu? Maksudnya, sebelum sediaannya dibuat, gue musti membongkar, menggali, dan merobek-robek resep tersebut *eh. Pokoknya begitu deh, resep tersebut harus dianalisis dulu sebelum dikerjakan, mulai dari aspek yang menyangkut legalitas, farmasetis, maupun segi klinisnya. Jadi, seorang apoteker nantinya bisa loh mengajukan pertanyaan atau saran kepada dokter untuk perubahan pada resep yang ditulis. Jadi nggak mutlak dokter yang nentuin, tapi di sinilah peran kami untuk memaksimalkan kesembuhan pasien. Ya itu tadi, melalui serangkain skrining yang nantinya menentukkan obat yang akan diberikan pada pasien.

Kedengerannya asik ya? Tunggu dulu, bisa jadi asik sih sebenernya. Tapi, ada satu hal yang perlu kalian ketahui. Di sini, gue nggak ngerjain per kelompok tapi sendiri-sendiri. Ya iyalah, masa entar pas udah kerja musti memboyong temen sekelompok. :D

Sekarang kita ke bagian utama dari cerita gue. Sebelum praktikum, kami pasti di-briefing. Sudah jadi rahasia umum, setelah briefing pasti akan terjadi kerusuhan. Waktu itu, briefing ilres 1 hari rabu. Alngkah terkejutnya kami ketika mendapat kabar di hari kamis sore, "Besok harus sudah pretest dan mengumpulkan laporan awal. Silahkan hubungi asisten masing-masing" *deeerrr! langsung pucat* Masalahnya adalah asisten kami bukanlah kakak tingkat kami, melainkan dosen kami sendiri. Daaaann, bagian terbaiknya adalah kelompok gue dapet asisten dosen yang terkenal dengan bikin mahasiswanya, diem nggak berkutik, bungkam.

Malam hari, kami kocar-kacir mengerjakan laporan awal, format laporan nggak jelas, cara kerja nggak ada, modul nggak jelas, ngitung dosis masih galau. Lengkap! Tanya sana tanya sini, semuanya juga pada bingung. Bahkan, anak-anak lulusan sekolah menengah farmasi pun ikutan jadi cupu dibuatnya. Terlebih, besok juga ada pretest dan 2 praktikum untuk mata kuliah lainnya. Waktu yang padat. Seperti biasa.

Waktu itu, gue, risa dan mira ngerjain laporan awal bareng di kos mira. Masih dengan kekalutan kami, tiba-tiba hadirlah angin sejuk. Sebuah jarkom diterima, "besok nggak jadi pretest." Kami riang gembira tak terkira rasanya. Speed mengerjakan laporan menjadi agak menurun, santaaai..kayak di pantai.. Sampai akhirnya ada badai di pantai itu! Ada jarkom datang, yang menyatakan jarkom sebelumnya hanya untuk sebagian kaum. Kami kecewa. Harapan kami pupus sudah. Waktu itu sudah jam 10 malam, siapa yang berani sms dosen jam segitu? Siapaaaa? jerit hati kami.

Kabar semakin tidak jelas, kepastian nggak ada. Sementara, semangat kami mengerjakan laporan kandas sudah. *lebay* Kami pun tidur, bukan kami. Tapi hanya gue dan risa. Sementara mira, masih melek karena wilayah pulau kapuknya gue kuasai. :D Ketika bangun, gue gelabakan. -_- Percayalah, kami anak-anak farmasi akan sangat merasa berdosa ketika ketiduran ataupun tidur yang disengaja. Ah, sudah! Kerjain aja seadanya, palingan juga ngak jadi hari ini. Begitulah anggapan gue, meskipun ada kekhawatiran yang menjadi-jadi.

Di kampus, seperti ngak ada pencerahan karena yang ditanya pun juga masih kebingungan. Sampai, satu goncangan melemaskan kaki-kaki kami (lagi). Mute datang dengan langkah terburu-buru, lalu dia sampaikan kabar, "Asisten kita minta siang iniiii!!" Sudahlah, pasrah..

Siang itu kami mau nggak mau, bisa nggak bisa pretest, di jam setengah 2. Padahal jam 2 kurang 15 menit kami juga harus pretest praktikum lain. Sudahlah, jalani saja jalani saja.. Hibur gue sendiri. Ketika kami masuk ruangan dosen tsb, dinginnya seakan-akan mengirim sinyal pada kami, akan ada sesuatu terjadi. Kami dipersilahkan duduk, "Silahkan belajar aja dulu." kata beliau. Kami? nyengir. Muka udah pucet aja bawaannya.

Lalu beliau menghampiri kami, ditanya soal skrining legalitas. Mayan lah.. Ada aja yang bisa jawab. Nah! pas udah menyangkut dosis, kami dibantai. Satu kesalahannya adalah, kami hanya tau setengah-setengah dan beliau pasti akan menuntaskannya, dengan memburu kami misalnya. Muka kami sudah bener-bener pasrah. Di situ ada kesalahan kami dalam menuliskan dosis. Yak! jadilah.. Ibarat sedang perang, waktu itu dosen kami adalah pihak Jepang dan kami adalah peuang dengan bambu runcing, yang meruncingi bambunya saja belum sempat.

Kami keluar, dengan sedikit rasa lega dan rasa entahlah tadi dikasih nilai berapa. -_- Lanjut, ke lab. pretest praktikum lainnya. Yang kami kira sudah terlambat, ternyata belum. Tapi, sistem pretestnya adalah lisan juga. Whatta &^@E(E%!( day..

Itu, hari itu.. jumat 8 Maret 2013. Hari dimana, air mata semakin sulit untuk dibendung dan rasa lelah menjadi-jadi.

Tapi, gue dapati hari ini gue masih hidup, dengan senyuman yang masih bisa disunggingkan ketika menulis ini. Semoga, nanti, esok dan seterusnya gue, dan juga temen-temen gue selalu diberi kekuatan dan kesabaran untuk melalui hari-hari kami yang berat. :')